Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Surat itu Apa, Tante?”, Tanya Mereka

16 November 2015   11:51 Diperbarui: 16 November 2015   12:15 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Sebelumnya :

Bincang-Bincang dengan Kompasiana di Hari Kedua Pameranku

Anak-anak dan Dirjen Kementerian Kominfo di “Gallery of Animals”

Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!

Undangan untuk Semua Sahabat

***

Setiap hari ada saja kejadian menarik. Di hari kedua hari Selasa, pagi-pagi benar sekitar jam 11.00 (1 jam setelah Central Park Mall buka), seorang ibu membawa 2 orang anak-anaknya yang masih balita, mendatangi lokasi pameranku di lantai LG depan ATM BCA. Sepertinya mereka baru pulang sekolah, mungkin di salah satu sekolah TK di Apartemen Mediteranian, di lingkungan Podomoro City, tempat Central Park juga berada.

Karena ada beberapa orang berada di lokasi pameranku dan masing-masing sisi pameran cukup jauh, aku memilih yang jauh dahulu karena mereka meminta aku mendatangi mereka untuk bertanya-tanya tentang koleksiku. Jadilah aku tidak mengikuti ibu muda tadi dengan 2 anak balitanya. Aku menjawab banyak pertanyaan mereka sekitar 15 menit sebelum aku berbalik ke ibu-ibu muda dan anak-anaknya.

 

Si ibu dengan 2 anak balitanya …..

Ketika aku mendekati mereka, aku agak keder karena ibu itu agak marah kepada dua anaknya. Sebenarnya sudah sekitar 20 menit, tetapi kedua anak itu masih ingin melihat-lihat koleksi binatang-binatangku. Kuamati mereka, kedua anak itu sangat tertarik dengan binatang-binatang yang aku pamerkan. Dari awal, mereka berteriak-teriak jika mereka menemukan gambar binatang-binatang yang mereka suka. Dan ibu mereka dengan sabar bercerita dari tulisan-tulisanku di panel-panel koleksiku. Menyenangkan sekali melihatnya .....

Pengamatanku pun melihat bahwa mereka, anak-anak itu, belum mengerti tentang prangko dan benda-benda filatelinya, tetapi mereka sangat tertarik dengan binatang-binatangnya. Aku pun tidak menuntut mereka bisa mengapresiasi koleksi benda-benda filateliku, tetapi awalnta adalah ingin mengedukasi masyarakat terutama anak-anak untuk mulai pesuli dengan lingkungan, salah satunya adalah peduli dengan makhluk hidup lain yaitu binatang .....

 

Si anak terus bertanya kepada mamanya, dan awalnya si ibu menjawab dengan lemah lembut, sampai pada saat si anak tetap mau berkeliling pameranku, si ibu menggendong anaknya yang kecil, dengan menangis dan menggandeng anaknya yang besar dengan wajah cemberut, keluar dari lingkaran pameranku ……

Dari situ, dari pameranku, mereka 'bermain' dengan pikiran mereka. Ada gambar-gambar binatang, ada benda-benda filateli se-tema dengan gambar binatang itu. Lama kelamaan, di otak mereka akan 'menempel' benda-benda filateli tersebut. Diharapkan sedikit demi sedikit mereka bisa 'terbuka' untuk berkenalan dengan benda-benda filateli .....

Kedua anak itu semakin ngotot untuk ingin melihat sampai selesai, tetapi tidak dengan ibunya. Mungkin memang ibu nya harus cepat-cepat pulang dan ada kegiatan yang lain. Sementara anaknya yang kecil mulai menangis dan di gendong oleh ibunya untuk menjauh dari lokasi pameran ... dan kakaknya yang lebih besar, cemberut dan mengikuti ibunya dengan kekecewaan mendalam .....

Aku pun kecewa ... tetapi memang tidak bisa dipaksakan untuk melakukan hal-hal yang apalagi masih anak-anak, dan orang tuanya tidak mendukung .....

Pengalaman pertama, adalah kekecewaanku tentang kejadian Selasa pagi ..... 

Tetapi tidak pada Hari Rabu esoknya. Sekitar jam 11.00 pagi juga, segerombolan anak-anak sekolah PAUD dari Apartemen Mediteranian 2, datang ke lolasi pameranku bersama guru-guru mereka.  Mungkin ada sekitar 20 anak dengan 4 orang guru-guru mereka. Mereka lucu-lucu .....

Mereka berteriak-teriak dan saling tertawa-tawa menunjuk-nunjuk gambar-gambar binatang di panel-panel koleksiku. Suasana riang gembira. Beberapa pengunjung di lokasi pameranku pun tertawa dengan tingkah polah mereka. Semua senang, semua bahagia. 

 

Mereka berteriak-teriak dan guru-gurunya sangat sabar melayani pertanyaan2 mereka …..

Aku mendatangi anak-anak itu sementara temanku yang selalu menjagadan menemaniku selama pameran (Andyka),  mendatangi pengunjung yang lain, disisi yang lain. Oya, Andyka adalah seorang anak dari temanku, Vivi yang memang bersedia untuk menemaniku selama pameran berlangsung.

Aku mengamati dan memotret mereka. Beberapa dialog antara mereka dan anak-anak itu membuat aku tertawa.

"Anak-anak tadi kita belajar apa?", tanya seorang guru.
"Ayaaaaammmm. Bebeeeekkkkk", jawab anak-anak itu.

 

Anak-anak yang lucu-lucu dan membanggakan, siapapun yang melihatnya …..

Ya ... koleksiku memang aku atur dengan sistim jenis tempat hidupnya. Ayam dan bebek aku kelompokan ke 'hewan peternakan', bersama dengan kalkun, sapi dan kelinci. Jadi, sangat kebetulan pelajaran hari itu tentang ayam dan bebek, berada di tempat yang berdekatan. 

Mereka mengulang pelajaran pagi itu di sekolah mereka, di lolasi pameranku. Bahagianya hatiku ......

Seorang anak bertanya padaku,

"Tante ….. tante ... itu apa?", sambil dia menunjuk prangko tentang ayam dan bebek.

"Lucu ya tante. Gambarnya kecil-kecil, koq bisa ya ada ayam dan bebek disana  ... hihihi ... lucuuuu ...", tanya dia lagi. Dan teman-temannya berkerumun di depan koleksi ku prangko ayam dan bebek. Dan mereka tertawa bersama ....

Aku jawab, "Itu namanya prangko".

Tante, itu apa?

"Prangko itu untuk apa?", dengan syara dan kata-kata cadelnya menawan hatiku.

"Prangko itu untuk menulis surat. Kepada mama, papa atau teman-teman. Kepada bu guru juga bisa", jawabku.

"Surat itu apa, tante?", matanya membesar menatapku dan hatiku ... semakin tertawan. Aduuhhh ..... lucunyaaaa .... dan aku tertawa sambil mengusap kepala mereka.

Aku 'mati kutu'. Dan seraya tertawa dengan mereka, seorang guru berkata padaku,

"Itulah mereka, mba. Coba bayangkan, betapa pusingnya kami dengqn pertanyaan-pertanyaan mereka setiap hari, setiap saat .....”

Hihihihihi ..... ya, aku ingat ketika kedua anakku masih seumur mereka. Jutaan pertanyaan mereka yang membuat aku 'bertekuk lutut'. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat aku harus memutar otakku untuk menjawab mereka, dengan kata-kata sederhana yang mudah diserap oleh mereka .....

Ada juga seorang bapak mengajak anak perempuannya mengunjungi pameranku, di hari Kamis siang, sepulang si anak itu sekolah. Mereka berkeliling diantara jejeran panel-panel materi pameranku, dan si bapak dengan lembutnya selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan si anak perempunnya, sampai sekitar 20 menit.  Dan mereka pergi untuk pulang …..

 

Seorang bapak yang melayani anak perempuannya dengan kasih, lewat jawaban pertanyaan si anak itu

Juga seorang ibu yang dengan lembut menjawab pertanyaan-pertanyaan anak perempuannya, mereka sambil bercanda sampai aku mendtangi mereka dan sempat mengobrol dan berfoto bersama mereka.

 

Seorang ibu ayng juga menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya dengan kasih sayang, sampai anaknya puas dengan jawaban mamanya …..

Menyenangkan ketika orang tua mendukung anak-anak mereka dengan keinginan mereka. Tidak ada paksaan, tidak ada kemarahan. Karena pada dasarnya, anak-anak itu membutuhkan dukungan dan dorongan untuk mereka bisa berkembang dengan baik dalam kehidupan mereka serta mendapatkan hobi dan kegiatan yang benar2 mereka inginkan …..

***
Tidak mudah memang, untuk mengedukasi mereka. Jangan untuk menjelaskan tentang prangko apalagi benda-benda filateli kepada mereka. Tentang binatang-binatang itu pun mereka baru mempelajarinya.

Tetapi aku tidak menyerah. Aku akan menggelar pameran-pameran selanjutnya untuk mengedukasi masyarakat terutama anak2 dan remaja, untuk lebih mencintai lingkungan dan semua makhluk hidup lewat prangko dan benda-benda filateli. Agar Filateli Indonesia terus maju lewat karya2 anak bangsa ....

Salam filateli …..

Catatan :

Selama pameran, ada 7 sekolah PAUD dan TK di lingkungan Podomoro City, yang mengunjungi pameranku, anak dan guru mereka. Dan pertanyaan mereka kurng lebih sama ….. dan banyak sekali anak-anak datang ke pameranku ini, dengan keluaarga mereka ……

Beberapa foto mereka, yang sangat menyenangkan untukku, sebagai penyelenggara pameran, yang sangat sukses mengedukasi masyarakat dan anak-anak …..

 

 

Bahkan beberapa anak-anak balita, berjalan-jalan sendirian di antara jejeran panel-panel materi pameranku, tanpa pengawalan keluarganya ….. mereka kemana ya? Duh …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun