Aku memesan pizza dengan topping full keju mozzarella dengan beberapa bahan makanan seperti tahu, daging, sosis dan sebagainya, yang dipanggang. Pesanan Dennis hanya keju mozzarella tanpa bahan yang lain. Michelle memesan pizza keju biasa ditambah telur ceplok setengah matang diatasnya. Hmmmmm …… bau keju yang dipanggang benar2 membuat kami tidak tahan untuk memakannya. Begitu kami mendapatkan pizza pesanan kami di meja, langsug kami melahpnya, setelah berdoa, untuk kesehatan kami.
 Pizza2 pesanan anak2ku ….. bisa dibayangkan kelezatannya ??? Besar dan tebal, penuh dengan keju …… Yummyyyyy ……
Bon appétit …….
Kami memang sengaja berlama2 makan siang disana. Sambil menikmati suasana bahagia, serta meresapi rasa pizza kami, kami juga sekalian menunggu waktu jam 3 siang untuk bertemu dengan temanku, Lusi. Tante Lusi, anak2ku memanggilnya, di seberang café Vesuvio ini ( seberang jalan ).
 Telur ceplok setengah matangnya, masih mengalirkan kuning telurnya …. Wew, enaknya ……
Â
Rasa pizza kami memang benar2 luar biasa! Sepertinya tidak berubah dengagn yang terakhir aku makan disini. Enak, yummy! Panas2 sampai hangat, keju mozzarella ku masih berbentuk cairan dan rasanya di lidah, duuhhh ….. tidak bisa aku katakan! Kalau dihitung kadar kolesterolnya, pasti sudah melampaui batas tubuhku! Tetapi untuk wisata keEropa kali ini, aku sudah mempersiapkan ‘senjata’ sejak dari Jakarta, periksa dokter pribadiku dengan segepok obat2an dan vitamin2 yang mungkin aku butuhkan, sebagai insan pasca stroke.
Kekenyangan, pastinya! Bahkan aku tidak habis 100%, tetapi tidak dengan anak2ku. Sambil meminta petugas café untuk membungkus pizzaku, kami tetapi duduk kekenyangan, apalagi masih ada waktu sekitar 20 menit untuk bertemu Lusi. Dan akhirnya, kami keluar dari Café Vesuvio, dengan dada lapang kebahagiaan, perut kenyang karena pizza dan pikiran excited untuk kegiatan2 yang baru …..
***
Makan siang, atau makan apapun, merupakan mediaku untuk bertemu dengan anak2ku, termasuk di Jakarta. Karena semuanya sibuk dengan kegiatan masing2, makan malam adalah media bertemu dengan mereka dan mamaku setiap hari.