Padahal waktu itu, aku sangat yakin tim pemda sudah keluar dana banyak sekali tetapi detail2nya tidak di perhatikan dan maintenance nya semakin buruk! Alhasil, percontohan pedestrian ini menjadi pedestrian2 yang lain di Jakarta. Hanya konsepnya saja (yang dengan sistim bagi disabilitas) yang membahana, tetapi selebihnya ..... ??? Entahlah …..
Nah, ini pun demikian. Normalisasi sungai Jakarta luar biasa! Ok dan cepat sekali. Aku hanya mgamati saja. Perrlahan aku mendapatkan data2 lebih banyak lewat pengamatanku. Mungkin akan ada beberapa pertanyaan ata bahkan polemik. Tetapi, sungguh aku hanya ingin menyampaikan info2 untuk yang lebih baik lagi.
Normalisasi sungai dengn DAS (Daerah Aliran Sungai) nya
DASÂ Â (Daerah Aliran Sungai) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (PP No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1)
DAS dalam bahasa Inggris disebut Watershed atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut.
Â
Contoh DAS. Ada yang mempunyai batasan2 dengan perbukitan / pegunungan, dimana dataran sekeliling sungai inilah yang harus ‘bersih’, sehingga fungsinya sesuai, yaitu untuk menampung air serta penyerapan air ke dalam tanah.  Termasuk juga mampu sebagai RTH lingkungan ……
Â
detiknews.com
Sekarang, coba dicermati foto Sungai Ciliwung dengagn bantarannya penuh dengan pemukiman kumuh. Bagaimana dengan DAS nya? Jangankan DAS gembuk, DAS kurus pun, aliran air hanya sekedar aliran yang seadanya, dengan tumpukan sampah di dasarnya, yang pastinya tidak mampu untuk ‘menyerap’ banjir ……
Berarti ketika air hujan yang tidak masuk langsung ke dalam sungai dan tidak langsung terserap tanah, akan berada di DAS ini. Atau justru ketika ada banjir kiriman dari Bogor (misalnya), DAS seharusnya mampu menampung air banjir yang mumgkin meluap, yang akhrnya bisa membanjiri lahan di sekitar sungai. Artinya, di beberapa sungai harus mempunyai DAS yang gemuk, dan DAS kurus bisa dibangun di sungai2 kecil yang dari pengamatannya tidak sebagai jalan air banjir kiriman dari Bogor, seperti Sungai Ciliwung.