By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Anak-anak dan Dirjen Kementerian Kominfo di “Gallery of Animals”
Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!
***
Hari pertama setelah pembukaan, aku sibuk melayani teman2 dan undangan lainnya. Ketika pak Muly dan tim Kementerian Kominfo pergi dan aku asik dengan undangan anak2 SD sekitar 15 orang, para undangan terus berdatangan, termasuk teman2ku. Dari berbagai komunitas. Yang jelas adalah KomunitasFfilateli, lalu Komunitas Penulis Kompasiana, Komunitas Tintin Indonesia, Komunitas Postcrossing. Ada teman2ku dalam pekerjaan, beberapa Direkturku yang ternyata juga hobi berfilateli, serta sahabat2ku jaman sekolah dan kuliah. Menyenangkan sekali ……
Tidak pernah sepi dan Valentino selalu berada di sisiku, di Hari pertama dan Hari kedua. Hari pertama, aku hanya sanggup sampai sekitar jam 19.00 karena malam itu aku sama sekali tidak tidur. Aku harus menghimpun tenagaku untuk 1 minggu pameran, dan kemungkinan besar aku tidak ada yang bisa menemaniku ……
Hari ke-2 Pameran
Aku siap sejak jam 10 pagi. Masih ditemani mamaku karena beliau ingin melihat talk-show di sore harinya tentang menulis surat. Aku meminta tolong mas Iskandar Zulkarnaen, untuk mengupas cerita tentang menulis dan menulis surat. Valentino membantu aku sebagai moderator.
Pagi dan siang, dan setiap hari di kegiatan pameran2ku, selalu dipenuhi oleh banyak orang dan teman2. Awalnya mereka pasti hanya melewati saja, dan beberapa mereka tertarik untuk mendekati panel. Dan saat itu juga aku berjalan merambat perlahan untuk sekedar menyapa mereka.
Awalnya akan hanya berbasa basi. Suka prangko? Hobi menulis surat? Dan sebagainya seputar itu. Tetapi ketika aku meyani mereka dengan hati tulus dan memang sangat mengedukasi masyarakat, mungkin mereka melihat ketulusan hatiku, sehingga mereka pun tergerak untuk ‘curhat’ tentang hobi2 jadul, yang menurut mereka memang terbengkelai setelah dewasa …..
Dari ngobrol2 di deretan 114 panel pameranku, kami menjadi teman bahkan sahabat. Mereka senang dengan pelayananku, dan aku ajak ke mejaku. Meminta mereka untuk mengisi buku tamuku. Juga karena aku susah untuk diajak berdiri terlalu lama, jadi sekalian mengistirahatkan kakiku yang lumpuh.
Dari situlah, berlanjut. Beberapa dari mereka datang lagi keesokan harinya, bahkan membawa teman2nya. Kami memulai persahabatan baru lewat filateli. Menyenangkan sekali …… membuat mata hatiku semakin terbuka tentang sebuah persahabatan karena ‘haus’ akan informasi dan keinginan untuk melakukan yang terbaik bagi sesama …..
Makan siang, aku harus bawa dari rumah. Mengapa? Karena aku susah untuk berjalan. Dan jika aku makan, siapa yang jaga pameran? Padahal justru waktu makan sianglah yang terbanyak dari waktu2 pameran. Eh ….. ada juga deh, masa2 pulang kantor sampai malam, adalah waktu2 tersibuk! Membuat aku untuk pipis pun sulit ….. hihihi ….
Oya, aku ditemani oleh Andyka, seorang anak dari teman mainku, Vivi. Dia seumur Dennis anakku, 19 tahun dan dia sangat hormat padaku dan melayaniku. Tugasnya adalah mem-foto semua orang yang datang di pameranku dan membawa buku tamu ku, walau tidak banyak yang mu menulis di buku tamuku.
Sering juga aku minta bantuan Andyka untuk menggandengku mendapatkan tamu2 yang serius di panel2 materi pameranku. Karena lama2 aku sangat cape sehingga kakiku sedikit susah untuk melangkah ….. walau aku sangat capai, sungguh, aku senang dan bahagia lho …..
Di hari ke-2 itu, memang banyak undangan khusus untuk talk-show bersama dengan Kompasiana. Jam 2an, pak Dian Kelana datang. Waaaaa …. Beliau dengan wajahnya yang selalu teduh, membuat aku selalu tenang, seperti mengingatkan dengan papaku. Beliau pasti langsung memelukku, menyapa dengan sayang. Pak Dian Kelana memang salah satu sahabat Kompasiana terbaikku, sejak awal mula aku menulis disana.
Tidak lama kemudia, mas Irul, atau Choirul Huda, datang juga, tetapi tidak lama karena dia harus kerja lembur. Mungkin 1 jam Irul berkeliling di antara panel2 materi pameranku dan dia banyak bertanya2 tentang banyak hal. Tentang hidupku. Tentang hobiku berfilateli, tentang hobi menulisku, yang akhirnya ternyata dari “wawancaraku” dengan nya menghasilkan 2 artikel tentang ku dan keduanya di apresiasi HEADLINE di Kompasiana beberapa hari lalu ……. Waaaaaaa …… terima kasih, Irul ……
Lihat tulisan mas Choirul Huda :
Yuk, Kunjungi Pameran Filateli Christie Damayanti di Central Park
Ngobrol Bareng Christie Damayanti : Ngeblog Sebagai Terapi Otak
***
Waktu semakin sore, beberapa teman undanganku mulai berdatangan. Dari Komunitas Kompasiana yang terbanyak, Komunitas Filateli, Komunitas Postcrossing dan komunitas Tintin Indonesia. Valentino mulai sibuk dengan test suara, mengajak pengunjung mall untuk ikut bincang2 dengan kami. Mas Isjet, dari Kompasiana sudah siap sejak jam 16.00 tetapi karena itu jam kerja dan macet, maka acara dimulai baru jam 17.00. Dan walau yang datang baru sedikit,tetapi berjalannya waktu, semakin banyak undanganku, dan semakin ramai lah acara ini …..
Mas Isjet banyak bercerita tentang aku dulu, pertama kali aku belajar memposting tulisanku, belajar langsung dengan mas Isjet di kantor Kompasiana diantar Primus teman kecilku, yang mengenalkan aku pada dunia menulis. Lalu mas isjet juga bercerita tentang Kompasiana, sebuah blog keren untuk berbagi. Dengan Valentino yang selalu bertanya2 yang menghidupkan suasana, bincang2 ini serasa lebih berwarna.
Kemudian aku dengan kesaksianku sebagai Kompasianer dan penulis surat. Bagaimana sepak terjangku dalam menulis surat sejak jaman SD kepada orang2 terkenal dunia. Lalu bagaimana aku mulai mendapatkan ‘addict’ menulis surat sampai lulus SMA dan ‘melupakan’ hobi itu karena mulai sibuk dengan kuliah, lulus dan bekerja sebagai arsitek, menikah dan punya 2 orang anak.
Setelah itu, aku terserang stroke dan mulai mencari2 hobi lamaku. Mem-blow up serta mulai menulis sebagai penulis amatir di Kompasiana. Lalu berbagai pertanyaan dari peserta bincang2. Dan tidak akan melupakan kesaksian dari pak Dian Kelana :
“Pertama kali saya membaca tulisan mba Christie tentang stroke, pertama kali menulis yang diganjar Headline, saya merasa kepala saya mau pecah,” demikian awal kesaksian beliau.
Hihihi ….. aku sudah membayangkan, seperti kata Valentino selalu dan terus menerus bahwa awal tulisanku sangat2 susah menangkap apa yang aku maksud. Typo nya banyak dan emosinya sangat terlihat dengan tanda2 seru yang sampai belasan serta huruf2 besar dalam beberapa alinea ….. hihihi ….
“Tetapi ketika saya selesai membaca tulisan mba Christie, air mta saya deras mengucur karena terbayang betapa beratnya mba Christie dalam memulai hari2nya sebagai insan pasca stroke”……
“Saya ingin membantu tetapi tidak tahu harus bagaimana. Saya takut kalau mba Christie salah sangka dengan bantuan saya. Tetapi lama kelamaan, saya melihat perbedaan tulisan2 mba Christie dibanding pertama kali menulis. Semakin baik dan semakin baik, membuat saya bangga menjadi sahabatnya ….”
Aku sungguh terharu, ketika sahabat2 lama di Kompasiana yang selalu mendukungku, membuat aku bahagia. Termasuk pak Dian Kelana. Mataku agak panas dan mataku juga sedikit membasah. Tetapi aku terus tersenyum bahkan tertawa kalau Valentino berkata2 lucu.
Banyak pertanyaan. Banyak bercandaan. Suasana waktu itu sangat akrab dan santai. Walau acara mundur sekitar 1 jam, selesai acara pun lebih lama. Aku membagikan beberapa doorprize untuk 5 orang, dari Central Park dan buku ku ke-2, kepada masing2 dari mereka. Sekitar jam 7.00, mereka bubar, tetapi beberapa dari mereka tetap berada di seputar pameranku untuk tetap mengobrol dengan ku tentang filateli …..
Hari kedua ini, aku jalani dengan semangat yang masih sama dengan pembukaan kemarinnya, serta kebahagiaan yang tetap luar biasa untuk Berkat Tuhan yang juga luar biasa ……
Terima kasih, Tuhan …..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H