By Christie Damayanti
Mamaku memang sangat senang dengan bercocok tanam. Mungkin memang beliau adalah anak seorang kepala sekolah SMP disebuah desa kecil di Purwokerto, dan juga mempunyai darah petani, mama dulu pun berkesempatan membantu eyang nya untuk bertani …..
Lihat tulisanku Bisakah Bumi Diperbaharui?
Berhubungan dengan kegiatanku tentang ‘kepedulian lingkungan’, mama ku menjadi seorang inspirator bagiku dalam menyuarakan tentang gerakan penghijauan kembali di lingkungan terkecil, disekeliling rumahku. Dan mama ku berhasil untuk membangun banyak habitat baru di taman rumah kami, berbagi dengan orang lain serta sedikit peran serta untuk menyelamatkan bumi.
Penghijauan kembali disekitar rumah
Setiap pagi, mama bangun sekitar jam 5.30. Setelah bersiap, beliau selalu berjalan2 sekitar kompeks untuk melatih kakinya. Setelah sekitar 1 jam, mama pulang dan sedikit beristirahat. Kemudian, beliau langsung masuk ke kebunnya. Dan disanalah beliau menemukan kebahagiaannya yang luar biasa, walau hanya sekedar mencongkel2 tanah dan menanam tanaman2 baru di dalam pot …..
Aku memang peduli lingkungan, tetapi aku tidak bisa melakukan seperti yang mamaku lakukan. Talenta kami berbeda, tetapi jika kita berbicara tentang lingkungan secara global, kita sama. Kedua taman di rumah kami adalah hasil karya mamaku. Hijau dan segar. Indah dan nyaman. Semua mengakuianya, semua kagum terhadapnya. Karena, mama sudah berusia 73 tahun, tetapi sangat semangat untuk menenem pohon2 kecil yang banyak orang berkata, untuk apa ditaman.
Mama bilang, “Sayang, karena pohon kecil itu akan tumbuh jika kita menanamnya, dan merawatnya dengan baik …..”
Suatu hari Sabtu, ketika mama ku sedang berkebun aku ingin mengobrol dengannya. Aku tahu apa yang beliau lakukan, tetapi aku ingin tahu lebih dalam lagi, apa yang beliau inginkan tentang sebuah ‘ruang hijau’ di rumah kami.
Awalnya, beliau bercerita tentang kesenangannya berkebun, dan aku tahu banget ssejak aku kecil. Dibantu oleh asisten rumah tangga kami, mamaku tidak harus berjalan kesana kemari atau mengangkut sesuatu, karena pada kenyataannya tubuh mama ini sudah tidak kuat untuk bergerak karena bermasalah dengan syaraf kejepit.
Mama bercerita tentang bagaimana beliau menanam di pot, sangat luar biasa gampangnya! Jangan terpengaruh dengan ‘cara2 menanam’ yang memang terlihat sulit, tetapi yang jelas aku melihat dengan santai, begitu gampangnya kita menanam, JIKA MAU MELAKUKANNYA UNTUK SEBUAH KEPEDULIAN …..
***
Di kebun kami, di ujung tempat mama ku berkebun, selalu ada pot2 dari yang kecil sampai yang besar. Lalu di belakang pepohonan, selalu tersimpan pecahan2 genteng, potongan2 gabus atau Styrofoam, sekam, serbuk gergajian kayu, pupuk kandang dan tanah. Mama ku bercerita, sekarang tidak mudah mendaptkan tanah yang baik untuk menanam. Aku kembali bertanya, lalu dari mana tanahnya? Ternyata, tanah mamaku dapat dari kebun kami di Cipayung!
*Pantesan, beliau rjin menengok tanah kami disana, sekalian mengambil tanah untuk menanam …..
Beliau hanya duduk berjam2 dan terlihat tidak merasa lelah. Wajahnya terus tersenyum ….. bahagianya ….. lalu beliaau mengambil sebuah pot sedang. Dimita nya asisten kami untuk mengambil potongan2 genteng dan sedikit Styrofoam atau gabus, yang katanya untuk menyerap air untuk kebutuhan tanamannya ( supaya air tidak langsung keluar dari pot ).
Setelah itu mamaku memberikan beberapa sendok sisa2 gergajian kayu atau potongan2 kayu. Setelah itu mama memberikan tanah hitam yang terlihat gembur dan subur. Beberapa sendok pupuk kandang, dan beliau mengaduk2 isi media tanamnya, dan …… taraaaaaa ….. pot dan media nya siap untuk di masukkan tanaman …..
Setelah itu, mamaku mengambil anak2 tanaman lama, hanya kecil2 dan terlihat remeh, tetapi ditangan beliau, tanaman2 kecil dan remeh itu siap melindungi Jakarta supaya lebih segar dan menghembuskan gas O2 nya, serta ‘menghirup’ gas CO2 …..
Untuk ssebuah media tanam ala mamaku, siap hanya dalam hitungan sedikit menit : sekitar 3-5 menit saja! Dan dengan sangat sederhana, aku memperhatikan mamaku menanam tanaman2 kecil nya ……
Dan dalam hitungan beberapa menit …. Taraaaa …. Jadilah pot cantik dengan tanaman2 kecil yang semula mungkin akan dibuang jika tidak ada mamaku …… mungkin hanya 6-7 menit dari menyiapkan pot sampai sudah jadi ….. hmmmmmmm …….
Mama juga bercerita, bahwa tiap hari pot2 itu harus disiram dan beberapa periodik sekali, ditambahi pupuk kandang. Dan hasilnya memang luaar biasa! Kedua taman rumah kami, dilindungi tanaman2 hijau yang subur dan bertumbuh dan berkembang dengan sangat cepat!
Jika ada keluargaku bertandang ke rumah kami, mamaku pasti memberikan pot2 tanamannya. Apalagi jika ada yang memintanya. Bahkan untuk urusan souvenir Pameran “GREEN” ku tanggal 7 Juli 2015 besok, mama membuat puluhan pot kecil untuk dibagikan …..
***
Tidakkah kita yang muda2 terinspirasi untuk melakukan yang sama seperti mamaku? Mungkin juga bisa dijual, untuk menambah uang saku kita. Tetapi yang jelas, ‘penghijauan’ seperti ini, walau hanya sekedar menanam tanaman2 kecil yang pasti dianggap remeh, dapat sedikit peran serta untuk menyelamatkan bumi …..
Lakukan yang terbaik, bagi diri sendiri, lingkungnan kita dan untuk bumi ini …..
Mari selamatkan bumi …..
PENGUMUMAN :
Jika berkenan, silahkan datang di
Pameran
“HIJAU Jakartaku, HIJAU Indonesiaku juga Bumiku dalam Filateli”
Pembukaan : 7 Juli 2015 – jam 10.00, oleh Direktur Pos Indonesia, Bp. Bonnie M. Wahid
Pameran : 7 – 11 Juli 2015
Tempat : Museum Prangko TMII – Jakarta Timur
Ada pot2 kecil souvenir, bagi yang datang 30 orang pertama, buatan mamaku
Sebelumnya :
‘Remeh Temeh’ tentang Kebutuhan Air
Permintaan Manusia untuk Kebutuhan Hewani? ‘Lebay’ dan Ga Masuk Akal!
Mengapa Nyamuk “Menyerang” Manusia?
Wisata Alam ‘Hutan Mangrove’, Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Manusia, Hewan, Tumbuhan dan Gaya Hidup
Cicak Itu Makan Nasi? So What?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H