Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sedikit Konsep tentang Waduk Pluit untuk Pak Jokowi

15 Mei 2013   12:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:32 4079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.       Selanjutnya, setelah pengerukan mulai untuk pembenahan terlebih dahulu, sesuai dengan konsep2 awal, apa yang diinginkan dengan membangun Waduk Pluit? Aku belum mempelajarinya tetapi yang jelas kita juga harus melihat, hubungan antara waduk tersebut dengan aliran sungai dan pastinya keberadaan waduk tersebut salah satunya adalah untuk pengendalian banjir. Bahwa aliran sungai ke arah Waduk Pluit, hampir dipastikan untuk bagaimana kita 'meredam' banjir disana.

Nah, jika konsep yang hampir pasti untuk meredam banjir di daerah tersebut, tetapi justru waduk menjadi penghidupan sebagian kecil warga, dan juka notebene justru membuat waduk sebagai 'tempat sampah' dan aliran sungai justru terhambat untuk masuk kesana.

4.       Setelah itu, segera mulailah kita membuat infra-strukturnya, SEBELUM mendesain apa yang ada di atasnya. 'Kita' belum peduli dengan infra-struktur jika mau membangun sebuah daerah, apalagi tentang masa depan sampai puluhan tahun mendatang. Semuanya selalu cepat dan lasung 'terlihat' di mata kita! Ya, infra-struktur memang tidak terlihat di mata kita ......

Pipa2 untuk mengalirkan air ke tempat distribusi ( misalnya untuk pembangkit listrik, untuk air bersih atau hanya sekedar untuk mengalirkan air ke beberapa fasilitas di daerah itu ), atau membuat gorong2 yang bisa membuat aliran air banjir menuju ke waduk ini sebelum ke laut. Atau apapun setelah kita mempelajarinya. Semuanya untuk kepentingan warga. Dan untuk dimensinya ( misalnya ) harus juga di pikirkan untuk beberapa atau belasan bahkan puluhan tahun mendatang, sesuai konsep untuk merenovasi dalam kurun waktu tertentu.

5. Jika infra-struktur2 itu sudah selesai, barulah mulai melihat lahannya, misalnya memikirkan Daerah Sepandan Waduk, yaitu jarak antara waduk dengan bangunan yang boleh ada. Juga melihat tatanan lingkungan, mana yang bisa ditanami untuk penghijauan dan mana yang bisa digunakan warga untuk memancing ( misalnya ). Lalu ikan yang bagaimana yang bagus untuk bisa hidup disana. Dan yang lebih 'dalam lagi', mencoba membuat sebuah ekosistim baru disana.

[caption id="attachment_261336" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi"]

13685949091050444437
13685949091050444437
[/caption]

Contoh Daerah Sepadan, yaitu daerah yang harus dibuat antara sungai ( atau waduk ) dengan pemukiman. Foto diambil di Irving, Dallas - Texas, Amerika Serikat, di daerah rumah adikku yang tinggal disana.

Seperti di beberapa negara, sebuah waduk atau sungai, bukan hanya warga yang bisa memanfaatkannya, melainkan juga hewanpun bisa menikmatinya. Tetapi syaratnya warga harus disiplin untuk menjaga ekosistem. Misalnya, ada di sebuah titik untuk penghidupan bebek2 liar dan ikan2 yang akan memberikan manfaat untuk bumi. Jadi bebek2 liar tersebut bisa di manfaatkan untuk mengembangkan 'lingkungan hidup' sebagai bagian dari konsep penjagaan bumi.

13685949612078433953
13685949612078433953

136859499441743103
136859499441743103

Ini di danau buatan di Irving, terusan suangi di foto atas. Banyak bebek2 liar dan bisa membuat suasana nyaman bagi penduduk sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun