Apakah i-Potty seperti ini justru memperkenalkan anak2 untuk 'berbeda' dengan teman2nya dan kemungkinan justru anak tersebut tetap ingin duduk di pispotnya setelah selesai buang hajat, karena tabletnya?
Apalagi di foto di atas, i-Potty berada dalam lingkungan belajar, dengan orang2 di sekelilingnya? Untukku, 'ga banget, deh!
Seharusnya pun, jika kita mau 'toilet training' dengan i-Potty, kita bawa anak kita dengan i-Potty nya berada di kamar mandi, bukan di ruangan2 yang lain. Katanya kan 'toilet training?'
Pertanyaannya, bagaimana jika anak2 yang mempunyai i-Potty seperti itu, justru tidak mau melakukan 'toilet training', dengan pipis atau BAB? Justru mereka hanya ingin dudfuk dan bermain dengan tabletnya? Atau ketika 'toitel training' selesai tetapi mereka tidak mau dibersihkan untuk lepas dati i-Potty nya?
Si penulis berita tentang i-Potty mengatakan bahwa sebuah i-Potty mampu menghadirkan 2 pengajaran untuk anak2, yaitu tentang 'toilet training' dan pengenalan anak2 dengan teknologi ......
***
Tidak salah memang. Ketika kita mempunyai anak2, pastilah kita berusaha untuk berbuat yang tebaik bagi mereka. Jika kita mampu, kita akan membelikan barang2 dan mainan2 yang bagus, untuk ( katanya ) mampu membuat anak2 kita tumbuh lebih baik dan lebih pintar. Terbuktikah?
Jika kita tidak mampu secara materi, pun kita pasti tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik! Itu pasti! Tetapi apakah seorang bayi harus 'menghabiskan' dana orang tua untuk berbelanja gadget dan teknologi? Harus kah, sebagai bayi dan anak2? Apakah mereka tidak bisa 'nebeng' untuk belajar lewat barang2 orang tuanya?
Coba lihat, barang2 yang memang harus ada untuk memenuhi hidup dan kegiatan bayi pun sangat bannyak dan mahal. Misalnya, baju2 bayi yang memang harus lebih banyak karena kebutuhannya. Popok bayi yang sekarang digantikan oleh 'pampers' atau napkin sekali buang ( harganya cukup mahal ). Lalu peralatan mandinya, yang juga mahal, karena peralatan ( misalnya, sabun dan sampoo serta peralatan2 yang lain ) orang dewasa tidak bisa untuk bayi. Lalu makanannya, dan susunya. Semuanya adalah memang harus diadakan untuk seorang bayi dan anak2.
Tetapi, bagaimana jika orang tua yang berkelebihan membelikan bayi dan anak2nya sebuah gadget mahal dengan meinginan untuk mulai memperkenalkan teknologi kepada bayi dan anak2 mereka? Perlukah?
Semuanya memang bergantung kepada diri orang tua masing2. Tetapi untukku, jika aku sekarang mempunyai bayi dan anak2 kecil ( untungnya, kedua anakku sudah remaja, dan sudah mampu menciptakan ruang tersendiri untuk kegiatannya ), aku akan berusaha memperkenalkan hidup dan masa depannya untuk keluarganya, lingkungannya, alam sekelilingnya, kotanya, budayanya serta tanggung-jawabnya kepada Tuhan! Aku akan terus memperkenalkannya kepada teknologi untuknya, karena teknologi memang merupakan masa depannya. Termasuk gadget, karena mereka akan hidup dengan gadget dan teknologi di kehidupan dan masa depannya.