Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sepanjang Champs Elysees

8 September 2015   11:49 Diperbarui: 8 September 2015   12:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

By Christie Damayanti

Champs Elysees yang romantis, setelah diguyur hujan ….. sebuah postcard yang aku desain lewat foto2 Dennis ……

Sebelum kami ke Teoccadero, tempat untuk berfoto dengan latar belakang Eiffel Tower, kami berjalan2 sepanjang Champs Elysees. Dimulai dari ujung jalan. Arc de Triomphe. Sebuah monumen yqng juga merupakan saksi sejarah. Berada di ujung jalan Champs Elysees dan beberapa jalan yang lain, sebuah simpang banyak jalan di kota Paris.

Untunglah hujan sudah berhenti. Langit cerah warna biru muda cantik, dengan awan2 berarak, membuat Dennis sigap memotretnya. Hasilnya? Luar biasa! Beberapa fotonya, aku abadikan untuk kartupos2 cantik!

Arc de Triomphe, hasil jepretan Dennis menjadi sebuah kartupos cantik …..

Walau waktu di Eiffel Tower kami tidak mempunyai kesempatan untuk memotretnya dengan keadaan latar belakang langit biru cerah, Tuhan memberikan kesempatan lain di Arc de Triomphe. Tetapi karena hujan sudah berhenti, wisatawan2 langsung menyerbu untuk berfoto dengan latar belakang Arc de Triomphe. Untung vagi kami, sudah sempat berfoto dengan Arc de Triomphe yang sepi, beberapa jam yang lalu ......

Lucy, temanku yang aku tunggu, memang luar biasa. Dengan kakinya yang bermasalah dan memakai kruk, tidak merasa keberatan untuk mengantar2 kami dengan taxi. Berfoto bersama selama 1 hari dengan Lucy, adalah momen2 yang tidak akan terlupakan. Akhirnya, aku mendapatkan jawaban Tuhan yang kesekian kali nya, sesuai dengan apa yang aku butuhkan.

 

Dennis dan Michelle, akur dan sering berselfie bersama …..

Berfoto bersama anak2 pun juga momen2 yang indah. Secatq mereka agak enggan berfoto bersama, apalagi denganku. Mengapa, tanyaku. Jawabannya mengejutkan : karena mama narsis. Hihihi ..... ya, aku akan selalu narsis tentang anak2ku terkasih. Dan itu yang membuat mereka malu dengan teman2nya. Tetapi hari itu mereka mau berfoto narsia denganku. Bahkan ketika sekelompok anak muda Paris keren dan cool, tiba2 muncul di belakang kami dan mengajak berfoto bersama, seketika itu ramailah kami.

Anak2 muda itu, mungkin SMA atau kuliah, terlihat riang menggoda wisatawan. Termasuk kami. Dengan bahasa Perancis nya, entah apa katanya, tetapi kami merasakan sebuah aura kebahagiaan, menular ke kami, apalagi Michelle. 

Aku di kursi roda, dan Lucy dengan kakinya yang bermasalah memakai kruk …..

Anak2 muda Paris yang keren dan cool (kata Michelle)

Michelle yang sedang mekar memasuki masq remaja, sudah melirik cowo2 keren. Dia terbuka dan aku senang. Dia tertawa2 dan sumringah dengan anak2 muda Paris itu. Sayang, Michelle masih sangat pemalu sehingga ketika kesempatan berkrnalan itu terbuka, dia malah bersembunyi di balil figur mamanya ..... jadilah aku yang sebagai 'tameng' keingin-tahuan Michelle ..... hihihi ......

Dari ujung jalan, kami berjalan lagi menuju Disney Shop. Aku tahu adq di ujung blok pertengahan jalan Champs Elysees, secara itu adalah toko favoriteku. Cukup jauh tetapi sepanjang jalan ada banyak sekali momen2 cantik tentang banyak hal. Sehingga, aku tahu tidak akan ada yang bosan dan capek menuju kesana.

Dengan duduk di atas kursi roda dan di dorong Michelle, Lucy menemaniku disisiku sambil ngobrol. Dennis seperti biasa, jeprat jepret dengan kamera DLSR nya. Matahari bersinar cerah. Awan putihpun berarak riang. Udara sejukpun membuat nyaman dengan angin lembut bertiup sepoi. 

Butik2 mahal yang memang adalah pusat mode dunia itu, menyapa ramah. Luise Vuitton adalah yang terbesar, yang aku tahu. Berada di seberang jalan, Luise Vuitton melambai2 untuk kami masuk kesana. Tidak! Aku tidak tertarik dengan barang2 mewah bermerek. Aku lebih tertarik dengan perencanaan kota dan jalan ini dengan segala atribut kemewahannya. 

Champs Elysees, pemandangan ‘kemewaan’ yang tidak ada duanya, salah satunya dengan pedestrian lebih dari 10 meter di sepanjang jalan di sisi kanan dan kirinya …..

Selama berjalan2 waktu itu, memang kami merasakan aura kemewahan Champs Elysees. Tetapi ternyata juga, tidak banyak wisatawan yang memqkai baju2 mahal. Sebagai wisatawan, seperti kami, hanpir semua memakai baju2 santai atau justru jaket karena memang agak dingin. Terapi auta mewah itu tidak bisa disembunyikan. 

 

Perbedaan yang mencolok, dari habis hujan dan dingin, beberapa menit kemudian matahari bersinar cerah dan sweater2 pun ditanggalkan ……

Dennis yang selalu membawa kameranya untuk membidik titik2 yang dia senangi ……

Ketika kita sudah bisa berada disana, itu pun sudah merupakan 'kemewahan' tersendiri. Tetapi yang sebagian besar dati kita tidak tahu adalah, berapa besar perjuangan yang bisa sampai kesana? Tidak semua orang yang sampai kesana merapakan 'orang kaya', termasuk kami.

Aku menabung sekitar 4 tahun untuk bisa sampai kesana dalam wisata kali ini. Lalu aku tinggal didana beberapa minggu karena pekerjaan sekaligus bonus karena kerja kerasku. Dan pengalaman2ku tersebut selalu aku bagikan pada banyak orang. Tetap berusaha dan ..... ... bermimpi untuk apa yang memang ingin kita capai. Tapi jangan lupa, mimpi akan tetap berwujud mimpi jika kita tidak 'bangun' untuk berusaha mewujudkannya .....

Disepanjang perjalanan ke Disney Store, kami banyak berhenti dan duduk2 di bench. Bukan karena cape, tetapi untuk menikmati pemandangan yang unik dan menarik. Kami duduk santai, menukmati pemandangan ‘kemewaan’. Bayangkan saja, kami berada di jalan yang sangat terkenal sebagai jalan yang paling terkenal di dunia, merupaka pusat mode dunia. Dan kami berada disana. Bukan karena kami kaya. Uang kami hanya untuk ‘membeli’ pemandangan, bukan membeli Louise Vuitton …..

Dan aku memanfaatkannya untuk membeli beberapa kartupos atau cinderamata. Anak2 pun memanfaatkannya dengan berselfie ria atau becanda. Mereka terlihat bahagia dan membuat aku jauh lebih berbahagia ......

Dan kebahagiaan seorang mama adalah jika melihat buah hatinya berbahagia .....

Sebelumnya :

Menunggu Teman vs ‘Menunggu’ Jawaban Tuhan …..

‘Bon Appétit’ : Pizza Mix Mozzarela ala Vesuvio Café di Champs Elysees

The New Eiffel Tower : Mari Kita ‘Melayang’ ……

Antara ‘Kepedulian’ dan ‘Ketidakpedulian’ di Paris

Indahnya Dunia dari ‘Kepakan Sayap Nya’ …..

‘Kemenangan’ Sebuah Teknologi di Eiffel Tower

Sejuta Cerita di Eiffle Tower

Eiffel Tower dan [Toilet] Kaum Disabled

Eiffel Tower yang ‘Cukup’ Bersahabat …..

‘Romantisme’ Kota Paris [dan Jakarta] …..

Paris …. Ooooo Paris …..

‘The Pompidou Centre’ : Bangunan Unik karya Kenzo Piano, Arsitek Favoriteku

Le Fumoir Café yang “Istimewa”

Untuk Sekian Kalinya, Tuhan Menolongku …..

Hujan Deras, Kedinginan, Tidak Ada Taxi, Uang ‘Cash’ Menipi

‘Le Louvre Museum’ : Kolaborasi Klasik dan [Super] Modern

Sekilas Pandangan Mata Kota Paris

Paris yang Mendung dalam Romantisme …..

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

Paris? Romantis? Ah …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun