Waktu reporter itu bertanya, mengapa tetap membuang sampah ke sungai, padahal tahu bahwa itu salah satu penyebab banjir? Dan aku menajamkan telingaku, menunggu jawaban bapak itu :
"Kami pernah mencoba mengumpulkan sampah dan tidak membuangnya ke sungai. Kami meletakan di tepi jalan, trtapi petugas kebersihan menolak sampah kami. Katanya, itu bukan tugas mereka. Dan pemerintah tidak memberikan tempat2 sampah untuk kami membuangnya. Lalu, apa yang kami bisa lakukan?"
Dan warga di bantaran sungai itu akhirnya selalu membuang sampah di sungai, yang ada tepat di depan rumahnya. Duh ......
Sungguh, aku terhenyak! Keberanian bapak itu mengkritik sesuatu yang paling dasar dalam bermasyarakat antara warga dan lingkungannya. Walau aku tahu dan sangat sadar, bahwa mereka ( warga yang tinggal di bantaran sungai ) SEBENARNYA tidak seharusnya tinggal disana! Ini benar2 sebuah fenomena 'makan buah simalakama!'. Semakin pemerintah mem-fasilitasi mereka, semakin mereka tidak mau pindah!Banyak fenomena2 seperti itu di jakarta, dan beberapa yang aku amati :
1.      Pemukiman kumuh di bantaran sungai, di kolong jembatan, di pasar2 yang tidak seharusnya.
Mereka sebenarnya TIDAK BOLEH TINGGAL DI SANA, tetapi ada oknum yang mem-fasilitasi mereka dengan memungkut iuran liar ( pungli ) untuk mempunyai jalur listrik, jalur telpon atau fasilitas2 lainnya. Bahkan jika kita melewati jembatan layangan tol di daerah Priok atau Pluit, kita akan bisa melihat antena2Â bahkan parabola2 mencuat di sela2 jalan layang tersebut. Artinya apa? Silahkan terka sendiri .....
2.      Yang lebih luas lagi :
Selatan Jakarta sebenarnya sangat 'strik' sebagai daerah penyerapan air, dan sebenarnya juga, Jakarta seharusnya tidak mem-fasilitasi dengan kenyamanan2 untuk warga Jakarta yang memang tinggal di selatan Jakarta. Tetapi yang ada sekarang adalah, justru banyak sekali 'sodetan' jalan2 tol, yang menghubungan antar jalan2 tol di selatan Jakarta, sehingga warga menjadi 'keenakan'.
Perumahan2 selatan Jakarta semakin menjamur, yang sebenarnya pemukiman Jakarta sesuai dengan 'Poros Timur-Barat'. Lihat tulisanku Ketika Zonning Kegiatan Warga Jakarta Berbicara ..... Yang seharusnya, pemda memusatkan pembangunan pemukiman Jakarta sesuai dengan 'Poros Timur-Barat'. Semua sebenarnya bisa diselesaikan, konsep2 pun bisa terlaksana dengan baik, ASALKAN kita benar2 mau untuk memperbaiki Jakarta!
Beberapa konsep tulisanku yang berhubungan dengan pemukiman Jakarta :
Sedikit Pemikiran untuk Jakarta : Manajemen Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Fisik Kota (Bagian 6)