Teori evolusi dalam cerita diatas membawa kita untuk melihat, 'bagaimana sebuah bangunan terwujd dari evolusi teknologi terhadap matrial'. Bahwa elemen pembentuk terkecil dari sebuah bangunan adalah material, sehingga sampai sekarang, material menempati yang teratas dalam perhitungan untuk membangun sebuah bangunan. Dan fenomena2 tersebut semakin lama semakin berkembang, sehingga sekarang justru sebuah material arsitektural mampu 'mendukung' sebuah bangunan sebagai 'istana' nya.
***
Cerita ini belum selesai. Untuk mendesain sebuah rumah atau bangunan, sekarang si pemilik modal akan bertanya pertama kali adalah,
"Materialnya yang murah saja ya, supaya budgetnya cukup".
Atau seperti ini :
"Materialnya yang terbaik ya, karena saya mau rumah saya menjadi 'istana' bagi keluarga saya".
Berbicara tentang material arsitektural, seorang arsitek untuk mendesain sebuah rumah atau bangunan, akan memakai material yang optimal yang disesuaikan terhadap fungsi bangunan tersebut. Selain itu, permintaan si pemilik modal, tentunya. Aku sebagai arsitek, aku berusaha mendesain dengan optimal bukan hanya dari segi materialnya saja, melainkan dari semua segi, yang akan menghasilkan bangunan yang cantik dan apik serta menarik, tetapi tidak terlalu merogoh kocek terlalu dalam .....
Untuk material2 strukturnya memang sudah standard. Besi, pasir, kerikil, semen, batu, dan sebagainya. Itu adalah material2 alam, kecuali semen. Tinggal memilih membeli di mana, tanpa merek. Tetapi tetap harus melihat dan mencari material2 alam tersebut, dengan 'mata awas'. Misalnya, seonggok pasir bisa dibedakan pasir putih, pasir bitam atau merah. Begitu juga dengan batu bata, atau kerikil. Kerikil untuk campuran beton atau kerikil untuk penghias taman.
Tetapi untuk material2 arsitektural, akan menjadi cantik jika kita bisa memilihnya, bukan mahalnya, tetapi justru keunikannya! Karena seperti yang lainnya, barang mahal bukan berarti bagus! Mahal juga bukan berarti mewah! Tergantung dengan desiannya atau tergantung dengan 'awas'nya mata kita memilihnya ..... Makanya, biasanya seorang arsitek full bertanggung jawab dengan pemilihan material sampai 100% selesai. Si pemilik bangunan selalu mengajak arsitek untuk berjalan2 keliling, kamanapun untuk memberitahukan bahwa 'inilah yang mereka inginkan!'.
[caption id="attachment_301305" align="aligncenter" width="469" caption="skycapers.com"]
[caption id="attachment_301306" align="aligncenter" width="466" caption="skycapers.com"]