By Christie Damayanti
Ibu Fivi Ariyanti (Central Park), aku, Bp Prof.Dr.Kalamullah Ramli (Dirjen PPI Kementerian Kominfo), Bp Tata Sugiarta (Pos Indonesia), Bp. Rachmat Asaad (Perkumpulan Filateli Indonesia).
Sebelumnya :
Persiapan “Gallery of Animals” di Lokasi Hanya 5,5 Jam saja!
Dengan hati gelisah tak menentu, akhirnya sahabat2ku mampu menyelesaikan pemasangan materi pameranku tepat jam 7.30 pagi hari Senin, 26 Oktober 2015. Tidak berlama2 aku mengajak mba Novie untuk segera masuk kamar di Pullmannuntuk bersiap mandi, makan dan kembali lagi untuk acara pembukaan. Hanya 1,5 jam yang aku butuhkan karena aku harus membereskan sekali lagi di lokasi.
Mall belum buka, dan aku minta tolong untuk bisa ke hotel di atas mall, tanpa naik esklator (karena aku belum berani naik escalator, berhubungan dengan lumpuhnya kaki kananku, jadi harus naik lift). Bergegas kami berdua naik ke kamar di lantai 7, sementara mas Lukman masi sibuk dengan finishing, untuk setelah itu dia naik juga ke kamar kami untuk mandi.
Selesai beberes, aku dan mba Novi makan pagi. Tubuhku agak meremang karena tidak tidur dan vertigo terus menerus. Cukup capai tetapi excited. Aku berusaha makan cukup banyak, untuk menggantikan energy yang terkuras selama semalaman. Jam 9.00 tepat, mamaku sudah menunggu di lobby hotel, untuk bersama turun ke lokasi di lantai LG.
Excited! Benar2 excited! Aku benar2 gelisah tak menentu karena ini adalah perwujudan mimpiku 2 tahun lalu, menggelar pameran besar di mall terbesar di Jakarta. Tidak mudah untuk mewujudkannya. Selain aku selalu mengajak Tuhan dalam semua kegiatanku, aku juga harus terus berupaya untuk mewujudkannya secara manusia, bukan hanya sekedar berdoa saja …..
Jam 9.30 kami siap di lokasi. Aku meminta tolong untuk membereskan snack box yang sdah terkirim. Kursi2 baru saja datang. Beberapa tamu undangan ternyata sudah datang. Fiduca, dengan mengajak belasan anak2 SD. Meja2 dan kursi anak2 itu belum digelar. Aku sibuk untuk meminta tolong membereskan semuanya. Karena aku tidak mampu hanya dengan 1 tangan …..
Waktu semakin merambat dengan cepat. Tim Kementerian Kominfo semakin banyak datang. Tetapi Bp Kalamullah Ramli sebagai Dirjen PPI belum datang, tetapi sudah di persiapkan untuk beliau masuk dari lobby Hotel Pullmann dan langsung turun ke lantai LG. Tetapi ternyata beliau tiba2 datang dari arah berseberangan ……
Pak Muly, begitu aku membahasakannya, datang dengan elegan, bercakap denan santai di depan banyak anak2 SD yang datang bersama Fiduca, membuat kami semua cukup kaget, karena kedatangannya cukup tiba2. Tentu saja aku bahagia sekali! Beliau adalah orang yang aku sangat hormati, sebagai seorang Dirjen. Tetapi beliau juga bisa menjadi seorang teman dan sahabat, dimana disela2 kesibukkannya, beliau selalu menyediakannya untukku. Baik hanya sebagai teman curwat tentang filateli lewat WhatsUp, bahkan beliau sangat menyedikan waktu untuk datang ke pameranku, membukanya serta menandatangani Sampul Peringatan yang didesain oleh mba Novie, untukku!
Berebutan, kami semua menyalami beliau setelah beliau mengisi buku tamu yang aku sediakan. Souvenir dan snack box sudah dibawa dan beliau dipersilahkan duduk di deretan terdepan, di temani oleh ku dan ibu Fivi Ariyanti, Senior Manager Central Park. Karena ibu Pauline sebagai Director Central Park, tiba2 harus meeting di atas.
Karena BpMuly dan tim Kementerian Kominfo harus segera berada di Puncak jam 13.00 siang itu, sehingga pembukaannya tepat waktu. Diawali kata sambutan olehku, lalu disusul oleh kata2 pendukungan oleh Bp Muly.
Sungguh ….. mataku membias merah. Aku sangat senang, dimana beliau memberikan banyak apresiasi untukku. Mulai dari keadaanku sebagai IPS (Insan Pasca Stroke) yang dalam keterbatasan tetapi berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi Filateli Indonesia, lalu banyak apresiasi tentang kepedulianku untuk Filateli Indonesia, fokusku untuk edukasi anak2, remaja dan masyarakat bahkan beliau banyak berkata2 yang sungguh sanat membuat aku terdukung …… terima kasih pak Muly …..
Cukup lama beliau berkata2 dan setelah itu beliau membubuhkan tanda tangannya di Sampul Peringatan. Ada 4 SP yang ditandatangani beliau dan membuat aku sangat senang dan bangga!
Setelah itu, diantar oleh tim Kominfo beliau mengikutiku untuk menjelajah pameranku, walau waktunya sangat singkat. Dari mulai 30 jenis burung, beanjut ke binatang2 di sisi kiri (lihat tulisanku ….). Pak Muly benar2 berlama2 mendengarkan penuturanku secara rinci dan detail. Bahkan beliau sangat tertarik dengan “prangko puzzle”. Yaitu prangko yang berturutan gambarnya yang seperti puzzle. Sampai2 tim Kominfo harus mengingatkan pak Muly untuk segera pergi, menuju Puncak ……
Pak Muly terlihat tertarik tentang beberapa prangko koleksiku, terutama “prangko puzzle” …..
Jika beliau agak senggang, aku akan mengajaknya terus berkeliling semua materi pameranku, tetapi dengan keadaan kemarin pun, aku sudah sangat senang dan berterima kasih kepada beliau untuk bisa mengapresiasi kegiatanku sebagai karyaku untuk Indonesia …..
***
Begitu beliau pergi dengan tim Kominfo menuju Puncak, mulailah aku terus tersenyum kepada semua undangan yang ternyata semakin lama semakin membludak. Anak2 SD itu sudah sibuk dengan kegiatannya untuk menulis surat lewat kartupos yang sudah dibagikan. Aku duduk di bangku kecil milik mereka. Dan aku mulai berinteraksi dengan mereka ……
Niatku untuk semua pameranku adalah untuk adukasi full. Edukasi untuk anak2 dan remaja serta masyarakat umum, tentang hewan dan filateli. Awanya aku bercerita tentang hewan2 yang aku pamerkan lewat buku2 yang aku bawa. Ada 141 jenis hewan dari 150 negara di pameranku. Dan bertahap aku bercerita tentang beberapa hewan.
Anak2 itu sangat polos. Wajah2 mereka terbengong2 ketika aku bercerita tentang beberapa hewan. Banyak pertanyaan. Banyak keingintahuan mereka tentang hewan.
Mataku basah karena hatiku berdarah ketika kita semua sebagai orang dewasa kurang memperhatikan mereka, anak2 itu. Mereka hidup ‘dewasa’ lewat gadget dan orang2 yang tidak peduli dengan pertumbuhan mereka. Sungguh, mataku merah terus sambil aku bercerita …..
Lihatlah wajah2 mereka. Kita tidak bisa dan jangan memaksa mereka untuk menyukai prangko atau apapun yang kita inginkan. Jangan ada di pikiran kita untuk membentuk mereka menjadi apa yang kita inginkan. Jangan ada dipikiran kita untuk menduplikasi kita untuk masa depan mereka. Mereka bukan duplikasi kita. Tetapi arahkanlah mereka untuk menjadi diri mereka sendiri ……
Mereka akan menjadi sangat dekat dengan kita karena mereka mendapatkan perlindungan untuk apa yang ingin mereka lakukan. Mereka, mereka berteriak2, menggelendot padaku, bahkan mereka menciumku. Mtaku semakin membasah dan suraku serak. Terasa mereka membutuhkan perhatian …..”
Aku membagikan beberapa buku2 hewan yang memang sudah aku siapkan untuk mereka, untuk mereka belajar bersama.
Mari, kita peduli pada mereka, mari kita melakukan yang terbaik lewat karya apapun, untuk Indonesia ……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H