Perempuan2 karier biasanya memang sudah 'terdidik' untuk peduli dengan budaya, salah satunya budaya Jawa ( karena Gerejaku adalah memang Gereja Kristen Jawa ). Tetapi ternyata kaum perempuan muda dan remaja nya pun, mau dan mampu untuk terus melestarikan budaya Jawa.
*Wah, Ibu Kartini pasti senyumnya bertambah lebar di surga sana .....
Apa lagi ketika anak2 perempuan kecil, mewakili Sekolah Minggu ( sekitar umur kelas 1 SD ), mau dan berani memamerkan busana Jawanya ...... lucu sekali ..... Mungkin memang ini karya orang tuanya, tetapi di lihat dari gaya dan wajahnya, mereka tidak 'membohongi' kami. Bahwa mereka bangga dan percaya diri sebagai perempuan Jawa .....
![13666050421944631897](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/5582bb3a24a9d554288b456d.jpeg?t=o&v=555)
Anak2 yang mewakili generasi Kartini termuda di Gerejaku
Wah, jika aku sehat, sepertinya aku tidak akan mampu untuk melenggak lenggok dengan memakai busana Jawa atau apapun yang 'sempit' dan memamerkan keluwesan fisik, secara aku memang tomboy, yang hanya 'bisa' memakai celana panjang, hehehe .... Tetapi melihat fashion show Hari Minggu kemarin, rasa2nya 'rasa nasionalisme'ku bangkit untuk membuktikan bahwa 'aku tetap perempuan Jawa yang tetap bisa berkarya sebagai perempuan tomboy, tetapi bisa juga melestarikan budaya Jawa, salah satunya dengan mengenakan busana Jawa .....'
Acara memperingati Hari Kartini di Gerejaku, memang hanya sebuah acara kecil. Juga hanya sedikit keinginan Ibu Kartini, karena emansipasi itu bukan untuk sebuah 'pemberontakan' kaum perempuan, tetapi lebih untuk mencerdaskan kaum perempuan untuk hidup di masa depan yang lebih baik. Dan Ibu Kartini pasti bangga jika kaum perempuan Indonesia bersama untuk berkarya da;am kasih Tuhan ......
![](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/5582bb3d24a9d554288b456e.jpeg?t=o&v=555)