Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Selamat Datang di Liechtenstein, ‘Prince Franz Josef II’, Kami Datang

29 Juli 2015   15:10 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:17 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Heidiland kesana hanya kurang dari 1 jam. Dan ketika bus wisata kami membelok ke kiri, menyeberangi sungai, sungai itulah perbatasan Swiss dengan Liechtenstein.

Dari jalan tadi, bus berbelok ke kiri, menyeberang jembatan perbatasan antara Swiss dengan Liechtenstein. Bendera Biru Merah dengan lambang negara nya …. Bendera Kuning Merah, belum sempat pelajari, bendera apa dan untuk apa …. Latar belakang bukit batu tinggi, dimana diatasnya adalan Vaduz Castle, tempat bermukim keturunan Prince Franz Josef II …..

Ujung yang lain, dari arah Liechtenstein menuju ke Swiss, dengan bendera Swiss dan latar belakang pegunungan Alpen yang hijau …..

Ujung jembatan terdekat adalah bendera Swiss dan ujung jembatan yang lain adalah bendera Liechtenstein. Menarik, dengan sungai jernih berair biru, sungai ini milik negara mana? Bus wisata kami berjalan perlahan, memberi kami waktu untuk mengabadikan banyak hal. Yang menarik memang banyak, tetapi karena waktunya cukup singkat, aku lebih memilih mengabadikan 2 ujung jembatan dengan 4 bendera : 2 bendera Swiss dan 2 bendera Liechtenstein. Dan dari atas jembatan itu, kami bisa melihat Vaduz Castle di atas bukit, tempat keluarga kerajaan bermukim …..

Kami hanya diberi waktu sekitar 20 menit, untuk segera pulang ke Zurich, yang memakan waktu sekitar 3 jam. Jadi, kami harus cepat2 jika mau mengabadikan semua yang diinginkan. Dan karena jika mau ke istana Vaduz, harus mendaki bukit cukup terjal dari pusat kota Vaduz, dimana aku tidak mampu kesana, sehingga aku dan anak2ku hanya berkeliling di pusat kota, Vaduz Plaza, dan mengabadikan lingkungan serta membeli oleh2. Coklat! Oleh2 yang sangat disukai anak2ku. Dalam sekejap, belasan batang coklat habis, sebelum kami kembali ke dalam bus ….. hihihi …..

Anak2ku ‘pesta’ coklat. Segera semuanya habis, sebelum kembali ke bus …..

Vaduz sendiri, ternyata tidak sama dengan anganku. Kupikir, Liechtenstein penuh dengan bangunan2 tua khas Liechtenstein, atau setidaknya khas Swiss. Tetapi ternyata Vaduz merupakan kota modern. Banyak bangunan modern, tanpa detail kuno sama sekali. Walau bangunan2 bersejarahnya memang dari abad pertengahan.

 

Suasana kota Vaduz, cenderung sepi. Terlihat sebagai ‘kota peristirahatan’, kan? Di foto yang bawah, adalah jalan utama Vaduz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun