Hanya sebertar aku berpikir tentang 'bagaimana membayar hutang kartu kredit', sekejab itu pula aku tersenyum karena aku sudah mempersiapkan segala macam hal sejak beberapa tahu belakangan ini, untuk menuju ke dalam mimpi2ku, ke Eropa bersama dengan anak2ku .....
![14325339881126400534](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14325339881126400534.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
![14325343301710335719](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14325343301710335719.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Sebelum kami naik bus wisata kami, aku sudah siap untuk membeli makan siang kami. Aku tidak mau terjebak dengan makan siang kami seperti di Pucak Titlis dimana aku harus membayar ratusan Euro hanya untuk makan sosis dan kentang serta minum mineral water.
![14325343582044509839](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14325343582044509839.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Ada kedai kecil Starbuck di depan Central Tour dan kami membeli beberapa roti dan kue serta minuman ringan untuk makan siang kami. Hmmmmm ...... makanan di Starbuck di Jakarta memang yang terbaik! Dengan makanan enak serta kue2 'rasa import', harga di Starbuck Jakarta mungkin ½ nya dari harga makanan di Starbuck di semua negara, selain indonesia ... hihi ... Tetapi masih lebih baik jika aku harus mengeluarkan ratusan Euro untuk makanan siang kami .....
Seperti biasa juga, kami dipersilahkan duduk di paling depan, langsung di belakang supir karena mereka tahu, aku sangat kesusahan untuk berjalan di lorong bus wisata ini. Apalagi jika bus berjalan, jika ada 'emergency'.
Perjalanan di Zurich ke Rapperswil, kota pertama yang kami akan kunjungi mnuju tempat terjauh, cukup jauh. Dari Zurch menuju ke perbatasan Swiss - Austria memang cukup jauh. Sekitar 3 jam lebih tanpa jeda. Diharapkan jam makan siang berada disana. Untung saja memang kendaraan tidak terlalu macet. Sehingga jam 12 kurang kami sampai ke Rapperswil, kota 'dunia bunga mawar'.
Selama perjalanan, seperti beberapa hari alu selama di Swiss, kami masuk ke banyak terowongan. Karena Swiss memang berada di perbukitan pegunungan Alpen, sehingga pemerntah setempat terus 'menggali gunung' membangun terowongan, karena jika tidak ada terowongan, berarti kita harus berkeliling dan berputar jia menuju tempat diseberang perbukitan atau gunung .....
Cerita tentang terowongan akan aku tuliskan khusus, karena terowongan merupakan desain struktur dan arsitektur yang spesifik sebagai bagian dari bangunan2 cantik untuk 'menolong' manusia, lewat teknologi .....
Sebelumnya :
'Zurich Hauptbahnhof' : Stasiun Kereta Tersibuk di Dunia