Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

‘Artère commerçante’ [Shopping street] des Champs Elysées

8 September 2015   15:39 Diperbarui: 8 September 2015   15:39 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

The Avenue des Champs Elysees adalah salah satu yg wajib dikunjungi kalau ke Paris. Suatu tempat yg benar2 menawarkan kemewahan dan ke’eksklusif’an. Tidak hanya bagi orang2 yg kaya, tapi juga bagi orang2 separuh ‘backpackers’ seperti aku. Apalagi untuk keluarga, jika berkesempatan ke Paris, tidak afdol jika tidak ke Champs Elysees ……

Adalah sebuah prestisius jalan di Paris , Perancis . Merupakan salah satu jalan paling terkenal di dunia, dan dengan sewa setinggi € 1,1 juta ( USD1.5 juta ) per tahun per 1.100 kaki persegi ( 92,9 meter persegi) ruang,  paling mahal kedua dari real estate di Eropa.  

The Avenue des Champs Elysees dikenal di Perancis sebagai La plus belle avenue du monde ("jalan yang paling indah di dunia"). Dan toko2 yang memenuhi jalan itu merupakan butik2 termahal di dunia. Jalan tersebut memang merupakan pusat mode dunia. Perancang dunia seperti Louise Vuitton, Gucci, Agner atau selevelnya, mempunyai butik2 cantik disana, yang selalu dipenuhi wisatawan dunia untuk mengunjungi dan membelinya.

Jalan ini akan mempunyai panjang  2 kilometer ( 1,25 mil ). Salah satu tujuan wisata utama di Paris, Champs Elysees  selalu memberikan banyak streetscape bagi pengunjung. Seperti banyak tanaman hijau, bench2 yang memanjakan pengunjung untuk beristirahat atau sekedar ‘streetmaps’ untuk dukungan mencari alamat. 

Istana Ellysee sedikit ke utara, namun tidak pada jalan itu sendiri. Lebih ke barat, jalan yang dipagari dengan bioskop, kafe dan restoran ( terutama Fouquet's ), dan khusus toko-toko mewah.  Champs Elysees berakhir di Arc de Triomphe , yang dibangun oleh Napoleon Bonaparte untuk menghormati kemenangannya.

Jalan Champs Elysees ini terakhir di renovasi tahun 1994, dimana di salah satu sisinya benar2 untuk pejalan kaki selebar lebih dari 10 meter. Mungkin antara 15 meter, bahkan di beberapa titip sampai 20 meter. Di sisi satiny lagi, hanya sekedarnya saja, juga untuk pejalan kaki tetapi hanya sekitar kurang dari 10 meter lebarnya. Dan jalur mobil2 sekarang,dipotong masing2 1 jalur untuk menambah ruas pejalan kaki.  

 

Di beberapa titik, lebar pedestrian lebih dari 10 meter, di beberapa titik lagi, bisa sampai 20 meter. Itu semuanya untuk kenyamanan pejalan kaki ……

Kami berjalan menyusuri kemana kakiku melangkah. Banyak sekali pejalan kaki, walau hari hujan dan angin dingin terus menerpa.

Sebagai pengamat dan fotografer amatir, obyekku adalah bukan belanja, tetapi ‘belanja mata’, atau dengan kata lain adalah ‘hunting’ arsitektur. Toko2, jalan2, pepohonan dan streetscape di jalan itu tidak luput dari perhatianku. Bangunan2nya jelas arsitektur Perancis. Pohon2 hijau di musim panas waktu itu, menambah keindahan dan ke’romantis’an Paris …..

Salah satu bangunan tua yang dipulas dengan modern. Tetapi masih terlihat keserasian tata arsitekturnya, dan tidak merubah struktur aslinya sebagai bangunan tua

Beberapa ‘ruko’ mulai berbenah, maksudnya, bangunannya memang tetap bangunan lama Perancis tetapi banyak di ‘pulas’ dengan arsitektur modern. Menurut aku, terlalu sayang. Bahkan ada bangunan yg benar2 arsitektur modern.

Salah satu detai klasik Perancis yang justru semakin dipulas dari titik ke-klasik-an nya

Walau Eropa sudah sangat mengerti tentang ‘kota tua’, tetapi Paris atau kota2 yang lain dan negara2 yang lai, tetap memperbolehkan bangunan2 tua di pulas kembali sebagai bangunan modern, dengan tetap tidak merubah struktur dan keindahan lingkungan. Seperti di Champs Elysees ini, perencanaan tata kotanya sangat tertata cantik, antara bangunan tua dan bangunan modernnya.

Streetscape jalan ini tidak banyak. Selain bangku2 biasa, ada juga tiang lampu ala Perancis dan tempat sampah. Kafe2 selalu mengeluarkan meja dan kursi2 untuk bisa makan dan minum di pinggitan jalan ini. Trotoarnya besar sekali. Jalan Champs Ellysse lebarnya kira kira 70 meter, dengan masing2 trotoar kanan kiri kira-kira 10 meter atau lebih. Suatu trotoar yg besar, sehingga memang bisa dipakai untuk ‘berdagang’ makanan dan minuman.

 

Salah satu detail bench yang terdapat di sepanjang Champs Elysees. Dan lampu2 khas Perancis, yang sangat terawat. Bisa kah kita menemukan sedikit saja sampah? Semuanya full bersih dan resik!

 

 

 

Sepanjang jalan ini pun selalu ada tempat pengumuman seperti foto diatas. Dan pepohonan disana sangat nyaman dengan adanya perawatan yang luar biasa (tanpa sampah), seperti foto diatas.

Aku ingin mencoba salah  satu tempat itu. Aku duduk di café, memesan jus buah dan cheese cake dan aku mau duduk di luar ! Anak2ku tidak mau menemaniku, mereka sibuk memilih barang2 kesukaan mereka d toko souvenir sebelah café yang aku singgahi. Aku menikmati sore hari di jalan ini, hanya merenung, mengamati dan menjepret apa yang aku suka. Wahhh ….. memang luar biasa. Sensasinya itu yg membuat aku seperti kaum jetset Paris, padahal, uangku hanya untuk ‘belanja mata’ ….. hihihi … ahay …..  

Jalanan di jalan itu menggunakan conblok dengan konsep desain ‘kipas’. Konsep ini membuat roda mobil tidak terlalu cepat seperti di aspal dan yg menyetir bisa merasakan sensasi tentang ‘bagaimana kita berjalan dengan melihat2 sehingga sering tidak melihat mobil yg melewatinya’. Dengan kata lain, konsep conblok ini bisa membuat jalan tidak licin dan menjadi alat untuk ‘mengerem’….. Ditambah conblok merupakan bagian dari ‘green’ perkotaan, karena conblok tidak dibatasi oleh beton, sehingga jalan yang dilapisi oleh conblok, jika ada air dan air hujan langsung meresap ke tanah ……

Conblok ‘kipas’ di sepanjang jalan Champs Elysees, yang merupakan bagian dari ‘green’ perkotaan. Terlihat, ada beberapa yang tidak segaris (tingginya tidak rasa), karena memangdibawah conblok ini tidak ada beton, melainkan langsung tanah  

Di beberapa titik di jalan itu, ada pengamen2 muda. Entahlah … apakah itu benar2 pengamen atau hanya anak2 muda yang ingin berekspresi. Mereka membawa peralatan music mereka yang lengkap. Ada gitar, piano, vianika bahkan ada yang membawa trombone. Benar2 lengkap. Jadi, bisa kah mereka disebut dengan pengamen, walau mereka juga meminta uang kepada yang mengerumuninya? Terserahlah …..

Ada juga anak2 muda yang mengekspresikan jiwa nya lewat melukis. Dan anak2 muda itu menjual lukisan2nya …..

 

Di foto diatas, ini adalah anjing2 terlatih untuk menemani tuan2nya. Biasanya tuannya adalah penderita cacat, memakai kursiroda dan anjingnya menemaninya, atau penderita tuna netra. Bahkan ada beberapa ‘pengemis’ di jalan termahal didunia ……

  

Louise Vuitton dan Zara adalah pemilik butik terbesar di Champs Elysees. Mereka mempunyai pelanggan tetap untuk turis2 manca negara ……

 

Di beberapa titik dijalan ini, mereka membangun canopy2 untuk teras café atau restoran mereka, dan juga mereka membangun ‘island’, sesuai dengan kapasitas café atau restoran mereka. Jika kita lihat di foto diatas, kenyamanan pun harus mereka perhatikan. Walau di beberapa titik tertentu jalannya mennyempit karena adanya kanopi dan ‘island’, tetapi tetap rapid an bersih, sehingga tetap nyaman untuk berjalan disana …..

Di beberapa titik yang lain, dibuatkan ‘island’ untuk berjualan souvenir, khususnya untuk kartupos, yang lasung bisa dikirim lewat kantor pos yang ada di banyak titik, apalagi tempat2 wisatawan seperti di jalan ini.

 

 

Di beberapa titik juga khusus toko2 yang menjual banyak pernak pernik makanan khas remaja, seperti burger bahkan ada Mc Donald’s. Tetapi tidak seluruhnya pengunjngnya remaja, bahkan orang dewasa berdasi pun mengkonsumsi makanan2 ‘junkfood’ ini.

Ada 1 gedung bioskop, yang menawarkan vanyak film2 yang sedang ‘in’. Termasuk permainan2 seperti di theater2 di Jakarta. Pengunjungnya lebih banyak kaum muda Paris.

Bahkan Hotel bintang 5 Marriot seperti ini pun mempunyai ‘hotel café’ di iland seperti  yang lain. Ini adalah hotel Marriot café, dan hotelnya sendiri berada tepat didepan island ini. Jangan Tanya berapa per-malamnya ….. Mau tahu?  

Untuk STANDARD room seharga 10,8 juta Rupiah per-malam! Dan yang PRESIDENT SUITE, per-malam sekitar 50 juta Rupiah ….. Brrrrrr, sereeeemmm ….. Tetapi posisinya memang sangat strategis, jika memang sangat sennang berbelanja di butik2 mahal ……

Polisi pun terus lalu lalang di sepanjang Champs Elysees, tetapi dengan menggendarai ….. kuda! Sayang, aku tidak sempat berfoto dengan kuda2 cantik itu ……

 

Bus tour, berkeliling kota Paris.Moelnya adalah ‘hop on & hop off’. Bayar dimuka boleh keliling kota sampai malam, nsik bus seperti ini yang mana saja …..

Dan, terakhir adanya ‘ojek sepeda’ khusus untuk turis, yang cape berjalan kembali lagi dari titik dimana mereka mulai berjalan di sepanjang Champs Elysees ….

Berjalan2 di sepanjang Champs Elysees memang sangat menyenangkan. Bagi yang tidak punya uang lebih untuk berbelanja di butik2 mahal seperti kami, itu un kami sudah merasakan seolah2 kaum jetset kota Paris.

Champs Elysees tidak membeda2kan wisatawan.  Wisatawan punya uang atau tidak, Chams Elysees menyediakannya ya seperti itu. Tinggal kita masing2 yang bisa memilah2 dan memilih2, apa yang bisa kita perbuat, untuk mengambil hasil dan pengalaman yang sebesar2nya, untuk dibawa pulang …….

Dan untukku sendiri, walau aku tidak punya uang lebih, aku memiliki keinginnan terus menerus untuk sebuah pengamatan sampai sedetail2nya, dan hasil pengamatan tersebut aku tuliskan dan berbagi lewat banyak hal. Salah satunya dengan artikel ini …… yang tahun depan akan aku rangkum dalam sebuah buku tentang Paris ……

Sebelumnya :

Sepanjang Champs Elysees

Menunggu Teman vs ‘Menunggu’ Jawaban Tuhan …..

‘Bon Appétit’ : Pizza Mix Mozzarela ala Vesuvio Café di Champs Elysees

The New Eiffel Tower : Mari Kita ‘Melayang’ ……

Antara ‘Kepedulian’ dan ‘Ketidakpedulian’ di Paris

Indahnya Dunia dari ‘Kepakan Sayap Nya’ …..

‘Kemenangan’ Sebuah Teknologi di Eiffel Tower

Sejuta Cerita di Eiffle Tower

Eiffel Tower dan [Toilet] Kaum Disabled

Eiffel Tower yang ‘Cukup’ Bersahabat …..

‘Romantisme’ Kota Paris [dan Jakarta] …..

Paris …. Ooooo Paris …..

‘The Pompidou Centre’ : Bangunan Unik karya Kenzo Piano, Arsitek Favoriteku

Le Fumoir Café yang “Istimewa”

Untuk Sekian Kalinya, Tuhan Menolongku …..

Hujan Deras, Kedinginan, Tidak Ada Taxi, Uang ‘Cash’ Menipis

‘Le Louvre Museum’ : Kolaborasi Klasik dan [Super] Modern

Sekilas Pandangan Mata Kota Paris

Paris yang Mendung dalam Romantisme …..

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

Paris? Romantis? Ah …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun