[caption id="attachment_283517" align="aligncenter" width="498" caption="www.cikinigoldcentre.com"]
Contoh denah Pasar Cikini dengan kios2 modern, tetapi mengacu pada konsep pasar tradisional. Dan untuk limbah pasarnya, seharusnya sudah di analisa dengan AMDAL dan dibuang dengan fasilitas2 modern.
Begitu juga untuk konsep Pasar Rumput. Dengan bekerjasama dengan pihak2 swasta, seperti dengagn CGC, pemda bisa me-redesign dengan memasukkan PKL2 yang sekarang berada di jalan utama. Konsepnya adalah :
1.      Bangunan Pasar Rumput di bangun bisa sampai 4 lantai. Mengapa hanya 4 lantai? Karena untuk bangunan 4 lantai adalah standard maksimal bangunan umum yang TIDAK HARUS menggunakan lift. Lift hanya untuk loading-unloading. Lift service, istilahanya. Sehingga bangunan umum berlantai 4 tersebut, bisa jauh lebih murah.
2.      Lantai basemennya, untuk pasar tradisional. Bahan makanan, tetapi lantainya tetap berkeramik, bersih dan fisilitas baik, seperti di CGC
3.      Lantai dasarnya untuk PKL yang berdagang sepeda atau barang2 yang relatif berat dan susah untuk di coba, jika di lantai atas.
4.      Lantai2 di atasnya bisa untuk barang2 bekas utilities untuk material bangunan, seperti sanitai, keramik, bahkan untuk barang2 baru.
5.      Parkir pasar harus juga dipikirkan. Dengan sebelumnya PKL2 di jalan utama Pasar Rumput tidak mempunyai tempat parkir ( yang itulah menyebabkan selalu macet ), sekarang disiapkan lahan parkir cukup banyak sesuai standrad arsitektural serta standard pemda Jakarta yang berlaku.
6.      Dan yang jelas, untuk membersihkan sanitari bekas pun, sudah harus melakukan AMDAL, sehingga mereka harus melakukan pembersihan sanitari bekas dengan aturan2 yang sesuai guna mendukung lingkungan alam Jakarta.
7.      Desainnya pun lebih ke arah bangunan tradisional dengan 'pakem2' kota tropis ( atap pelana / miring ), tetapi dengan fasilitas2 modern, sesuai standrd arsitektural yang berlaku ( misalnya, seperti bangunan tradisional negara tropis di foto awal rtikel ini ). Tidak harus seperti 'pasar' tetapi konssepnya lebih mengarah dengan 'lifestyle' warga Jakarta.
Sudah? Hanya itu? Belum!