By Christie Damayanti
[caption id="attachment_255487" align="aligncenter" width="580" caption="www.pardot.com"][/caption]
Terima kasih untuk sahabatku yang menulis ini Pernahkah Anda Berada di Titik Nol? ...
Ya, benar mas Erri. Aku pernah berada di titik nol. Bahkan bukan hanya 1 kali, melainkan berkali2. Cerita ini akan aku buku-kan, segera!
Seperti cerita mas Erri, 3 tahun lalu aku benar2 berada di titik nol, bahkan lebih buruk lagi! Aku berada di titik minus ( - ), karena jika aku berusaha untuk bangkit, aku akan terus 'turun', berambah minus ( - ) sampai akhirnya aku akan hanya diam seribu bahasa, hidup enggan, tetapi Tuhan belum menjemputku .....
Ketika mas Erri menyebutkan tentang 'bagaimana aku bisa bicara', aku hanya tersenyum. Bagaimana tidak. Bukan hanya mas Erri yang bertanya kepadaku tentang hal ini. Beberapa sahabatku pun bertanya tentang itu. Sebelum aku sakit, aku memang sangat cerewet, tetapi bicaraku tidak untuk berbicara di depan publik yang mendengarkan dengan 'senang hati'. Artinya, aku berbicara dengan keras, mencoba dan berlomba dengan waktu untuk deadline2 pekerjaanku, sehingga bicaraku akan terlalu cepat! Pun jika aku berbicara sebagai dosen, aku yakin mahasiswa2ku mungkin 'terpaksa' mendengarkanku berbicara didepan kelas, secara aku tidak pernah membawa catatanku.
Lalu bagaimana sekarang? Aku tidak tahu, ketika aku bisa berbicara dengan 'lancar' dan ( aku melihat sendiri ) banyak orang mengusap mata, mendengar aku berbicara ..... sehingga kadang2 suaraku juga sedikit bergetar, merasakan kehebatan Tuhan dalam hidupku .....
Tuhan mengijinkan aku untuk sakit, sangat berat dan kemungkinan tidak mampu untuk bangkit lagi, yang dituturkan langsung oleh dokterku di Amerika. Aku lumpuh separuh tubuh, dan tidak bisa bicara. Tetapi, aku sangat heran! Dengan keterbatasan berkata2, bahkan sampai hari ini ( sejujurnya, aku masih susah berkata2 dan otakku seakan2 pecah jika aku paksa diriku untuk berbicara karena keterbatasan otakku yang memang sudah cacat ), tetapi Tuhan JUSTRU MENGIJINKAN AKU BISA MELAYANI DENGAN BERBICARA .......
Tuhan memang benar2 luar biasa! Siapa yang sangka? Berkata2 adalah membuat aku pusing karena otakku sudah cacat, tetapi justru BERKATA2 MERUPAKAN ALAT UNTUK MELAYANI. Tuhan membuat aku bisa berbicara di banyak komunitas untuk membuat orang2 termotivasi. Di even2 besar, di radio2 atau juga di televisi. Dan ketika pada saat itu aku harus berbicara dimanapun, aku selalu meminta maaf kepada audience, karena kemungkinan bicaraku terbata2 atau kadang2 juga tergagap-gagap, karena seringkali aku tidak mampu mengeluarkan apa yang harus aku katakan, karena ( lagi2 ) otakku yang memang sudah cacat karena stroke .....
Karena aku merasa masih susah untuk berbicara dan berkata2, aku mulai memilih berkomunikasi dengan menulis. Ketika aku mulai bisa menulis, lebih baik dari pada berkata2, menulislah cara aku berkomunikasi pertama kali. Menulis dalam artian juga dengan menggambar. Waktu itu, aku sangat berat untuk berbicara dan berkata2, dan aku berusaha untuk lebih baik dengan menulis. Jika dulu aku berbicara, sangat susah untuk mengeluarkan apa yan aku ingin katakan, menulislah cara yang lebih cepat!
2 minggu aku belajar untuk membuka Blackberry ku pertama kali aku mendapatkan Blackberry ku sepulangku dari Amerika. Bingung. Bagamana ya, cara membuka bb? Bagaimana cara mengetiknya? Bagaimana ... bagaimana ... bagaimana ........ semua bagaimana .....
Otakku pusing tujuh keliling. 2 minggu aku benar2 belajar cara mengoperasikan bb ku. Sehingga ketika aku pertama kali mengetik di bb, aku senang bukan kepalang ...... ya, aku kembali sebagai anak2 yang bahagia bisa mengetik di bb nya, dan memakai tangan kiri karena tangan kananku lumpuh ......