By Christie Damayanti
[caption id="attachment_227262" align="aligncenter" width="619" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]
"Jangan merasa beradab, jika kita tidak memperdulikan kaum disabled". Adalah fokus di Hari Disebilitas internasional, yang dirayakan setiap tanggal 3 Desember di seluruh dunia, sepertinya sangat cocok bagi jaman sekarang ini .....
Aku sekarang berada dalam komunitas kaum disabled, walau keadaanku merupakan keadaan dalam keterbatasan karena stroke, dan banyak orang mengatakan bahwa keterbatasanku adalah sementara. Tetapi, ketika aku sadar bahwa Tuhan dan realitaslah yang harus aku kedepankan, aku menempatkan diri sebagai kaum disabled, untuk bisa terus memperbaiki diri, lebih berusaha recovery, tanpa harus merasa 'aku hanya sementara koq, sabar saja!'.
Hari Minggu, 2 Desember 2012 kemarin, aku ikut dalam eforia sahabat2ku dalam komunitas IDCC ( Indonesia Disabled Care Community ), untuk merayakan ulang tahunnya yang pertama, di 'Free Day Car', Jl Sudirman, depan Grand Indonesia. Kami membuat panggung. Kami menyanyi2, menari2. Kami ber-teatrikal dan kami benar2 bersenang2 bersama. Para pendukung IDCC adalah anak2 muda yang sangat peduli dengan keadaan kaum disabled dan mereka yang medirikan komuniitas ini. Aku dan beberapa sahabat yang memakai kursi roda, di putar2 di atas kursi roda dan meminta kami untuk ikut bernyanyi, paling tidak tangan kami diminta untuk menirukan gerakan2 tari mereka, kaum sehat. Bahkan ketika tarian seputar Gangnam Style, aku benar2 sudah ikut ber-Gangnam Style, memutar2kan tanganku dan korsi rodaku diputar2 olah sahabat dari IDCC.
Habibie di putar2 d atas kursi roda sambil menyanyikan Gangnam Style dengan pendukunng IDCC ..... asiiiiiikkkkkk ...... sangat menyenangkan ......
Adalah kompasianer juga, salah satu kaum disabled yang luar biasa, Habibie Afsyah ( lihat tulisan Valentino tentang Sesaat Bersama Habibie Afsyah ), merupakan tokoh sentral dari IDCC dan 'bintang' dari rangkaian kegiatan ulang tahun pertama IDCC ini. Dia sangat excited kemarin. Tidak menghiraukan peluh yang membasahi tubuhnya, atau bicaranya yang agak terbata2, Habibie selalu tersenyum dan menjawab pertanyaan2 yang menyangkut apapun yang ditanyakan oleh siapapun.
Habibie Afsyah dengan ketua IDCC, mas Najib, memberikan kata2 sambutan terkait dengan ulang tahun IDCC yang pertama.
IDCC memang terbentuk untuk menyuarakan kepedulian warga kepada kaum disabled ( lihat tulisanku Sebuah Catatan dari Kaum 'Disabled' ..... ). Karena terbukti, Indonesia sebagai bangsa yang besar, masih sangat tidak peduli dengan kaum disabled. Tidak ada fasilitas bagi kami ( aku juga kaum disabled ), secara fisik dan mental. Fasilitas2 fisik seperti tempat2 publik, jarang sekali dibangun ramp, toilet disabled ( lihat tulisanku Warga 'Disabled' Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa: Sebuah Perenungan Diri Tolong Pedulikan Kami dan Adakah yang Tahu dan Peduli dengan 'Toilet Disabled?' ). Sedangkan fasilitas2 mental, apalagi! Seperti pendidikan ( aku baca di buku mama Habibie, ketika beliau harus mencarikan Habibie sekolah, jarang ada yang mau menerima Habibie bersekolah ), pegawai disabled ( aku bersyukur bisa tetap bekerja di perusahaan besar, sampai sekarang ) ataupun warga Indonesia yang belum banyak memperdulikan warga disabled.
Dua kain putih digelar untuk mendukung komunitas IDCC. Aku menandatanganinya dengan memakai tangan kiiiri karena tangan kananku belum bisa berfungsi .....
Jam 7.30 Hari Minggu kemarin, kami berkumpul di depan Grand Indonesia, Jl Teluk Betung. Berdansa dan menyanyi bersama. Warga sehat mulai berdatangan. Mungkin mereka keheranan dengan kegiatan kami, banyak kaum disabled memakai kursi roda seperti aku, di putar2 sambil tertawa2. Kami juga menggelar 2 lemabar kain putih sepanjang sekitar 3 meter, untuk bisa ditanda tangani sebagai dukungan bagi kaum disabled. Kemudian, kami mengadakan simulasi bagi warga sehat untuk merasakan sebagai kaum disabled. Mereka diminta untuk duduk di kursi roda, memakai kruk, menutup mata dan telinga mereka, dan mereka diminya berjalan dengan lambat. Dan ternyata, mereka tidak tahan untuk bisa sebagai warga disabled, dengan berbagai alasan ....
Aku dan pendukung IDCC. Wajah2 anak muda Indonesia yang simpatik dan peduli dengan kaum disabled, seperti aku ....
Setelah itu kami 'long-march' dari tempat itu sampai Bunderan Hotel Indonesia. Sambil bernyanyi2, pendukung IDCC menggelar kain putih yang sudah ditanda tangani, dan membawa spanduk2 tentang disabled, kami bersuka ria di Jalan Thamrin, berfoto2 dengan bahagia. Banyak media massa yang meliput kami. Koran Kompas, salah satunya, memuat di Kompas cetak pagi ini. TV One serta B Channel, yang aku tahu, sempat berdiskusi denganku. Sangat menyenangkan, ketika mereka sangat peduli dengan kami, kaum disabled .....
Aku wawancara dengan B-Channel dan ada kegiatan ini di Kompas Cetak, pagi Senin 3 Desember 2012.
Wajah2 kaum disabled yang bahagia, termasuk aku .....
Banyak warga sehat yang sedang jalan pagi, lari pagi bahkan bersepeda dengan keluarga, mengikuti kami long-march, bahkan berfoto bersama. Kami sudah belajar, ketika kami merupakan kaum disabled, seseorang berkebutuhan khusus, bahwa kami sudah bisa mengetahui, mana yang manatap kami dengan peduli, simpati ataupun yang menatap kami dengan masa bodoh sampai melihat kami dengan merendahkan. Dan ketika kami melihat ada yang menatap kami sebagai kaum yang direndahkan, justru kami merangkul mereka, memberitahukan pada mereka ( terutama anak kecil ) untuk lebih peduli, karena kaum disabled tetap merupakan manusia yang dicintai Tuhan, dan tetap merupakan warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban.
Sebuah hari yang sangat luar biasa, ketika banyak orang peduli dengan kaum disabilitas, dan mengasihi satu sama lain ..... Puji Tuhan .....
Acara kami selesai sekitar jam 9.30 dengan beberapa kata2 simpatik dari beberapa komunitas yang bergabung dengan kami. Aku sangat bahagia ketika semua terlihat saling peduli dan saling mengasihi. Ketua IDCC, mas Najib, walau peluh membanjiri tubuhnya, dan terlihat capai ( karena berhari2 dia mempersiapkan acara special ini ), tetapi wajahnya selalu sumriah dan tatapan matanya sangat teduh. Seorang ketua yang mampu mengayomi anggota komunitas ini. Dia mampu menciptakan kondisi yang nyaman untuk kami.
Aku dan mas Najib, ketua IDCC yang sangat ramah dan peduli pada ssemua orang .....
Dengan bernyanyi 'Kemesraan', kami saling bergandeng tangan, tidak ingin lepas karena kami merasakan kepedulian kita masing2 serta saling mengasihi. Bahkan, beberapa temanku yang aku ajak kesana ( walau tidak atau belum bergabung dengan Komunitas IDCC ), terlihat sangat excited walau sebelumnya mereka belum terlalu PD untuk berkegiatan dalam komunitas seperti ini.
Tuhan tidak pernah membedakan umatnya, dari materi, fisik, atau baik-buruknya seseorang. Tuhan selalu mengasihi umatnya. Apalagi jika kita bisa selalu percaya serta bergantung pada NYA dan menuruti perintah NYA. Kasih Tuhan tidak terbatas, da seharusnyalah kita sebagai umatnya, untuk bisa mengasihi sesama. Tetapi, mampukah kita mengasihi sesama, atau setidaknya mempedulikan kaum disabled, sesuai dengan yang diinginkan NYA? Semua berpulang kepada kita masing2 .....
Aku dengan Habibie Afsyah, sahabat baruku ( lihat tulisanku Kompasianival 2012 : Inspirasi dari Kaum Disabled, Mereka Memang Hebat! ).
Dear friends, kaum sahabat disabled,
Jangan pernah berhenti bermimpi, karena kita tidak pernah tahu, apa yang Tuhan kehendaki pada hidup kita. Dan mimpi kita bisa merupakan keinginan kita dan jawaban Tuhan bagi kita .....
Tetap semangat, dan Tuhan berkati!
Aku, hanya seorang perempuan 'disabled', tetapi aku tidak pernah berputus asa dengan keadaanku, dan tetap percaya bahwa Tuhan memberikan yang terbaik pada hidupku .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H