By Christie Damayanti
[caption id="attachment_405000" align="aligncenter" width="500" caption="www.polaine.com"][/caption]
'The Chapel', jembatan tua yang menjadi landmark utama kota Luzern, Swiss
Dari Luzern kami menuju pulang, ke kota Zurich. Tetapi kami pun sempat berputar2 di kota Luzern. Dengan berkendara bus wisata besar dan nyaman ini, untuku sangat membantu. Tidak harus mencari cara berkeliling kota, sudah ada bus besar dengan kaca2 yang bening. Tidak harus keluar uang lagi, tetapi sudah termasuk tour Zurich - Gn. Titlis - Zurich, melewati Engelberg dan Luzern. Dengagn harga tour kami senilai 176 Euro, aku merasakan cukup sesuai dengan hasil dan pelayanannya .....
Mungkin selama 30 menit kami berkeliling kota Luzern. Kesempatan inilah yang aku pergunakan untuk sedikit foto2 dan riset lewat pengamatan serta lewat ertanyaan2 yang aku ajukan kepada Peter sebagai tour guide, serta lewat internet sebagai bahan referensi, jika aku membutuhkannya.
Waktu itu sekitar jam 5 sore. Cuaca lumayan cerah. Langit biru dengan semilir angin sejuk. Masih cukup dingin untuk tubuh kami yang hidup di negara tropis. Sayang sekali, menapa cuaca cerah seperti ini tidak ada ketika kami di puncak Titlis? Aaahhh ..... sudahlah ..... ini yang terbaik bagi kita semua .....
Seperti biasa, aku duduk terdepan untuk lebih mudahnya aku naik turun. Anak2ku pun duduk di sisi kiri atau kananku. Dan wisatawan yang lain tidak keberatan jika aku selalu duduk di depan. Mereka tahu keterbatasanku, bahkan mereka selalu membantuku jika aku membutuhkan bantuan.
Kota Luzern. Sebenarnya kota2 di Swiss hampir sama saja dengan bangunan2 khas Swiss. Sama-sama cantik! Perbedaannya adalah dengan adanya 'landmark'. Bisa landmark bangunan, bisa ke-etnik-annya, dan sebagainya.
'Landmark' kota Luzern adalah 'The Chapel', yang di dirikan pada Abad ke-14. Jembatan tua ( yang dulunya ) untuk menyeberangi danau Luzern. Tetpi jaman sekaran, Luzer membat dataran untuk jalanan, sehingga 'The Chapel' hanya sebagai landmark saja. Tetapi cerita tentang The Chapel sangat terkenal di Eropa, bisa dibaca di tulisanku
'The Chapel', Sebuah Jembatan Tua, Landmark dari Kota Lucerne di Pedalaman Swiss.
[caption id="attachment_405001" align="aligncenter" width="600" caption="www.travelingcanuck.com"]
[caption id="attachment_405003" align="aligncenter" width="550" caption="www.tripadvisor.com"]
Bangunan2 khas Swiss, bangunan2 tua yang sangat terawat ......
Luzern memang hanya salah satu kota kecil di Swiss tengah, tetapi justru Luzern merupakan kota transit dan kota untuk istirahat. Dimana Zurich adalah kota terbesar di Swiss, tetapi jika kia mau ke Gunung Pilatus atau Gunung Titlis, dari Zurich memang harus melewat Luzern. Sehingga Luzern sangat stratigis.
Begitu juga jika dari Jungfrau atau dari Bern atau Jenewa dengan jalan darat, menuju Zurich, pastilah menlewat kota Luzern, jika tidak mau melewati pedesaan Swiss dengan jalan2 kecil dan bergunung2. Dan ketika wisatawan dari luar negeri, pastilah Luzern merupkan kota kecil yang menjamin sebuah wisata yang strategis. Dekat dengan Gunung Pilatus, Gunung Titlis, cukup dekat juga dengan Zurich dan setengah perjalanan dari Zurih ke Bern atau Geneva.
Populasi di kota Luzern tidak banyak, hanya sekitar 81.000 orang, dan hanya sekitar 250.000 orang di Luzern dengan kota2 penyangga sekelilingnya ( 17 kota ). Dan bahasa resminya adalah bahasa Jerman denan dialek Alemannic.
Wisata di Luzern, terutama adalah yang merupaka 'landmark' nya 'The Chapel', sepanjang 204 meter dan tertutup kayu. Merupakan jembatan kayu tertua di Eropa. Dan didaamnya banyak terdapat lukisan2 yang menggambarkan peristiwa sejarah Luzern.
Kota kecil berpotensi besar ini, terlihat sedikit sepi. Tetapi walau sepi tidak ada mobi dan warga mau menyeberang, tetap mereka disiplin untuk TIDAK MENYEBERANG, menunggu lampu hijau untuk menyeberang .....
Ciri khas kota2 Eropa yangmempunyai tram lisrik sebagai fasilitas angkutan missal kota ..... abel listrik bergantungan di udara .....
Karena memang kami tidak terfokus dengagn kota ini, Luzern bisa terlihat secara lambil lalu saja dari dalam bus wisata kami. Tetapi tidak untukku. Aku tetap banyak bertanya kepada Peter, tour guide kami, banyak memotret lewat jendala besar dan jernih memandang kota Luzern, dan banyak mengamati lingkungan di sekitar bus wisata kami, jika bus kami ini harus berhenti dahulu karena lampu merah.
Suasana yang nyaman untuk warga dan wisatawan berjalan2 disepanjang danau Luzern. Dengan pedestrian yang lebar ( sekitar 3 meter ), pemda Luzern benar2 mendukung dan mem-blow up kota ini sebagai daya tarik wisata, walau kecil .....
Kota2 di Eropa sendiri merupakan 'kota tua', yang berdiri ratusan tahun lalu. Tetapi di semua kota2 tua di Eropa, masih saja terdapat "kota tua" yang lebih tua! 'Old Town' di Luzern adalah di daerah  utara Sungai Reuss, yang masih banyak memiliki struktur2 kayu cendana, sisa2 tembok kota tua sebagai benteng, dilengkapi dengan jam menara.
Lion Monument
Monumen singa atau Lowendenkmal bercerita tentang singa yang sekarat. Ditemukan dalam taman kecil sebelah selatan Danau Luzern. Dipahat oleh Bertel Thorvaldsen untuk memperingati ratusan serdadu2 Swiss yang dibantai tahun 1792 selama Revolusi Perancis, ketika gerombolan bersenjata menyerbu Istana Tuileries di Paris.
Bangunan2 khas Swiss pun bertebaran di Luzern. Cantik. Bangunan dengan jendela2 besar dengan detail ukiran yang cukup minimalis. Menandakan konsep khas Swiss. Tetapi tidak di negara2 Eropa lainnya yang detail arsitekturalnya sangat kental klasik yang sangat rumit, seperti Renaissance atau Gothic.
Pemerintah kota mem-blow up semua yang dipunyai oleh Luzern ( yang memang kota kecil ), untuk menjadikan Luzern sebagai kota transit dengan fasilitas2 ciamik sebagai kota wisata di Swiss. Dan memang hampir setiap kota, pemerintah daerahnya benar mengangkat potensi kotanya sebagai daerah wisata.
Anak2ku sendiri tidak tertarik dengan pengamatan di sekitar perjalanan dalam bus kami. Mereka lebih memilih mengobrol antar mereka saja. Ketawa2 atau membaca2 majalah yang memang disediakan bus. Tetapi justru dengan kesempatan keliling kota Luzern ini ( atau kota2 lainnya selama wisata di Eropa ini), membat aku lebih memahami tentang sebuah arti kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal atau kota kita untuk hidupnyaman, aman dan sejahtera .....
Sebelumnya :
Belanja Jam dan Coklat di 'Shopping Street' Grendelstrasse, Schwanenplatz, Luzern
[Engelberg] 'Kota Malaikat' : Salah Satu Kota Tercantik di Dunia yang tidak ter-'Blow Up'
Tidak Bisa Bermain Salju di Titlis karena Hujan? Berfoto Saja, Yuuukkk .....
'Glacier Cave' : Cerita Gua Es dan Mimpi
Sensasi Makan Siang di Puncak Gunung Titlis, dan Harganya?? Wooww .....
Keindahan Salju di Titlis, Berbalut dengan 'Kengerian' .....
Menuju Puncak Titlis [ 2.238 Meter dari Permukaan Laut ] dengan 'Cable Car'
Dari Alpnachstad, Menuju Puncak 'Mount Pilatus' .....
Pemandangan Swiss, Cantik? Indonesia juga! Tetapi .....
Jangan Pernah Berkata "Mahal" Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri .....
"Sendiri" di Limmatstrasse Garden, Zurich City
Inspirasi dari 'Zurich City' untuk Tempat Tinggal yang Nyaman Bagi Warganya
'Zurich City' : Kota Metropolitan yang Peduli Kepada Warganya
'Zurich Lake' : Pemukiman Mahal untuk Sebuah Gaya Hidup
Indahnya 'Zurich Lake' [ Zurichsee ] .....
Kota Tua Zurich: Mengadaptasikan Konsep Modern Kota Dunia
Berkeliling di Kota Tua Zurich, di Swiss
Hari Kedua di Zurich : Hidup Itu Sangat Singkat
Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya .....
Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H