Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

'Trash Chute': Pembuangan Sampah untuk Gedung Tinggi

21 Mei 2013   14:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:14 7659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_262648" align="aligncenter" width="575" caption="ecosalon.com"][/caption]

Sebelumnya : Cara Buang Sampah, Anak Kecil Juga Tahu! Masa' sih?

Apartemen Kita

Pertama kali aku bekerja, adalah sebagai arsitek junior untuk mengawasi pekerjaan membangun 2 buah apartemen, kembar. Masing2 setinggi 24 tinggat dan 2 lantai di paling atas adalah unit penhouse. Konsep apartemen tersebut benar2 menerapkan desain yang nyaman, aman serta cantik, secara pemilik perusahaan pengembang ini adalah seorang arsitek senior yang benar2 peduli dengan 'apa arti sebuah desain' .....

Salah satu yang menarik dengan desain apartemen tersebut adalah cara membuang sampah. Mengapa menarik?

[caption id="attachment_262649" align="aligncenter" width="300" caption="www.c-technic.com"]

13691218522007300683
13691218522007300683
[/caption] [caption id="attachment_262650" align="aligncenter" width="300" caption="www.arcat.com"]
1369121913535982961
1369121913535982961
[/caption]

'Trash chute', biasanya ditanam di dinding, tidak di luar dinding. Tetapi di beberapa negara, 'trash chute' ada di luang dinding, untuk irit biaya : pemasangat dan ketebalan dinding.

Pertama kali aku mengenal 'pipa pembuangan sampah' adalah ketika aku sedang di New York sekitar tahun 1993 setelah aku selesai kuliah S1. Waktu itu aku ikut dengan rombongan orang tuaku untuk menghadiri beberapa seminar tentang desain. Aku tinggal di hotel besar, dan ketika orang tuaku harus pulang ke Jakarta dan aku tetap tinggal beberapa hari lagi disana, aku pindah ke sebuah hotel kecil tetapi tetap nyaman.

[caption id="attachment_262651" align="aligncenter" width="300" caption="ellipsecond.ca"]

1369121984927728488
1369121984927728488
[/caption] [caption id="attachment_262652" align="aligncenter" width="300" caption="scaffoldinginc.com"]
1369122042445902686
1369122042445902686
[/caption]

Hampir semua hotel disana, baik hotel besar dan hotel kecil, cara pembuangan sampah adalah dengan menggunakan 'trash chute' atau pipa pembuangan sampah. Caranya sangat mudah, bahwa petugas kebersihan mengumpulkan sampah yang sudah dipilah2 dan sudah dikemas dengan kantong sampah hitam, gembolan2 sampah tersebut langsung di 'buang' lewat 'trash chute' dan di paling dasar, akan ditampung langsung ke tempat penampungan sampah besar dan setiap saat petugas yang lain akan memindahkan gembolan2 sampah tersebut ke truk sampah untuk di buang ke tempat penampungan sampah lingkungan.

[caption id="attachment_262653" align="aligncenter" width="376" caption="modthesims.info"]

13691220891826184088
13691220891826184088
[/caption]

'Laundry Chute' di sebuah hotel, cukup cantik dan tidak mencerminkan pengiriman laundry

[caption id="attachment_262655" align="aligncenter" width="300" caption="apartmenttherapy.com"]

1369122145238202901
1369122145238202901
[/caption]

'Trash chute' langsung di daerah dapur

[caption id="attachment_262657" align="aligncenter" width="300" caption="tileplumbing.com"]

1369122188760258255
1369122188760258255
[/caption]

'Trash chute' di lantai

Tetapi ternyata bukan hanya hotel saja yang mempunyai 'trash chute' saja. Apartemen pun demikian, apalagi apartemen2 tinggi. Hasil sedikit risetku disana waktu itu, hampir semua apartemen tinggi membangun 'trash chute'. Dan itu aku alami ketika aku di dalm tim yang mengawasi pembangunan 2 buah apartemen kembar, di dalamnya ada konsep pembuangan sampah dengan memakai 'trash chute'.

'Trash chute' adalah konsep pembuangan sampah di sebuah gedung tinggi ( biasanya di apartemen atau hotel tinggi ) yang langsung di tempatkan ke bak penampungan sampah. 'Chute' bukan hanya untuk sampah. Kadang2 dihotel 'mengirimkan' laundry ( biasanya untuk handuk ) dari atas langsing ke tempat penampungan dan pencucian di basement ( biasanya ada di lantai basement ).

Ketika aku berada dalam tim desain, aku sangat excited untuk melihat dan membangun 'trash chute' tersebut. Waktu itu aku berangan2 untuk mencobaya, jika 'trash chute' menjalani uji coba. Aku ingin berseluncur dari atas ke bawah ..... tetapi ternyata 'trash chute' diana hanya kecil saja, dan hanya mampu 1 tubuh saja ( 60 cm ) ..... cukup kecil untuk aku .....

Menyenangkan sekali ketika kami melakukan uji coba. Terbuat dari stainless steel, yang mudah dibersihkan. Dan juga kami mengharuskan untuk pembuangan sampah dengan kantong2 plastik hitam yang sudah di pilah2, bukan langsung di buang ....

Sampai sekarang, apartemen itu membuat aku 'jatuh hati', dengan penerapan konsep2 yang sesuai dengan peraturan standard desain yang nyaman. Setelah mega proyek itu selesai, aku tidak menemukan desain pembuangan sampah apartemen dengan menggunakan 'trash chute'.

***

Sebenarnya, tidak menjadi masalah jika pengembang mendesain pembuangan sampah apartemen tinggi tidak menggunakan 'trash chute'. Bisa saja dengan membuat tempat sampah besar dari plastik, yang biasanya diletakkan di area service atau sering hanya diletakkan di area tangga darurat!

Tangga darurat? Tempat sampah di tangga darurat?  Astaga .....

Sebuah tangga darurat seharusnya bebas barang2. Tanpa apa2 dan menjadikan tangga darurat lega dan nyaman untuk digunakan ketika ada sesuatu yang darurat. Daerah itu BUKAN UNTUK TEMPAT SAMPAH!

Belum lagi jika sampah2 tersebu tidak dikemas dalam plastik hitam, semuanya bisa berantakan dan baunya akan menyengat dan mengganggu penghuni .....

Jika konsep pembuangan sampah dengan memakai tempat sampah, permasalahannya adalah apakah petugas sampah selalu datang dan mengangkut sampah2 di setiap lantai? Belum lagi, beberapa apartemen murah, atau apartemen2 yang tidak di desain dengan baik, antara lift penumpang dan lift sevice ( biasanya untuk mengangkut sampah atau barang2 pindahan ) bersebelahan dengan lift penumpang. Sehingga biasanya bau menyengat sampah membuat pemilik unit terganggu.

Begitu semua sampah masuk ke bak sampah di bawah, pertanyaannya lagi, apakah petugas sampah sudah siap untuk selalu mengangkut sampat ke tempat penampungan sapah lingkungan? Karena jika dari atas saja sampah2 tidak dikemas dengan baik, dan pembusukannya terus terjadi, bagaimana dengan sampah2 di bak sampah di bawah?

Sekarang ini, sangat jarang pembuangan sampah di apartemen memakai 'trash chute'. Memang agak mahal yang membuat investor kembali lagi dengan pembuangan sampah dengan tempat sampah.

Aku memang tidak tahu tentang maintenancenya. Secara logika, pemeliharaannya sangat mudah, apalagi jika petugas kebersihan selalu leduli dengan kemasan2 sampah sesuai dengan pemilahan2nya. Tetapi jika petugas kebersihan sampah malas untuk mengemasnya dalam kantong plastik hitam, kemungkinan besar badan 'trash chute' akan kotor apalagi sampahnya adalah sampah basah ..... pasti menjijikan dan baunya akan menyengat ..... dan pemeliharaanya adalah dengan membersihkannya .....

***

Konsep2 pembuangan sampah seharusnya terus diupayakan untuk lebih baik, apalagi tingkat pembuangan sampah semakin lama semakin meningkat. Alhasil, setiap hari sampah semakin menumpuk, sementara kepedulian petugas kebersihan tidak bertambah, dan Jakarta akan semakin berserakan sampah2 yang bisa 'menenggalamkan'nya .....

13691222451511599617
13691222451511599617

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun