Bagaimana keseharian mereka? Aku tidak tahu! Tetapi jika ditilik dengan pengamatanku sepanjang aku melintas disana, keseharian mereka tidak banyak berubah dengagn pagi itu. Ibu2 menggendong anak2 atau bayi2 mereka sambil ngerumpi atau tidur jika cape. Anak2 bermain, yang aku pun yain bahwa mereka akan bermain dijalanan atau apapun yang menarik perhatian mereka. Kaum pria dewasa, kemungkinan besar akan mencoba ke rumah mereka untuk melihat keadaannya. Atau mencoba berdagang dan memulung bagi kehudupan mereka. Aku tidak tahu .....
Ketikaaku sempat melihat di jalan Jatinegara Barat, tempat pengungsian dan di depan sekolah anakku, Santa Maria Fatima, keadaan disana tidak jauh berbeda dengagn di bawah jembatan layang Kampung Melayu. Eh ... tetap berbeda. Pengungsinya sama, tetapi keadaan mereka sedikit berbeda.
Di Jatinegara Barat, mereka disiapkan tenda2 darurat dan aku melihat selimut cukup tebal disana. Dapur umum selalu siap dengan 3x makan mereka. Bahkan di salah satu TV swasta berkata, bahwaternyata menu makan pagi, sian dan malam mereka berbeda, tergantung dengan sumbangan yang ada, bukan hanya sekedar mie instan saja. Tetapi di kolong jembatan layang Kampung Melayu, bahkan mie instan pun tidak terlihat untuk mereka. Tidak ada dapur umum bagi mereka .....
Entahlah, apa yang melanda hatiku, selama banjir ini. Melow? Lebay? Entahlah .....
Tetapi yang jelas, otakku tidak berhenti berpikir, apa yang aku bisa perbuat untuk mereka. Lebih besar lagi, apa yang bisa aku perbuat bagi perbaikan Jakarta ......
https://www.facebook.com/pages/Jakarta-Kota-Kita/269251559755360
Link tentang Banjir Jakarta :
"Akibat Banjir, Jalanan Jakarta Seperti di Hutan, ya" Jelek sekali...
Banjir Jakarta Mulai Reda, tapi....
Memang 'Sodetan Sungai' sama dengan 'Sedotan?'
Jadi? Sampai Kapan Jakarta akan Dikepung Banjir?