***
Lain lagi daenganku. Karena aku sudah mendesain rumah dan bangunan sejak sekitar 20 tahun lalu, aku sudah 'dipercaya' oleh supplier2 bahan bangunan. Sehingga jika aku mendesian bangunan, mereka akan mengirimkan contoh2 material2, terutama material2 baru untuk di coba kepada desainku, sebagai promosi. Jadi, rumahku bertumpuk material2 contoh, yang berlainan. Misalnya, keramik. Dikirm 10 desain dan produk baru, dan masing2 produk ada 10 keping. Keramik2 contoh ini aku bawakan kepada pemilik rumah yang aku desain, untuk dilihat. Jika berminat, aku pesankan kepada supplier. Dan keramik2 contoh tersebut tetap berada di gudang rumahku. Begitu seterusnya ....
Sampai pada akhirnya, gudangku penuh sesak dengan material contoh. Suatu saat, aku mendesain seorang seniman dan dia ingin mempunyai rumah yang unik, seunik2nya! Jadi, kupikir mengapa tidak memakai material contoh? Sedikit2 dan dengan desain unik, akan menjadi rumah yang cantik da 100% tidak akan ada duanya, karena biasanya material2 contoh tersebut sudah tidak diproduksi lagi .....
Dari bongkaran rumah ini, limbah keramik bisa disusun sedemikian menjdi penutup lantai yang 'baru tetapi bekas' ( foto-1 ).
Limbah keramik menjadi 'keramik baru tetapi bekas', disebut mozaik ( foto-2 ). Sekarang mozaik justru berharga mahal, setelah banyak permintaan. Keramik2 dipecah2kan untuk didesain sebagai mozaik yang benar2 baru ....
Bermain dengan meterial untukku dalah seperti bermain dengan puzzle. Material2 mahal belum tentu menjadi bangunan mewah, tetapi material2 murah dan bekas, belum tentu menjadi bangunan terkesan kampungan. Tergantung dari mana melihatnya, dan tergantung siapa yang mendesainnya.
Seorang arsitek belajar untuk mendesain bangunan dengan spresifik, dan seorang arsitek yang baik akan memberikan desain secara optimal, dengang budget yang sesuai dengan keinginan pemilik, serta menjadikan sebuah bangunan sangat cantik, unik dan apik ......