Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bermula Hanya Menulis di Kompasiana, Berkarya lalu Meluaskan Jaringan di Dunia Internasional

10 September 2013   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:06 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Aku sebelumnya hanya seorang arsitek lapangan, yang selalu berkutat dengan gambar2, tukang2, meeting, juga beton, besi, pasir dan sebagainya. Setiap hari aku hanya mengurus bagaimana bangunan2 tersebut bisa berdiri tegar seiring dengan keinginan si empunya. Aku juga hanya berkutat sebagai dosen yang ingin mahasiswa2nya bisa membangun gedung secara fisik, tetapi juga membangun mentalnya sehingga gedung tersebut bisa mempunyai 'hati'. Dan aku waktu itu hanya menginginkan yang terbaik untuk pekerjaan2ku sesuai dengan kehendak si empunya proyek.

Tetapi seiring dengan sakitku, aku tidak atau belum mampu lagi untuk ambil bagian secara fisik membangun gedung2 megah. Tetapi, aku sungguh ingin terus bisa berkarya, sampai akhirnya aku mengenal kompasiana dan membentuk komunitas IDKITA Kompasiana, yang mensosialisasikan teknologi internet untuk pemberdayaan bagi anak2 dan perempuan khususnya Indonesia.

13787924291035560195
13787924291035560195

Proposal dan konsep2 IDKITAyang diminati beberapa delegasi di APEC Women 2013, serta undangan dari 3 kementrian Indonesia dan 2 instasi yang berminat untuk kerjasama. Puji Tuhan

Ketika Ibu Linda Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sekarang ini mengundangku untuk kegiatan APEC Women 2013, aku sangat mengapresiasi undangan beliau, untuk datang ke acara tersebut di Bali. Lewat IDKITA, kami semuanya, dan aku khususnya, menyiapkan seragkaian konsep2 serta proposal2 kami, untuk kami bagikan dan 'sharing' kepada anggota2 APEC Women 2013 dalam 36 negara.

13787922491492788047
13787922491492788047

Aku dengan Ibu Linda Gumelar

Komandan kami, Valentino, menyiapan semuanya karena waktunya sangat mepet, tidak sampai 1 minggu untuk menyiapkan semuanya. Dan hari Kamis tanggal 5 September lalu, kami berangkat ke Bali dalam rangka undang APEC Women 2013.

Sebelumnya :

APEC Women 2013? IDKita Kompasiana Diundang ke APEC di Bali? Wah .....

'Opening Ceremony' APEC Women 2013 di Bali, 6 September 2013

IDKITA Kompasiana Terus 'Bersinar' di APEC Women 2013 di Bali

Memanfaatan Peluang Perempuan Indonesia di APEC Women 2013 di Bali

Serangkaian acara kami hadiri. Pada hari pertama adalah Opening Ceremony APEC Women 2013 di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali. Dari jam 9.00 sampai jam 12.00 lebih beberapa delegasi APEC ini membawakan konsep2 mereka di banyak bidang. Dibuka oleh Ibu Linda Gumelar, lalu kata2 sambutan dari delegasi Chair Russia dan Chair China. Dilanjutkan oleh Bapak Sjarifudin Hasan, Menteri Koperai dan UKM. Tetapi Bapak Menteri Hatta Rajasa berhalangan hadir, sebagai Keynote Speech.

1378792484341203527
1378792484341203527

13787925291462430250
13787925291462430250

1378792581949526307
1378792581949526307

Kata sambutan dan pidato oleh Bu Linda Gumelar, Chair Russia dan dari Amerika.

Setelah itu, ada beberapa pidato dari beberapa delegasi. Yaitu Mr. Cher Wang, Co-founder abd Chairperson of HTC Smartphone Chinese Taipei. Juga Bapak Gatot Suwondo, Direktur Urama BNI ( ini yang berminat sekali untuk IDKITA  datang kekantornya ). Ada Fumiko Hayashi, Mayor of Yokohama Japan. Juga Melanne Vergeer, Former US Ambassador for Global Women's Issues serta Ibu Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Dan Bapak Dahlan Iskan yang  seharusnya datanguntuk pidato, tidak hadir .....

13787926321525215999
13787926321525215999

1378792716265229220
1378792716265229220

1378792762546582442
1378792762546582442

13787928171528509968
13787928171528509968

Suasana di Pembukaan APEC Women 2013 di Ballroom Hotel Mulia Nusa Dua, Bali

Sambil mendengarkan pidato2 itu, IDKITA  mulai ber-gerlya untuk mencari sasaran bagi kemungkinan2 kerjasama dengan mereka. Tidak gampang karena aku susah untuk bergerak tetapi Valentino pergerakannya sangat cepat untuk bisa mendapatkan target sasaran. Aku hanya duduk dan melihat2 delegasi di sekelilingiku saja, serta habya bisa berbicara dengan mereka dengan terbata2 karena aku memang belum lancar untuk berbicara ......

Bermula dari delegasi Taiwan yang duduk di sebelah kami. Ms. Ethan Yi-Chen Hsiao ( Foundation for Women's Right Propotion and Development ). Dia dari Taiwan Timur dan dia bercerita tentang perempuan2 desa disana ternyata sudah mampu untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam kesempatan untuk mempromosikan dan menjual barang2 kerajinannya tanpa melalui pemerintahannya. Aku sedikit 'iri' dengan keberadaan perempuan2 dari desa Taiwan Timur, secara Indonesia saangat jauh tertinggal. Jangankan untuk memasarkan dagangannya secra online, membuka internet pun belum bisa, bahkan banyak yang belum tahu apa itu internet!

1378792868635423336
1378792868635423336

Aku dengan Ms. Ethan Yi-Chen Hsiao dari Taiwan

Lihat tulisanku Buruh Petanipun Harus Bisa Internet!

Berikutnya adalah Mr. Hwang Jiun-Chen ( Assitent Director Departmen of International Organization - Ministry of Foreign Affairs China ). Valentino yang berbicara, secara lebih ke teknisnya. Ya, aku dan Valentino bekerjasama untuk 'menjaring' pasar potensial untuk kai bisa berkarya bagi anak2 dan perempuan, lewat konsep2 IDKITA.

13787929161821516915
13787929161821516915

13787929691166313289
13787929691166313289

Valentino menjabarkan konsep2 IDKITA kepada Mr. Hwang Jiun-Chen dari China.

1378793012649907436
1378793012649907436

Valentino dengan delegasi dari Vietnam yang juga peduli dengan pemberdayaan perempuan

Selepas istirahat makan siang Di Hotel Mulia, kami memasuki Session ke-2, dengan tema 'Women and ICT' ( Infomation, Communication and Telecommunication ). Tiap Session dibagi 3 Panel dan kami terus mengikutinya sampai lebih dari jam 7 malam. Masing2 Panel ada beberapa delegasi yang memperkenalkan konsep2 mereka.

Dengan di moderatori oleh Fifi Aeyda Yahya dari Metro TV, 5 panelis di panel pertama pun saling berpidato sebelum melempar tanya jawab kepada audience. Panel pertama dengan tema 'ICT  Tools to Empower Women'. Dengan 5 pembicara dari Jepang, Singapore dan USA. Tetapi sangat disayangkan, ketika negara Indonesia dimana perempuan2 di desa masih dalam titik susah untuk mempelajari internet, pembicaraan itu membuat aku angat merasa miris. Ternyata 'dunia' mereka masih jauh dengan kita. Mereka membicarakan tentang bagaimana perempuan dunia bisa melakukan dan memompakan kekuatan mereka dalam teknologi ( internet ) dalam berkarya, justru indonesia masih sangat membutuhkan edukasi untuk perempuan2 desa dalam belajar dari 0 dalam ber-teknologi!

Panel kedua lebih menarik lagi, sebenarnya. Temanya 'ICT for Bussiness Marketing and Networking among Bussiness Women SME and Across Sectors'. Tetapi, lebih disayangkan lagi. Bahwa perempuan2 desa di Indonesia sebagai negara berkembang sebenarnya mampu untuk berkarya. Misalnya, pekerjaan tangan seperti membatik, patung2 menenun, atau makanan2 tradisional meeka, tetapi banyak dari mereka tidak tahu bagaimana harus menjualnya. Mereka hanya menjual secara tradisional di pasar2, padahal mereka bisa mempromosikan nya lewat internet dan bisa menjualnya ke luar negeri TANPA dibantu pemerintah. Itulah yang membuat aku berkali2 menarik nafas melihat kenyataannya, bahwa Indonesia masing sangat jauh dalam keikutsertaannya di komunitas dunia .....

Yang ketiga bertema 'Srategies to Disseminate ICT Tools for Further Use among Women in AEC Economies'. Jujur, aku sudah merasa diawang2. Maksudnya, panelis2 dari panel 1 sampai 3 ini berasal dari negara2 maju, dimana teknologi internet merupakan KEBUTUHAN! Sementara di Indonesia, internet hanya sekedar LIFESTYLE, bukan untuk perempuan2 desa, tetapi perempuan2 kota ( sebagian besar ) dan anak2 serta remaja. Internet hanya sebagai media sosial, bukan untuk berkarya. Apalagi bagi banyak perempuan berata bahwa internet adalah Facebook!

Rehat ketiga Session selesai sekitar jam 18.00 lebih. Para delegasi pun pergi untuk datang kembali mengikuti makan malam bersama dari jam 19.00 sampai jam 21.30. Hari pertama ini, kami cukup puas dengan hasil IDKITA  membagikan konsep2 dan proposal2 kami. Yang kami dapatkan adalah undangan dari 3 orang menteri Indonesia untuk audiensi karena mereka tertarik dengan konsep2 kami. Lalu juga dengan Direktur Utama sebuah bank nasional Indonesia.

Tuhan memang luar biasa! Bermula dari hanya sekedar menulisdi Kompasiana, sampai membentuk sebuah komunitas ber-tema-kan 'Internet Sehat dan Aman', sampai Tuhan mengijinkan kami untuk berkarya lewat IDKITA, kesekolah2 dan banyak komunutas d seluruh Indonesia, dan Tuhan mempercayakan kami untuk lebih meluaskan pelayanan kami dalam dunia internasional lewat APEC Women 2013 di Bali ini.

Terima kasih, Tuhan! Hari kedua APEC ini IDKITA terus 'bersinar', tunggu artikelku berikutnya ......

http://sosbud.kompasiana.com/2013/09/10/aku-tidak-tahu-kemana-tuhan-akan-membawa-kita--588491.html

1378793064180829932
1378793064180829932

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun