Beberapa hari setelah itu aku harus beristirahat di rumah sampai pendarahannya berhenti sambil diberi vitamin2 untuk memperkuat kandungan. Dan setelah itu, setelah bercak2 darahnya berhenti aku bisa mulai bekeja lagi, dan aku tetap harus berhati2 untuk jangan stres lagi.
2 minggu kemudian, pendarahan itu terjadi lagi. Bahkan lebih banyak dari yang pertama sehingga aku harus dilarikan ke rumah sakit untuk bed-rest dan di infus. Aku bingung. Aku takut. Aku belum berpengalaman apa2, baru saja menikah serta baru saja hamil yang pertama, sehingga aku semakin stres. Manusiawi. Walau tetap orang tuaku tetap meminta aku berdoa pada Tuhan, tetapi aku tetap saja stres. Sehingga dalam beberapa hari di rumah sakit, aku keguguran .....
Aku keguguran anakku yang pertama. Sumber kebagaiaanku yang utama sudah hilang, dan membuat aku bertambah stres. Sedih dan sedikit takut. Ada apa denganku? Katanya, aku sehat dan fisikku menunjang. Tetapi mengapa aku kegguran? Ada apa dengan fisikku? Ada apa dengan kesehatanku?
Dokter kandunganku pun sangat heran, apa yang terjadi denganku, sehingga begitu aku cek ke dokter lagi, beliau, Dr Eriyono Wiyono almarhun meminta aku mencari '2nd opinion' kepada rumah sakit yang lain. Dan ditunjuklah ke RSCM serta klinik YPK di Menteng. Karena katanya baru hanya di RSCM dan YPK yang mempunyai alat2 lebih canggih. Itu memang baru tahun 1995, baru beberapa rumah sakit saja yang mempunyai alat2 super canggih.
Seminggu kemudian, barulah ketahuan bahwa di sisi luar rahimku ( uterus ), terdapat 2 jaringan ikat yang katanya disebut myoma, masing2 berdiameter 11 cm yang terdapat dekat2 ginjalku. Berarti besarnya 2 x 11 cm = 22 cm. Pantesan, alat USG di rumah sakit tempat aku berobat tidak bisa mendeteksinya, walau dimensinya sangat besar di dalah tubuhku. Karena untuk mendeteksinya, USG itu bukan lewat sisi luar tubuhku tetapi justru sisi dalam tubuhku .....
Bayangkan! 2 buah myoma besar sudah berada di dalam tubuhku, yang kata Dr Eriyono, myoma itu sudah 'tua'. Artinya, myoma itu berada di sisi luar rahimku dari aku masih kecil. Pantesan saja, duu perutku agak besar, sementara perut teman2ku sangat langsing, tetapi mana aku mengerti? Tida pernah berpikir tentang hal2 itu, termasuk juga mamaku .....
Ya sudah ..... aku tetap menerima dengan ucapan syukur bahwa apapun yang terjadi dalam tubuhku ini, aku berserah kepada Tuhan .....
***
Aku sudah mulai bekerja lagi setelah aku menghilangkan sisa2 stres ku setelah keguguran. Dan dokter juga memintaku untuk terus berserah, jangan takut dan jangan stres. Tetap sehat dan aku harus menjalankan terapi agar myomaku tidak bertambah besar. Dan juga untuk aku bisa merawat rahimku dalam penantian seorang janin lagi, suatu saat .....
Sekilas tentang myoma yang menyerang rahimku :
( catatanku waktu itu di ruang Dr Eriyono )