Lihat tulisanku .....
Jakarta Bebar Banjir? Ah … Itu Hanya Ilusi saja ….
Ada yang Masih Ingat tentang ‘Pengendalian Banjir’ tahun 1965 – 1985 di Jakarta?
Antara Bangunan Tanpa Ijin dengan Banjir yang Meluas di Jakarta
Ketika aku masih aktif sebagai arsitek dan membangun rumah2 sebagai pekerjaan sampinganku, aku sering mengalami berada di ujung jalan. Desain2ku selalu sesuai dengan peraturan. Tetapi justru si pemilik bangunan yang notebene adalah klien ku, memintaku untuk mendesain sesuai dengan kemauannya sendiri, tanpa mengindahkan peraturan2 yang selama ini aku tegakkan sebagai arsitek yang peduli dengan peraturan dan lingkungan. Jadilah, aku sering melepaskan klien2ku untuk silahkan mereka mencari arsitek yang lain, yang mau ‘disetir’ sesuai dengan keinginannya.
Tetapi banyak juga, klien2ku yang patuh dengagn peraturan2 sesuai dengan yang aku desain, tetapi ….. setelah rumah2 mereka selesai di bangun, tidak lama kemudian rumah2 mereka direnovasi TANPA IJIN dan mengubah sesuai dengan yang mereka inginkan …..
Lain lagi, warga Jakarta yang rumah2 mereka sudah lawas dan perlu dirombak, sebagian besar diantaranya merenovasinya TANPA IJIN. Mereka beranggapan bahwa toh rumah mereka yang lama itu sudah sesuai denga peraturan, kalau gitu selesaikan? Toh tidak minta ijin untuk lahan yang baru. Toh itu rumah kami, mau diapakan saja terserah kami, kan? Begitu …..
Hmmmm ……
Adakah yang terpikir bahwa peraturan2 dari pemerintah adalah yang terbaik bagi warga? Warga disini adalah semua warga, bukan kepentingan 1 warga saja. SAngat egois, ketika 1 orang warga hanya ingin rumahnya sesuai dengan keinginannya dan warga yang lain akan menanggung akibatnya …..
Peraturan2 untuk bangunan fisik kota, sudah disesuaikan dengan lingkungan. Peraturan2 untuk bangunan fisik kota sudah disesuaikan untuk merendam banjir, diantaranya adalah peraturan2 untuk adanya RTH (Ruang Terbuka Hijau) pribadi, sebagai taman dengan aturan2 tertentu. Dimana taman rumah kita sebagai RTH pribadi ini, justru oleh warga Jakarta dibangun untuk ruang2 tambahan …..
Jika hanya 1 atau 2 warga saja, tentu tidak akan berpengaruh bagi Jakarta. Tetapi, jika ribuan bahkan jutaan warga Jakarta yang taman rumahnya dibangun untuk ruang tambahan, BERAPA BESAR LAHAN DATARAN UNTUK PERESAPAN INI TIDAK MAMPU MENYERAP AIR HUJAN, dan air hujan terus mengalir dan menggenang dijalanan ?? Tidak sadarkah, hai ….. warga Jakarta ???