Hmmmm ..... aku harus cepat berpikir. Pertama, antrian sedemikian panjang dan halte untuk antri taxi hanya kecil saja, sehingga jika kita antri dan hujan deras turun lagi, kami akan basah dan mungkin akan sakit. Dan aku tidak mau sakit, karena masih sekitar 2 minggu lagi kami berada di Eropa.
Kedua, jika yang aku prediksi tentang 'eyel-eyelan' antara wisatawan dan pengemudi taxi benar, aku akan terperangkap lagi. Karena cash Euro ku menipis (hanya sekitar 100 Euro saja) dan aku tidak bisa mengambil uang cash walau lewat kartu kredit, yang bermasalah .....
Lihat tulisanku Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya …..
Tidak lama aku memutuskan kembali lagi ke kanopi Le Louvre dan berjalan lewat belakang. Ke daerah perkantoran, yang aku prediksi akan ada cafe atau pembergentian taxi khusus perkantoran. Itu hanya prediksiku, entah apa yang terjadi, tetapi kami bergerak ke belakang Le Louvre.
Di belakang Le Louvre memang area perkantoran. Bangunannya cukup padat sehingga kami bisa berteduh sewaktu2 jika hujan deras turun lagi. Waktu itu, sungguh aku kedinginan. Kulihat anak2ku mereka mulai kedinginan. Dan ketika ada pemberhentian taxi, astagaaaaa ...... lagi2 antriannya sangat panjang, karena waktu itu merupakan jam pulang kantor. Dan aku harus kembali berpikir keras, harus bagaimana, sementara hujan mulai turus lagi, bulan sekedar 'shower' .....
GOD! Apa yang harus aku lakukan?
Â
www.express.co.uk
Cash Euro menipis, dingin sekali dan hujan deras terus mengguyur. Anak2 cape dan kedinginan, dan Dennis tidak membawa celana panjang. Beruntung, kami tadi sempat membeli pullover Paris, sehingga Dennis 'terselamatkan', memakai pullover barunya.
Tiba2 aku melihat sebuah cafe, terlihat mewah, ‘Le Vumoir’. Wah ... paling tidak, mungkin kami bisa menghangatkan tubuh kami, makan soup hangat, sambol menunggu taxi. Kami bergerak kesana. Dan aku melihat, cafe mewah itu ternyata merupakan bagian dari sebuah hotel mewah : "Le Louvre Grand Hotel