Kemacetan? Di jalan baru yang baru di bukan? Di waktu Sabtu akhir liburan tahun baru? Ah, masa' sih??
Ya! Ini yang membuat aku waswas besar! Bahwa kemungkinan besar jalan baru ini hanya mengurangi kemacetan sesaat saja!
Dari masuk di samping Le Meredien sampai turus lagi sesaat sebelum Mall Kota Kasablanka, memang masih nyaman. Tetapi di mulut turun dan keluarnya, woww ......
Waktu itu sekitar jam 11 siang, dan jam 2 siang serta jam 5 sore. Semakin sore / malam, semakin macet. Dari awalnya hanya macet / antri benar sudah di titik + 0, sampai sore, masih berada di atas jalan layang. Ada apa?
Ternyata adalah pertemuan dengan Kota Kasablanka. Masuk dan keluarnya. Sehingga, aku sangat yakin jika setelah liburan ini berakhir, kemacetan tetap melanda, termasuk di jalan layang baru ini.
Aku memang belum kesana minggu ini. Next, aku akan mengamatinya.
***
Aku tidak tahu konsep apa yang dipakai pemda untuk mencari pintu masuk dan pintu keluar dari sebuah jalan besar. Yang aku tahu adalah konsep masuk keluar jalan itu di daerah yang tidak menjadi daerah crowded, dan bukan awal atau akhir di 'pusat kegiatan', sehingga 'mulut jalan' tidak menjadi 'mulut' atau awal kemacetan. Dan jangan lupa, 'mulut' jalan BUKAN BERUPA LEHER BOTOL .....
Tetapi ternyata tidak terjadi di kota kita. Justru sering kali mulut masuk keluar tol, atau putaran2 jalan berada pada titik2 awal kemacetan, sehingga macet di jalan arteri ditambah lagi macet di jalan tol atau jalan2 besar.
Seperti jalan layang Casablanca yang baru dibuka.
Dulu ketika papa masih menjabat di pemda yang berhubungan dengan ijin bangunan, aku sering bertanya dan papa selalu menceritakan konsep2 awal Jakarta. Sejak SD aku sering bertanya tentang Jakarta kepada papa, sehingga sampai sekarang pun walau papa sudah lama pensiun dan sudah dipanggil Tuhan, menjadikan aku benar2 ingin memperbaiki Jakarta, walau hanya lewat tulisan seperti ini saja .....
Konsep pemukiman Jakarta adalah 'Poros Barat-Timur' seperti yang aku banyak tulis di kompasiana ini. Di Barat dari Kembangan ( Kantor Walikota Jakarta Barat ), sasmpai daerah Grogol, berlanjut ke daerah Timur dari Tebet Jatinegara terus sampai Pulo Gebang ( Kantor Walikota Jakarta Timur ).
Poros Barat - Timur itu dihubungkan dari arah Kembangan - Â tol Kebon Jeruk, lewat Cideng - Tanah Abang - Dr Satrio - Casablanca - Jatinegara - Klender - Penggilingan - Pulo Gebang. Konsep itu memang sudah ada sejak lama, sejak aku masih sekolah dan diceritakan oleh papa, sekitar tahun 1990-an. Jadi, jalan layang Casablanca ini merupakan konsep lama.