By Christie Damayanti
Beberapa delegasi : Amerika, Brunei, Australia, Malaysia, Russia, Filipina, dan aku Indomesia serta Bapak I Ketut Murtika ( suami Ibu Dia Songket ) serta tour guide dari Mulia Hotel
Sebelumnya :
APEC Women 2013? IDKita Kompasiana Diundang ke APEC di Bali? Wah .....
'Opening Ceremony' APEC Women 2013 di Bali, 6 September 2013
IDKITA Kompasiana Terus 'Bersinar' di APEC Women 2013 di Bali
Memanfaatan Peluang Perempuan Indonesia di APEC Women 2013 di Bali
Bermula Hanya Menulis di Kompasiana, Berkarya lalu Meluaskan Jaringan di Dunia Internasional
Hari kedua di APEC Women 2013 di Bali lebih santai. Sebenarnya ada sesi khusus untuk Menteri2 di 'APEC Join Ministrial Meeting on SME and Women' dan 'Policy Partnership on Women and the Economy'. Tetapi sepertinya kami tidak bisa masuk sehingga kami ikut untuk mengunjungi daerah2 dimana perempuan Bali berjuang untuk penghidupannya dan mereka berhasil.
Delegasi dari 36 negara, dibagi dalam 4 tim, sekitar 300-an orang. Dari tim pertama ke 'Ceramic and Fan Industries', tim kedua ke 'Silver and Trandisional Weaving', tim ketiga bertema 'Volunteering Program to Empower Coastal Women at Badung' dan tim keempat 'Sababay Authentic Winery'. Kesemuanya adalah dipimpin perempuan Bali. Aku memilih ke produksi perak dan tenun Bali.
Sekitar jam 9.00 kami brangkat menuju UC Jewellery, tempat produksi perak. Walaupun Bali tidak mempunyai tambang perak, Bali memproduksi perhiasan perak dengan desain2 khas Bali. Sebearnya, aku sudah puas dengan kerajinan perak Kota Gede di Yogyakarta, tetapi memang desain Bali tidak sama dengan desain Yogyakarta. Masing2 mempunyai ciri khasnya. Lihat tulisanku Proses Pembuatan Perak Bakar di Kota Gede Yogyakarta : Teknik Unik yang Luar Biasa!
'Welcome APEC 2013 Delegates' dan proses finishing di UC Silver, Bali.
Tempatnya di Batu Bulan, Gianyar. Aku lebih memilih untuk melihat2 proses produksinya serta mencari 'sasaran tembak' untuk IDKITA, apapun itu. Mulai dari dalam bus tim kami, aku berkenalan dengan delegasi dari Amerika, Linda Denny. Dia adalah seorang President Non-Profit Organization Development, bertempat tinggal di Arlington Virginia, USA. Linda sangat tertarik ketika aku memberikan konsep2 tentang IDKITA yang memang di selaraskan dengan tujuan APEC Women 2013 ini. Bahwa IDKITA berusaha untuk sosialisasi dan pelayanan tentang Internet Sehat dan Aman bagi anak2, remaja dan pemberdayaan perempuan. Bisa dilihat di website mereka : http://ucsilverbali.com.
Tempat kedua adalah Rumah Songket dan Endek Dian's. Sebuah pengsaha perempuan Bali yang bercita2 untuk membudayakan Songket dan Endek Bali ke dunia internasional. Dan berhasil! Terletak di Klungkung, Ibu Dian sangat concern untuk memberdayakan perempuan2 Bali dalam menenun Songket dan Endek dan haasilnya dipasarkan lewat dunia off-line dan on-line. Mereka sering ikut pameran2 dunia, serta dipasarkan di dunia internet. Bisa dilihat di : http://diansongket.yolasite.com.
Cerita tentang songket2 produk Ibu Dian, akan ada artikel tersendiri, segera. Tetapi disana aku belajar tentang perempuan2 Bali ( atau semua perempuan2 Indonesia, justru yang hidup di desa2 ) untuk terus berupaya dan berkarya bagi keluarganya. Di Dian Songket ini, banyak perempuan2 desa Bali yang sudah tua ( justru kebanyakan adalah perepuan2 tua yang masih mau berkarya ), meminta benang, menenunnya, mendesainnya serta banyak ragam me-memanajemen-kannya ( yang terakhir adalah perempuan2 muda ).
Aku asik bertanya jawab dengan seorang perempuan Bali, Ibu Wayan tentang hidupnya sebagai penenun Songket Bali. Aku sangat tertarik tentang dunia kerajinan Indonesia ......
Pemilihan warna yang pasti tidak sama dengan ibu2 yang lain. Tiap desain pasti berbeda! Dan itu yang membuat ke-luar biasa-nya!
Valentino mengadakan penjajakan bagi perempuan2 muda nya, untuk ikut serta dalam pemilihan calon Duta Insan, kolaborasi bersama Kominfo. Tyas, namanya. Seorang gadis Bali saudara dari Ibu Dian yang membantu Bu Dian di Dian Songket. Dia ingin belajar menulis dan kami akan membantunya untuk bisa menulis, seperti yang aku lakukan di banyak anak2 dari Purwokerto dan Yogyakarta ( lihat tulisanku Kreatifitas Menulis Siswi SMP di Baturaden ).
Mba Tyas yang sangat berminat untuk belajar menulis dan mempostingnya di Kompasiana.
Ketika kami beristirahat di  Rudana Museum, kami sempat berdiskusi lumayan banyak tentang konsep2 IDKITA, diselingi makan sambil bercerita masing2 dari kami. Tentang kegiatan aku, Valentino serta Linda Denny. Penjajakan, dan kami siap selalu 'keep contact' via emailatau apaun, dan ketika November 2013 ini Linda akan ke Jakarta, kemungkinan besar kami akan bisa bekerjasama untuk pelayanan bagi anak2 dan pemperdayaan perempua Indonesia. Dan kami sepakat untuk itu. Linda sudah mulai membaca dengan detal dari handbook IDKITA yang aku berikan kepadanya.
Aku dengan Linda Denny dari Amerika, yang concern kepada pemberdayaan perempuan.
Rudana Museum menjadi saksi dengan adanya 'kesepakatan' bersama antara kami IDKITA dan Linda Denny bahwa kita semua harus serius untuk pelayanan bagi anak2 dan perempuan, apalagi kami sama2 berjuang dalam tema 'ICT for Women'.
Museum Rudana sendiri berada di Peliatan, Gianyar, dibangun oleh Nyoman Rudana. Dan museum ini mempunyai banyak oleksi lukisan2 kelas dunia dan sering dikunjungi oleh pembesar2 negara dunia. Cerita tentang musum ini akan aku tulisakn di artikel selanjutnya. Tetapi, jelas bahwa Museum Rudana dengan arsitektur dan tamannya yang khas Bali, menjadikan 2 negara ( IDKITA dari Indoneisa dengan Linda Denny dari Amerika ) bertaut dalam rencana pelayanan untuk pemberdayaan perempuan, yang akan menjadikan anak2 mereka lebih terkontrol dalam dunia ICT.
Museum Rudana yang cantik serta pengalungan selendang dari keluarga Rudana
Setelah dari istirahat di Museum Rudana sambil makan siang, perjalanan kami lanjutkan perjalanan ke Pura Ubud. Tidak lama karena memang sedang tidak boleh ,asuk kesana, sehingga kami hanya berfoto2 di luarnya. Tetapi walau hanya sebentar, kami sempat berbincang2 dengan Irina Akimushkina, seorang warga Russia sebagai President sebuah organisasi di Russia dengan tema 'Gender Spesialist'. Aku berikan konsep2 IDKITA tentang pemberdayaan perempuan untuk anak2, dan terlihat dia sangat tertarik!
Irina mengajakku duduk di seberang Pura Ubud, sediki bicara, dan akhirnya menyatukan kami ( Indonesia dan Russia ) untuk duduk bersama dalam pelayanan pemberdayaan perempuan Indonesia. Dan dia terus memelukku, menggandengku, dan hatiku merasa sangat berbahagia .....
Aku dan Irina dari Russia. Aku terlihat capek, tetapi hatiku bahagia mendapat banyak sahabat baru.
Aku tidak tahu, Tuhan mau membawaku dan IDKITA kemana. Tetapi dengan undangan yang tiba2 saja membuat bulu kudukku merinding untuk acara APEC Women 2013 di Bali saja, kami merasa tersanjung. Dan kami tidak akan menyia2kan waktu dan kesempatan yang TUHAN berikan kepada kami. Kami berusaha untuk menyusun semuanya, berusaha mendeati delegasi2 dunia, sampai Tuhan menyelesaikannya sendiri, karena DIA lah yang akan membawa kami ke suatu tempat, untuk pelayanan lewat IDKITA dalam Kemuliaan NYA .....
Hari ketiga APEC Women 2013 di Bali, segera akau aku tuliskan .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H