Mengapa aku berkata Jakarta ‘MUNGKIN’ tidak banjir lagi? Tidak terlalu yakin untuk TIDAK banjir lagi? Ada beberapa alasannya:
Normalisasi sungai-sungai di Jakarta berhubungan dengan penyerapan
Ya. Sebagian sungai yang sudah dinormalisasi melalui pengerukan dan pemindahan warga yang mendiami bantaran sungai Jakarta. Berarti satu permasalahan sudah diatasi. Pengerukan sungai pasti membuat sungai itu lebih dalam sampai beberapa meter, serta luasan sungai menjadi lebih besar karena bantaran sungai menjadi turap beton. Artinya, kubiksasi jumlah air, baik dari air hujan yang curahnya semakin besar di awal tahun, atau air banjir kiriman dari Bogor, menjadi semakin banyak.
Tetapi itu belum cukup untuk membuat Jakarta tidak banjir. Curah hujan Indonesia yang memang kadang-kadang tidak bisa diprediksi, serta banjir kiriman dari Bogor pun harus dihitung secara cermat supaya kita yakin Jakarta tidak akan banjir lagi. Perhitungan curah hujan, banjir kiriman serta kubiksasi volume air yang bisa ditampung di sungai2 itu, haruslah cermat dan smart. Ada ahli-ahli yang akan menghitungnya...
Lalu, ketika jumlah air yang tertampung lewat air hujan dan banjir kiriman itu memang bisa dijadikan awal kenyataan bahwa Jakarta tidak banjir lagi, siapakah yang bisa menjamin apakah “tidak banjir lagi itu meliputi seluruh titik2 Jakarta, ataukah hanya sebagian saja titik yang rawan banjir itu tidak banjir lagi?”
Mengapa aku menulis demikian?
Jika air banjir kiriman dari Bogor pasti langsung menuju Jakarta lewat sungai2 yang ada, tidak dengan air hujan, yang bisa ditampung dalam sungai, danau, situ-situ, bahkan bak-bak penampungan air lokal, serta satu lagi, dataran sebagai penyerapan! Air hujan langsung menuju ke ‘sungai’ bawah tanah (kecuali bak-bak penampungan lokal, seperti bak rumah tangga). Perhitungannya harus cermat, karena aku tahu, pakar-pakar Jakarta tentu sudah memperhitungkan itu semua, TERMASUK DATARAN JAKARTA SEBAGAI PENYERAPAN.
Lihat tulisanku Menuju Jakarta 30% RTH [Dari yang Sekarang 11% Saja], Mungkinkah?
Perbandingan luas kota Jakarta dengan kebutuhan RTH (Ruang Terbuka Hijau), seharusnya adalah 30%. Tetapi dengan hanya 11% RTH saja untuk kota Jakarta, aku cukup yakin bahwa Jakarta belum bebas dari banjir. Ya, memang normalisasi sungai-sungai Jakarta itu sangat membantu banyak untuk Jakarta lebih baik dan di beberapa titik tidak banjir lagi. Tetapi tidak semua titik Jakarta, akan aman dari banjir.
Terlihat, sedikit sekali RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang berwarna hijau, dibandingkan dengan keseluruhan luas Jakarta
Penyerapan Jakarta pun harus diperhitungkan dengan kemiringan. Artinya begini: