Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah Seorang Tukang Kayu yang Berpulang .....

4 Oktober 2012   05:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_216233" align="aligncenter" width="640" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]

Sayang, aku tidak sempat mengambil fotonya ( hanya ada dari belakang ) .....

Kita tidak pernah tahu, apa rencana Tuhan dalam hidup kita. Kadang2 kita melihat, apa yang kita rencanakan sesuai dengan rencana NYA, tetapi tiba2 melenceng jauh. Dan semuanya itu sering membuat depresi karena rencana kita menjadi berantakan. Dan rencana Tuhanlah yang berkehendak, dan kita harus ikut sesuai dengan rencana NYA .....

*** Adalah seorang tukang kayu, kelahiran Brebes dan keluarganya pun tinggal disana, namanya Nur Ali. Dia beberapa tahun lebih muda dari aku, dan dia sudah mengabdi kepadaku lebih dari 25 tahun, sebelum aku lulus kuliah. Ketika itu aku bekerja sama dengan ex suamiku untuk mendesain dan membuat detail interior seperti lemari, meja, kursi dan sebagainya untuk perumahan, perkantoran dan toko2 di mall di seluruh Indonesia. Dan Nur Ali lah salah satu kepala tukang yang membuat semua butik 'Poshboy' dan 'Gazetta' Merek baju dan kaos ) seluruh Indonesia. Nur Ali memang pintar, jujur dan pekerjaannya rapi, sehingga kami memakainya terus .....

Ketika kami menikah, Nur Ali selalu sebagai bodyguard kami, untuk anak2ku. Kemanapun dia diajak untuk menjaga kami. Dan ketika jaman krismon melanda tahun 1998, Nur Ali lah yang membantu kami untuk bertanam bawang putih untuk menyambung hidup kami ( lihat tulisanku Ketika 'Krisis Moneter' Tahun 1998, Melanda ..... ).

Nur Ali memang seorang tukang kayu yang baik. Bahkan dia bukan hanya seorang tukang kayu, dia terlihat peduli dengan ku dan keluargaku, apalagi setelah aku bercerai. Dan Nur Ali memilih ikut aku dibanding ikut ex suamiku. Dia berdiri di garis depan, ketika bannyak orang yang mau menggangguku.  Dan setelah itu, dia selalu membantu aku untuk pekerjaan2ku di bidang interior dan Nur Ali bisa membantu teman2ku yang membutuhkannya untuk membuat interior rumahnya, apalagi teman2ku yang mau menikah .....

13493267751404480651
13493267751404480651

Salah satu hasil karya Nur Ali, mengerjakan design apartemen di Permata Gandaria.

Anaknya 5 orang, semuanya laki2 dan masih kecil. Umurnya antara TK sampai SD dan istrinya sudah meninggal dunia, sesaat anaknya yang terkecil lahir. Nur Ali memilih tidak menikah lagi dan membesarkan anak2nya sendiri, yang dititipkan kepada ibunya di Tegal. Dan kemarin siang, Nur Ali meninggal dunia dan jenazahnya sudah di kuburkan di kampung halamannya .....

*Aku sangat sedih. Dia selalu ada disisiku dulu, ketika banyak orang membebaniku dengan hal2 aneh dan dia selalu melindungi aku dan anak2ku*

*** Aku sempat menangis ketika seorang ( mungkin sodaranya ) menelpon papaku kemarin, sambil menangis dan langsung kami mencari tahu tentang itu. Nur Ali tidak berpesan sesuatu, tetapi papaku sudah memintanya datang ke rumah untuk mengerjakan sesuatu, segera. Dan Nur Ali sempat cerita bahwa dia sedang sakit perut, yang terakhir sekarang dia sudah mengahadap Tuhannya ....

Dia sempat beberapa kali jatuh sakit setelah kematian istrinya, sampai tubuhnya sangat kurus. Dia tidak bilang apa sakitnya, dan kami hanya tahu, mungkin kesedihannya yang membuatnya menjadi sakit dan kurus.

Sekarang, aku terbeban memikirkan anak2nya. Aku sempat tahu dengan anak2nya ketika Nur Ali membawa mereka ke Jakarta. Aku juga sempat tahu, bagaimana kegiatan keluarganya di rumahnya di Tegal ( antara Brebes - Tegal ). Dulu aku tahu, untuk menopang hidupnya sehari2, Nur Ali dan istrinya memelihara burung puyuh untuk dijual daging dan telurnya. Tetapi ketika anaknya ya ke-4 alergi dengan bulu burung, dan selalu sakit, Nur Ali menjual semua burung puyuhnya supaya anaknya yang ke-4 bebas alergi.

Dia memang peduli dengan keluarganya, peduli dengan kami. Dan karena pekerjaannya rapi serta kejujurannya yang baik, aku selalu merekomendasikannya dalam komunitas konstruksi, karena dia memang mempunyai tim tukang kayu. Terakhir, dia kami rekomendasikan untuk membuat interior Konsistori Gereja kami.

Aku ingin membantunya, walau aku tidak tahu bagaimana membantunya.  Jika sumbangan, semua akan habis. Bekerja sama dengan sepupuku ( yang juga sering dibantu oleh Nur Ali ), kami ingin mencari orang tua asuh bagi anak2nya untuk mereka bisa terus sekolah. Karena aku yakin, mungkin tidak ada keluarganya yang bisa menyekolahkannya dengan kehidupannya yang pas2an. Sepupuku mengatakan, ada yayasan Kristen di Yogyakarta yang bisa menampung anak2 yang putus sekolah. Aku tahu, tidak mudah untuk membawa anak2 itu 'lepas' dari keluarganya, tetapi patut di coba bukan? Yang jelas, Tuhan akan terus buka jalan untuk kebaikan umat NYA.

1349326889851494705
1349326889851494705

Nur Ali membantuku untuk membuat frames di Pameran Filateli Internasional, Juni 2012 lalu.

Seorang Nur Ali sudah tiada. Mungkin tidak ada yang peduli, bahwa seorang tukang kayu sudah tiada .... Mungkin aku lebay dengan mengangkat cerita ini di forum umum seperti di Kompasiana. Tetapi, dengan belajar dari seorang 'rakyat biasa', seorang Nur Ali, aku diasah untuk terus melihat bahwa masih banyak orang yang peduli dan mengasihi sesama, dengan berbagai bentuk .....

Selamat jalan, Nur Ali ..... Tuhan sudah memberi tempat di sisi Nya. Dan Tuhan juga akan memberikan yang terbaik untuk ank2mu .....

Tuhan memberkati kita semua .....

Dari kami yang mengasihimu dalam Tuhan .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun