Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

'A Journey of Discovery': Admiral Cheng Ho (Zheng He)

12 Juli 2012   22:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_200171" align="aligncenter" width="577" caption="topimagea.com"][/caption]

Sudah lama sekali aku tidak ke Sentosa Island, walau sebenarnya aku masih sering ke Singapore. Sentosa Island identik dengan 'berlibur dan bermain2', padahal tujuan ke Singapore beberapa kali ( kecuali ketika anakku masih kecil tahun 1997 dan kali ini, tahun 2012 ) adalah tentang survey dan pekerjaanku. Terakhir kali aku ke Sentosa Island adalah tahun 1997 ketika Dennis masih kecil, naik kereta gantung .....

Kali ini, kami ke Singapore adalah khusus untuk berjalan2 dan mendidik anak2ku untuk bisa mengurus aku, mamanya, yang seorang disabled ( lihat tulisanku Ternyata, Anak-Anakku Bisa Mengurus Kami Sebagai 'Disabled Persons'..... ). Dan sudah barang tentu, Sentosa Island adalah salah satu tujuan wisata di Singapore yang sejak pertama kali kami fokuskan, yaitu ke Universal Studio Singapore dan ke Maritime Museum ( cerita tentang Admiral Cheng Ho ) yang berkeliling dunia. Dan kali ini, aku akan mengupas Museum Maritime, yang merupakan 'digital museum' : modern, canggih dan sangat menyenangkan!

Connection area antara downtown Singapore dan Sentosa Island pun, sangat layak untuk dikupas disini, next aku akan mengupasnya. Dari hotel kami, Hotel Robertson Quay ke Sentosa Connection, menghabiskan sekitar $7.50. Sebenarnya sangat mungkin kesana via MRT, tetapi karena keterbatasanku, kami memilih naik taxi saja, ditambah memang lebih cepat ( lihat tulisankuCerita tentang Taxi di Singapore ..... ).

Singapore downtown ke Sentosa Island, sekarang tidak harus memakai kereta gantung atau ferry seperti terakhir aku kesana, tetapi sekarang sudah ada terowongan membelah selat dan jembatan yang menhubungkan kedua tempat tersebut.  Dan connection areanya adalah ada di 'bawah pulau' ( basement ), yang sungguh, aku sangat kagum dengan keberadaannya! Kemegahannya, kebersihannya, kenyamanannya, atau kecanggihannya juga banyak yang tidak bisa disebutkan .....

Maritime Museum ini memang sudah aku rencanakan dari semasih di Jakarta. Aku melihatnya di sebuah berita 'jalan2' di sebuah TV swasta yang membuat mataku tertancap tidak berhenti. Begitu kami sampai disana, kehidupan maritime, khususnya jaman Admiral Cheng Ho ( Zheng He ), sangat terasa. Setelah membeli tiket sekitar $15.00 ( museum termasuk theaternya ), waktu itu hari Kamis tidak seperti weekendpun, ternyata tetap penuh. Artikel ini mengawali cerita kami di Museum Maritime tersebut, jilid pertama. Dan pada jilid kedua artikelku tentang theater serta 'art' atau seni museum ini .....

Diawali ketika kami memasuki museum ini, kami disuguhi untuk melihat sebuah kapal layar besar, merupakan 'model' atau replika kapal Admiral Cheng Ho jaman itu, dan didepannya merupakan benar2 kapal milik Laksamana Cheng Ho yang karam karena dihancurkan oleh Dinasti Ching pada abad ke-15, di angkat dan direstorasi. Cheng Ho mengawali pelayaran ke daerah Asia dan Afrika, antara lain ke Vietnam, Taiwan, Malaka ( bagian dari Malaysia ), Palembang dan Jawa ( Indonesia ), Srilanka, India, Persia, Arab, Laut Merah dan Afrika.

13421048561826820116
13421048561826820116

Menurut sejarah, Admiral Cheng Ho membawa beberapa 'benda berharga' rempah2 serta batuan2 berharga dari Asia serta beberapa binatang dari Afrika untuk menjadikan bukti bahwa mereka benar2 mengelilingi Asia dan Afrika. Dan setiap jejak langkahnya, di patrikan pada sebuah museum yang sangat menarik serta merupakan cerita sejara yang memacu inspirasiku .....

Mulai dengan 'daerah' Quanzhou, kami mengikut cerita pelayaran Admiral Cheng Ho. Dimulai dari China, banyak benda2 dari China yang ada di museum itu, seperti keramik2 cantik, boneka2 Cina bahkan boneka adat pernikahan China. Dari Quanzhou, kapal itu menuju Vietnam ( Qui Nhon ), masuk ke Palembang, Calcuta sampai Afrika. Masing2 negara benar2 'mengambil' sarinya. Misalnya, di Indonesia meskipun fokusnya adalah Palembang, tetapi beberapabarang2 Indoesia bahkan tari Bali Barong, Batik dan Wayang serta beras Indonesia[un itu terdapat pada museum ini. Juga di India, patung seorang India sedang meniup serling ular cobra seerta patung seorang Arah yang mengendarai Onta, juga ada.

13421049321486816753
13421049321486816753

Setiap negara, selalu terdapat barang2 asli negara tersebut serta cerita tentang adat istiadat dan cerita2nya.

13421049811507698086
13421049811507698086

13421050041136967059
13421050041136967059

Palembang di Indonesia .....

Kami mengikuti kapal Cheng Ho, dan setiap negara ( ada 7 negara ), kami tetapi memakai 'passport' dan tiap negara, ada 'cap' passportnya, bukan dengan tinta, tetapi 'embos' ( kesan 3 dimensi ), yang menurutku sangat cantik, pada cap masing2 negara! Dan aku langsung jatuh hati, ketika sebuah TV swasta menceritakan tentang museum ini dengan cap embos passportnya .....

13421050501942793008
13421050501942793008

1342105094615781785
1342105094615781785

Dennis dan Michelle selalu membantu aku untuk 'cap' passport dengan cap embos .....

Beberapa foto yang menceritakan betapa atraktifnya museum ini :

1342105200546789274
1342105200546789274

13421052811602492539
13421052811602492539

Daerah 'Palembang' ini paling banyak dikunjungi wisatawan, karena menurutku memang sangat atraktif dan natural dengan patung2 serta foto Tarian Balinya .....

13421053291530521036
13421053291530521036

13421053661340773865
13421053661340773865

Keramik2 dan kain2 China yang dibawa dari negara asalnya untuk museum ini

13421054041063194221
13421054041063194221

13421054341259140115
13421054341259140115

Patung seruling ular dan patung saudagar dari Persia yang juaga menghiasi museum perjalanan Admiral Cheng Ho ke Asia dan Afrika ini .....

1342105481974369185
1342105481974369185

13421055141071890335
13421055141071890335

Patung2 cantik dari China dan beberapa negara Afrika dengan foto pemandangan alam dan pohon 'Beobab'nya yang khas Afrika .....

13421055441492224182
13421055441492224182

Passport kita yang harus di cap pada masing2 negara, dengan cap embos .....

1342105575711625546
1342105575711625546

13421055991208422431
13421055991208422431

Coba perhatikan, cap embos sebuah batang dan daun bambu, cantikkkkkk sekaliiiiii ..... sayang sekali, tidak ada cap yang beerasal dari Palembang ( Indonesia ) ...... *kenapa, ya?* ......

Museum ini dilengkapi dengan teknologi canggih, diantaranya adalah peta interaktif cerita perjalanan Admiral Cheng Ho ini :

13421056341100447964
13421056341100447964

1342105660867493350
1342105660867493350

Di beberapa titik, di dinding museum terdapat peta interaktif perjalanan ini. Tiap tempat, dengan sentuhan tangan kita, layar komputer mampu mengaplikasikan apa yang ingin kita ketahui tentang cerita ini.

13421057701246222717
13421057701246222717

Seperti biasa, Dennis selalu yang nomor satu untuk ingin tahu tentang dunia komputer. Di beberapa titik, terdapat komputer khusus untuk mencari data tentang Laksamana Cheng Ho dengan semua cerita historisnya, sampai yang sekecil2nya tentang dia. Sangat menarik, karena juika kita berselancar di Google, tidak tidak menemukan detail kecil tentang Cheng Ho ..... Jika ada waktu, sangat disarankan untuk riset kecil2an tentang itu ......

Museum digital ini, bukan hanya sebagai saksi sejarah tentang cerita perjalanan Laksamana Cheng Ho saja, tetapi bisa untuk menanamkan di dalam benak banyak orang danbisa untuk melihat, betapa luar biasanya ketika itu, sebuah perjalanan yang tidak sama di jaman sekarang, berpeluh dan berlayar untuk menuju ke negeri2 lain, sampai dengan badai yang menenggelamkan .....

Aku sungguh kagum, bagaimana museum ini mampu untuk membuat anak2 sangat antusias tentang perjalanan Cheng Ho. Mereka sangat antusias untuk mencoba meliuhat melalui tangannya yang mungil untuk menyentuh layar komputer sambil membacanya ..... Juga mereka antusias untuk membuat kapal Cheng Ho lewat maket 3 dimensi dari kertas karton serta membuat 'cap' embos passport mereka .....

1342105799533723542
1342105799533723542

Di bagian kedua, aku akan mengupas tentang Typhoon Theater, sebuah 360 derajat theater interaktif serta beberapa artefak dan benda2 seni tentang cerita Cheng Ho .....

Bersambung .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun