Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sekilas Pandangan Mata Kota Paris

4 Agustus 2015   14:25 Diperbarui: 4 Agustus 2015   14:25 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

www.telegraph.co.uk

PARIS !

Sebuah kota impian bagi semua orang di seluruh dunia, sebuah kota yang menjanjikan sensasi. Kota  Paris menyajikan pandangan yang jauh berbeda dengan Amsterdam dan beberapa kota di Belanda, Brussels, kota2 yang ada di Swiss dan Liechtenstein. Karena setiap negara Eropa, memiliki budaya nya sendiri2. Termasuk dengan perkotaannya, yang masing2 spesifik sesuai dengan budaya dan sosio masyarakatnya.

 Bila di Amsterdam kami disuguhkan suasana kota yang damai, asri, bersahabat dan bersahaja dan di Brussel menyuguhkan suasana kota yang nyaman serta “kebanyakan”, lain halnya dengan Paris. Sepintas sudah terlihat bahwa Paris ingin menyajikan suasana kota yang lebih hidup & atraktif. Kendaraan lebih padat & macet dimana – mana. Kepadatan warga yang berlalu lalang juga suasana kota yang hangar binger ( penuh dengan deretan butik – butik dari yang murah sampai dengan branded ternama, bioskop, café, dll ).

 

Warga Paris sudah sibuk pada pagi hari, dan seperti Jakarta, Paris pun cukup macet dengan klakson terus bersahut2an.

Paris memang sensasi, sebuah kota yang sarat dengan kehidupan glamour sampai dijuluki sebagai salah satu kota ter-romantis di dunia.

Pagi2 sudah banyak warga untuk mulai bekerja, jalanan ramai, bahkan macet ! Tidak seperti di Amsterdam, Rotedram, Brussels, Zurich apalagi Vaduz. Dimana kota2 tersebut cukup sepi. Warganya lebih memilih untuk berjalan kaki dan meninggalkan mobilnya di rumah, atau mereka naik kendaraan umum. Tetapi Paris berbeda. Warganya juga ada yang berjalan kaki atau naik kendarran MRT, tetapi sebagian besar justru memamerkan mobil2 terbarunya dengan baju2 mahalnya, berkeliling kota Paris, termasuk wisatawan kaya, dari manca negara.

Champs de Ellysee, adalah sebuah nama jalan yang sangat terkenal di seluruh dunia. Jalan ini dipenuhi oleh butik – butik dengan branded mahal ( seperti Louis Vuitton, Gucci, Bally, Nike, Salvatore Ferragano ), dll, sangat ramai oleh penduduk setempat, pendatang & turis dari segala usia. Di depan butik – butik tersebut banyak terdapat café – café masakan Eropa, diselingi café dengan nuansa oriental. Café Perancis sangat terkenal denganoutdoor space bagi pengunjung, yang banyak ditiru oleh café di seluruh dunia. Walaupun suhu hingga dibawah AC (sekitar 10 – 12 derajat Celsius), tapi pe-nikmat outdoor spacetetap banyak, terutama di malam hari

 

Pagi di Champs de Ellyssee tahun 2006

Champs de Ellysee merupakan jalan yang panjang, diakhiri oleh monumen Arch de Triumph disisi utara. Dilanjutkan dengan bangunan modern Grand Arch di Le Defence, monument Arch de Triumph seperti “terbingkai” oleh kemegahan bangunan sebesar 100 m x 110 m ini.

www.jeanmichellejarre.com 

www.snaphappyross.co.uk

Arch de Triomphe, the end dari Champs de Ellysee, yg juga di bingkai oleh Grand Arch la Defence.

Dari ‘bingkai’ Arch de Triomphe, akan membingkai ‘bingkai’ Le Defence ….. konsep yang luar biasa artistic! Seperti itu lah, jika kita mendisain perkotaan, dengan rangkainya kolaborasi dan komprehensif!

Johan Otto Van Spreckelsen, seorang arsitek berkebangsaan Jerman, telah berhasil “membingkai” salah satu monument Paris yang terkenal di seluruh dunia menjadi “lukisan” terbesar di dunia! Sisi selatan bagian ujung adalah Museum Du Louvre. Jalanan ini menggunakan material batu alam yang sudah berumur ratusan tahun, yang didesain menyerupai paving blok yang dipasang setengah lingkaran berulang. Lebar jalanan sekitar 40 m untuk dua arah kendaraan, yang dibagi dengan kansteen yang agak lebar ( sekitar 1 m ).

Jalur pedestrian di masing – masing sisi selebar sekitar 15 m, sangat nyaman untuk berjalan kaki, serta duduk – duduk melepas lelah sambil menikmati para pejalan kaki yang lewat. Dibeberapa titik di pembagi jalan mobil, disediakan simpul – simpul untuk berfoto dengan latar belakang monument Arch de Triumph. Kendaraan sangat ramai berlalu lalang, agak susah untuk menyeberang.

Eiffel Tower. Sayang, suasana di Eiffel agak berkabut dan hujan sehingga foto – foto yang dihasilkan tidak maksimal. Karena waktu yang sempit & terbatas, kami hanya menikmati Eiffel dari jauh, dari sisi Military Academy. Sayang juga, air mancur monumental yang biasanya membingkai Eiffel Tower ini sekarang tidak berfungsi. Eiffel Tower didesain oleh Gustav Eiffel dan dibangun pada tahun 1877.

Eiffel Tower yang berkabut ….. tahun 2006

Notre Dame Cathedral adalah salah satu Gereja terkenal di dunia. Gereja ini terkenal dengan kemegahannya, dengan pintu masuk yang dihias dengan architrave berlapis yang mengisahkan tentang pengadilan terakhir, serta orang – orang yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di Surga. Ukiran dari material sejenis GRC ini tidak simetris dan tidak ada yang berulang.

Semua dibuat eksklusif, hanya satu ukiran di setiap titik. Luar biasa. Notre Dame Cathedral mempunyai sisi memanjang, dimana kekuatan strukturnya ditumpu dengan sirip – sirip yang didesain dengan gaya Gothic. Posisi Gereja ini tepat di tepi sungai Seine yang sangat terkenal dengan arus derasnya. Tidak seperti di Amsterdam, sungai Seine tidak digunakan sebagai jalur transportasi utama. Ada beberapa kapal turis seperti di Amsterdam, tetapi tenyata turis lebih tertarik menikmati Paris melalui jalan darat.

Setelah itu, ada Gedung Pompidou, karya Renzo Piano. Yaitu suatu gedung perkantoran dimana semua fungsi mekanikal & elektrikalnya berada diluar gedung, dengan dicat berwarna warni sesuai dengan fungsinya. Sangat atraktif. Gedung ini sempat diprotes oleh warga sekitar dan walikota, karena menyalahi kaidah perkotaan, dimana seluruh desain adalah klasik. Pada akhirnya, setelah gedung ini berdiri dan sudah membentuk opini public ( karena mendatangkan banyak turis dan decak kekaguman oleh praktisi – praktisi arsitektur & ME dari seluruh dunia ) , akhirnya gedung ini tetap berdiri dan menjadi salah satu landmark kota Paris.

Arsitertur modern yg ‘khusus’, memperlihatkan ME di semua ‘wajahnya’

Sama seperti gedung Pompidou yang mengundang banyak protes, Museum Du Louvre demikian juga. Pintu masuk museum ini berupa piramida kaca dengan sistim struktur space frame, dilengkapi dengan piramida –piramida sejenis yang lebih kecil dengan bahan sama. Padahal museum yang dikenal karena merupakan bekas istana Napoleon Bonaparte dan sekarang tempat menyimpan Lukisan Monalisa ini merupakan bangunan dengan arsitektur khas Perancis.

Memang sangat ganjil, dengan tiba – tiba terdapat segitiga kaca space frame ditengah – tengahnya, tetapi ternyata sang arsitek mampu menghadirkan pandangan mata yang sangat memukau ! Terlebih dengan sistim tangga melingkar bagi kita yang normal dan elevator hidrolik bagi kaum dishabled / cacat, sungguh merupakan perpaduan antara modern yang fungsional dan klasik yang abadi. Arsitek China kelahiran Amerika, I.M. Pei, telah berhasil lagi menyajikan salah satu karyanya yang memukau bagi public di seluruh dunia.

Dan Lafayette Gallery adalah sebuah shopping centre dengan arsitektur klasik Perancis, dan mewah dengan kanopi Haneda berwarna merah sebagai ciri khasnya. Disekitar Lafayette Gallery ini merupakan deretan pertokoan dengan bangunan berarsitektur Perancis yang khas dengan railing wrought ironnya.

 

Interior De Lafayette

Salah satu bangunan megah yang juga kami sempat kunjungi adalah Opera House. Di siang hari, warna gedung yang ditampilkan merupakan warna standard klasik. Tetapi di malam hari, gedung tersebut menyajikan pandangan mata yan sangat menawan ! Dengan bemain lampu sorot berkekuatan ribuan watt yang dipasang dikanan / kiri gedung ( berada di puncak gedung sebelah kanan & kirinya ), pada malam hari Opera House tampil terang benderang dan dikelilingi oleh bangunan lain dengan sinar lampu yang minim khas klasik. Penampilan yang sangat terfokus pada gedung, menghadirkan sensasi arsitekur yang magis.

Opera House, di pagi dan malam hari, tahun 2006

Sistim transportasi di Paris merupakan transportasi kota metropolitan, berbeda dengan Amsterdam & Brussel. Kendaraan utama adalah bus kota dan Metro. Kendaraan pribadi juga cukup banyak. Jalan – jalan protocol yang ada menggunakan material batu alam yang sudah berumur ratusan tahun. Jalan – jalan yang lebih baru menggunakan beton. Disetiap sisi jalan terdapat jalur pedestrian yang lebar, karena memang Paris adalah surga bagi para turis.

Negara – negara di Eropa memang sangat memperhatikan & mencintai karya – karya para arsitek di abad lampau. Mereka sangat peduli dengan bangunan – bangunan klasik, yang merupakan harta negara yang tak ternilai. Semua fungsi bangunan modern tetap ada, disesuaikan dengan bangunan yang ada & lebih mementingkan yang ada / klasik ( yang modern mengalah ). Setiap periodic mereka bekerja sama membersihkan bangunan – bangunan tua dengan sikat, sabun dan peralatan lannya, sehingga lumut – lumut yang ada akan hilang & bangunan menjadi berseri kembali.

Indonesia perlu belajar banyak kepada mereka, bagaimana kita harus lebih menghargai bangunan berarsitektur lama ( tradisional ataupun peninggalan para penjajah asing ), karena disitulah letak keindahan wajah kota. Bangunan modern bisa menjadi bagus bila disesuaikan dengan kondisi dan budaya bangsa, tidak semata – mata dibangun tanpa konsep yang jelas. Hal tersebut yang akan merusak penampilan sebuah kota ……

Sebelumnya :

Paris yang Mendung dalam Romantisme …..

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

Paris? Romantis? Ah …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun