Tetapi ternyata memang benar. Ketika aku benar2 siap dengan hatiku untuk melayani Nya, ternyata Tuhan sudah memberikan banyak orang2 yang membutuhkan 'hatiku' untuk siap melayani.
Melayani. Seperti Yesus yang memang sengaja datang ke dunia untuk melayani. Seperti hamba untuk melayani tuannya. Siapa aku? Melayani apa? Aku tidak tahu. Aku hanya seorang perempuan yang cacat dalam keterbatasan, bagaimana aku bisa melayani? Pun aku sama sekali tidak kaya ( dalam arti kelebihan materi ), sehingga bagaimana aku bisa melayani?
***
Seorang ibu menggendong seorang anak berumur sekitar 3 tahun, berjalan kearahku sambil menangis, ketika kemarin aku sedang menunggu di rumah sakit. Aku tidak kenal dengan ibu itu, dan diapun tidak mengenal aku. Tetapi, ibu itu langsung menyapaku serta meminta aku mendengarkan keluh kesahnya. Dan aku dengan senang hati untuk mendengarkannya, apalagi ketika anak itu menangis tak henti. Hatiku berdetak ... ternyata anak ibu itu terlihat tidak normal dan ada infus di hidungnya .....
Ibu itu memperkenalkan diri sebagai Ibu Beti Pasaribu. Anaknya berumur 3 tahun, bernama Cynthia. Sebenarnya Cynthia sudah bisa berlari, bahkan sudah bisa bermain sepeda. Tetapi sekitar 1 bulan yang lalu, Cynthia panas tinggi dan kejang2 dan langsung masuk ke RS di dekat rumahnya di Kramat Jati. Dan setelah 1 minggu, tidak mengalami perubahan, sehingga Cynthia masuk ke rumah sakit tempat aku selalu dirawat.
Pemeriksaan mengatakan bahwa Cynthia terserang Radang Otak, dan dia dirawat di Ruang Anak selama 1 bulan. Dan beberapa hari lalu, Cynthia bisa pulang karena memang biaya perawatannya mahal dan orang tuanya berat untuk membiayainya, walaupun sudah ada beberapa donatur, serta asuransi dari tempat ayah Cynthia bekerja. Diagnosa dokter membuat Bu Beti putus harapan, apalagi setelah sakit ini, Cynthia menjadi lumpuh dan sama sekali tidak bisa makan, serta kembali sebagai anak dibawah 1 tahun : tidak bisa berbicara dan selalu mengais ..... Makanya, selang infus selalu ada di hidungnya untuk makanan cairnya .....
Kemarin, Bu Beti membawa Cynthia kontrol di rumah sakit itu, dan badannya panas lagi. Disitulah Bu Beti mendekatiku untuk berbagi derita untuk Cynthia, walau masing2 tidak saling mengenal .....
GOD ! Begitu aku melihat keadaan Cynthia, aku langsung jatuh kasihan. Cynthia selalu menangis, tubuhnya yang sudah cukup besar hanya bisa digendong ibunya yang bertubuh kecil, sehingga terlihat sekali2 tubuhnya melorot dari gendongan ibunya. Karena selalu menangis, nafasnya tersengal2 dan infus yang dihidung menambah penderitaannya. Cynthia tidak bisa bicara karena sakitnya ini, sehingga dia tidak bisa mengatakan apapun apa yang dirasakannya .....
Cynthia memang bukan seorang anak yang sakit karena stroke. Karena aku seorang pasca stroke, sebenarnya aku ingin melayani orang2 stroke seperti aku, terutama mereka yang pasca stroke dan tidak mempunyai biaya untuk berobat. Tetapi, apakah itu 'konsep melayani? TIDAK ! Melayani adalah MELAYANI ! Tidak pandang bulu dan tidak pandang penyakit. Walau memang aku mempunyai keterbatasan, ternyata hatiku mengatakan, bahwa Cynthia membutuhkan pertolongan segera ......
Secara materi, pasti aku tidak sanggup, atau paling tidak, belum sanggup. Tetapi, melayani bukan hanya materi saja, bukan? Melayani adalah tindakan yang mau peduli tentang keadaan apapun untuk menolong irang lain yang dalam kesusahan. Bisa dengan materi, berbagi cerita, berbagi hati dan berbagi kasih .....
Aku tidak tahu, bagaimana aku membantu Bu Beti dan Cynthia. Tetapi sejak aku bertemu dengan mereka, aku berpikir bahwa aku ingin melakukan sesuatu. Mungkin tidak banyak. Mungkin hanya berbagi hati dan berbagi kasih. Aku berencana untuk datang kerumah mereka di Kramat Jati. Membawa boneka untuk Cynthia untuk dipeluknya, membawa kue2, walau mungkin Cynthia belum bisa memakannya ( paling tidak bisa untuk orang tuanya ) dan buku-ku untuk Bu Beti membacanya. Mungkin buku-ku bisa memberikan motivasi untuk selalu berharap pada Tuhan .....