Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Indahnya Dunia dari ‘Kepakan Sayap Nya'

20 Agustus 2015   11:56 Diperbarui: 20 Agustus 2015   11:59 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

By Christie Damayanti

  

Perlahan kami mendaki Eiffel Tower sampai lantai ke-2, dengan mengendarai lift kami. Jika wisatawan yang tidak naik lift, kadang bukan hanya mau menghemat atau memang ingin 'olah raga', tetapi mereka juga untuk menghindari antrian panjang yang mengular, seperti yang aku tuliskan sebelumnya.

Lihat tulisanku Sejuta Cerita di Eiffle Tower

Ketika kami sampai ke lantai-2, pintu lift di kedua sisi terbuka. Petugas memberkan ruang dan wakru untukku. Michelle mendorong kursi rodaku dan Dennis menjaga kami dari belakang. Dan setelah aku dirasa 'aman' dari kerumunan dan berdesak2an, barulah si petugas membuarkan wisatawan2 itu keluar ..... cool ..... 

Kadang, aku merasa 'beruntung' sebagai disabled person. BERUNTUNG ??

Mungkin semuanya tidak ada yang mengerti, tetapi 5,5 tahun aku hidup dalam keterbatasan dan 1/2 tubuh lumpuh sebelah kananku, aku tahu bahWa Tuhan sangat mengasihiku. Walau aku cacat, ternyata di saat2 yang tepat, tidak ada yang bisa menyamaiku sebagai disabled person, dalam banyak kegiatan.

Misalnya, jika ke luar negeri, disabled person sangat dihormati. Tidak akan ada antrian, fasilitas2 terbaik yang tidak bisa dinikmati oleh wisatawan2 lainnya, diskon2 yang menguntungkan bahkan gratis (seperti yang aku alami di beberapa tempat di Singapore ), dan airport memberikan ruang dan waktu khusus untukku dan pengantarku. Tidak adq antrian, termaduk periksa pasport dan cek bagasi ......


***

Aku tersentak, ketika Dennis membuka pintu ke luar lantai 2 itu. Angin berhembus cukup dingin, agak mendung. Sambil tersenyum aku menyambut anak2ku yang sangat excited. Jadi, aku persilahkan mereka berkeliling, berfoto atau mengeksplor semuanya yang mereka inginkan, di lantai itu. Bahkan Dennis naik ke lantai 2 mezzanine, tempat lebih tinggi untuk bisa meng-'capture' tanpa ada besi2 railing, yang menghalangi padangan kita, di lantai 2 itu. 

Anak2 sangat gembira. Berlari2 berkeliling berkejaran, antara Dennis dan Michelle. Sebuah pemandangan yang sungguh membahagiqkan ku. Berfoto2 selfie bersama. Dan aku hanya berdiri di sisi terbaik, menurutku untuk melihat Paris yang mendung, di sisi atas Trocadero.

 

 Trocadero dan kota Paris, 115 meter dibawahku …..


Sementara anak2ku sibuk dengan kebahagiannya, aku berjalan menusuri sisi railing. Kursi rodaku, kuletakkan di sudut yang tersembunyi, dan aku berjalan2 sendiri, perlahan. Meng-capture pemandang indah kota Paris. Setiap sudut kota, aku mengabadikan, apalagi jika ada titik2 detail unik, aku pasti mengabadikan lewat zoom sampai belasan kali.

Hmmmm ..... aku senang sekali dengan kamera milikku, Lumix yang aku beli tahun 2012 di Singapore, dengan pembesaran sampai 21x dan 5x zoom detail. Jadi, aku bisa mengabadikan detail arsitektur unik dari ketinggian sekitar  15 meter! Atau setinggi sekitar 30 lantai! Anak2 excited, aku pun excited sendiri ......

 

 Pemandangan kota Paris yang mendung, dari Eiffel Tower, bidikkan kameraku …..


Detail kota Paris aku pestikan sudah aku abadikan lewat kameraku dengan memori external sampai 32 giga, akan bisa mengasilkan foto2 dan artikel2 ratusan lembar. Juga detail2 Eidfel Tower nya sendiri. Dari detail baja cremona sampai detail arsitektur yang 'exotis', menurutku.

’Exotis’ nya karena menara ini ada sejak awal tahun 1900-an, tetapi material dan desainnya, tidak ada yang menyamakan, termasuk menara2 di waktu2 modern ini! Lalu tiba saatnya aku mengamati mereke yang ada disana, termasuk kedua anak2ku yang waktu itu entah berada di titik mana dari lantai 2 dan mezzanine nya. Pasti mereka sedang sangat asik, memposting foto2 mereka untuk teman2nya di Jakarta .....

Jika aku keluar negeri, aku pasti tidak membawa telpon selular. Dibawa sih, tetapi di kanar hotel. Selain untuk menghemat ( waktu dan biaya ), telp selular akan menjadikan aku kami semakin ingin menposting, chating bahkan tenggelam dalam akrifitas yang tidak akan bisa menukmati suasana lingkungan. Ini wisata lho! Jalan2 keluar negeri. Aku sudah meminta anak2 untuk tidak memainkan gadget2nya, jecuali jika seperti ini, hanya sekedar memposting, tidak berinteraksi. Dan anak2 melakukannya ......

 

Dennis meng-explore kota Paris lewat bidikkan DLSR nya ….. Dan hasilnya, aku abadikan lewat kartupos2 yang aku desain untuk duna filateli ku ……


Lingkungan kegiatan wakru itu menang dengan suasana kebahagiaan. Banyak wisatawan yang sangat excited, sampai berteriak2 ke langit kota Paris, sambil meracau dengan bahasa mereka. Wajah2 mereka memerah, berteriak2 seperti tarzan dan berfoto2 dengan teman2nya.

 

 Wisatawan yang excited, melihat pemandangan lewat teleskop, untuk 15 menit 1 Euro …..

 

Begitu juga anak2ku, yang entah dari mana tiba2 sudah berdiri di hadapanku dengan wajah yang sumringah dan kata2 yang meracau berbahagia  ..... hahaha ...... bahagiaku melihat anak2ku berbahagia. Hilang sudah kepenatanku, hilang sudah kekawatiranku tentang semua hal. Kebahagiaanku adalah melihat anak2ku berbahagia …… Dan tidak salah ketika aku mengeluarkan sejumlah uang yang sangat besar untuk berwisata bersama mereka …… Puji Tuhan ….. terima kasih, Tuhan ……

 

 Dennis di mezzanine lantai 2 Eiffel Tower

 

Disana memang tidak dibatasi waktunya, kecuali yang ikut tour. Karena aku tahu, bagaimana ketat nya waktu tour, dank arena aku memang pernah ke Eiffel Tower sampai beberpa kali, makanya kali ini aku memutuskan untuk tidak ikut tour, baik tour dari Jakarta, bahkan tour dari Paris, yang ada di semua hotel untuk tamu2nya …… Apalagi, kami memang berniat untuk meng-explore kota Paris sedetail2nya, walau akan ada banyak kesulitan menghadang kami, dan aku dengan kursi roda seperti ini.

 

 

Dennis dan Michelle yang excited, berselfie ria, berdiskusi untuk memposting mereka kepada teman2nya di media social ….. bahagianya mereka, wajahnya bersih dan ceria …..

Mungkin 1 jam kami berada di pelataran lantai 2, sebelum kami masuk ke ruangan untuk meng-explore tempat2 yang ada. Cafe2 kecil, toko2 souvenir atau teater yang bercerita tentang sejarah Eiffel Tower.

Matahari memang belum memunculkan dirinya, dan sinarnya masih bersembunyi di balik awan, tetapi dengan tidak turun hujan pun, sudah membuat kami senang, sehingga kami puas meng-explore Eiffel Tower di lantai 2, dan aku siap denan ratusan foto2 kota Paris dari ketinggian 115 meter.

 ***

Indahnya dunia …..

Dari kepakan Sayap NYA, membawaku untuk melihat indahnya ciptaan NYA. Lewat Eiffel Tower, aku semakin dikuatkan untuk terus ‘bermimpi’ dengan terus berusaha keras untuk mewujudkannya. Bahwa, TIDAK ADA YANG MUSTAHIL bersama Tuhan ……

Ketika kita memelihara ‘mimpi’ kita, ketika kita terus berusaha untuk mewujudkannya dengan mengajak Tuhan selalu bersama kita melalui doa, kita tidak pernah tahu, apa yang menjadi rencana Tuhan untuk kita.

Ketika aku dalam keadaan yang sangat terbatas serta menurutku dan banyak orang, termasuk mamaku, mengatakan ‘tidak akan mungkin aku kesana lagi sebelum sembuh benar’, tetapi Tuhan membawaku kesana, bertambah dengan2 anak2ku yang belum punya pengalaman keluar negeri dengan ‘membawa' aku, mamanya diatas kursi roda.

Dan aku masih terus terpana, ketika ternyata aku bisa sampai ke Eropa lagi, sesuai dengan semua mimpi2ku yang terus menerus, untuk ‘terbang’ melayang berkeliling Eropa …..

Dan, mimpi2ku itu akan terus aku usahakan untuk terwujud, sambil mengajak Tuhan, melewati badai hidupku yang awalnya gelap dan kelabu, menuju pelangi riang di masa depan kami ……

Sebelumnya :

‘Kemenangan’ Sebuah Teknologi di Eiffel Tower

Sejuta Cerita di Eiffle Tower

Eiffel Tower dan [Toilet] Kaum Disabled

Eiffel Tower yang ‘Cukup’ Bersahabat …..

‘Romantisme’ Kota Paris [dan Jakarta] …..

Paris …. Ooooo Paris …..

‘The Pompidou Centre’ : Bangunan Unik karya Kenzo Piano, Arsitek Favoriteku

Le Fumoir Café yang “Istimewa”

Untuk Sekian Kalinya, Tuhan Menolongku …..

Hujan Deras, Kedinginan, Tidak Ada Taxi, Uang ‘Cash’ Menipis

‘Le Louvre Museum’ : Kolaborasi Klasik dan [Super] Modern

Sekilas Pandangan Mata Kota Paris

Paris yang Mendung dalam Romantisme …..

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

Paris? Romantis? Ah …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun