Ternyata, apa yang aku inginkan bahwa Dennis bisa menjadi 'pemimpin' dalam keluarga, sangat membuat aku bangga! Dia memang harus belajar banyak, bahwa tidak mudah untuk peduli. Tidak mudah untuk menjaga orang tua dan eyang2nya, yang notebene dalam keterbatasan. Aku, dengan separuh tubuh, membawa tasku pun aku tudak mampu, dan harus berjalan tertatih2 atau di atas kursi roda dan didorong oleh Michelle. Begitu juga mamaku. Beliau memang masih bisa berjalan sendiri tetapi tidak berlama lama, pasti beliau capai dan harus duduk juga di kursi roda, dan papaku yang mendorong. Jadi, hanya Dennis yang sangat dan harus siap untuk membawa apapun yang kita bawa dengan bantuan Michelle .....
Dari check-in pesawat sampai mengambil bagasi di Changi, Dennis sangat peduli dengan keberadaan kami. Walau, tetap saja dia adalah seorang remaja yang masih sangat ingin tahu dan bermain2 yang dia mau, tetapi dalam tanggungjawabnya, Dennis patut diacungi jempol .....
Papaku tetap mendamping Dennis, karena aku sama sekali tidak mampu, berjalan sendiri, dengan suasana asing dan ramai, otakku tidak mau di ajak bekerja sama untuk menggerakkan kaki kananku ......
Tuga Michelle lain lagi, bahwa dia harus benar2 'mengasuhku' dalam kegiatan privasiku. Seperti ke toilet. Di Singapore, fasilitas disabled nya memang luar biasa, sehingga kami tidak tidak harus berbagi dengan orang2 sehat. Seperti toilet, jalan2 khusus untuk disabled, bahkan dalam berwisata di tempat tertentu, kaum disabled tidak harus membayar dan di dahulukan dalam beregiatan! Cerita ini, aku akan bagikan di artikel2 selanjutnya .....
Sampai 8 hari kami di Singapore, Dennis semakin dewasa dalam memimpin keluarga kami. Dia maju di depan kami, ketika kami hanya bisa tinggal diam karena tidak mampu. Dia menanyakan segala sesuatunya jika kami tidak mengerti. Bahkan, ternyata bahasa Inggrisnya sangat fasih, ketika aku agak terheran2 mendengarkan Dennis berbicara dengan orang asing atau ngobrol dengan supir taksi  disana. Kupikir, aku masih harus membimbingnya untuk berbicara bahasa Inggris, tetapi ternyata dia sangat bisa 'dilepas' untuk 2 tahun lagi dia harus kuliah di negeri orang .....
Ternyata, kedua anakku memang sangat luar biasa! Sangat membanggakan! Walau mereka diasuh oleh seorang single parent tanpa seorang papa dan 2 orang eyangnya yang notebene sudah tua, Â Dennis dan Michelle tumbuh menjadi anak2 yang manis, pintar, baik, bertanggungjawab serta takut akan Tuhan. Walau sebagai remaja, tetap saja mereka 'nakal' tetapi sangat terkendali .....
"Raihlah mimpi2mu setinggi bintang2 di langit, anak2ku. Mama mungkin memang tidak bisa menemani kalian dalam meraih cita2, tetapi selama mama mampu, mama akan terus mendampingi kalian. Mama bekerja sebaik2nya, untuk sekolah kalian, dan mama berjanji untuk itu. Jadi, kalian akan bisa meraih mimpi2mu, tanpa kalian memikirkan apa yang menjadi tanggung jawab mama  ......"
"Sekarang, mama sangat yakin, bahwa kalian akan memetik apa yang kalian tanam di masa depan ..... Tetap belajar dan terus belajar ... masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Mimpi mama, mama serahkan kepada kalian dalam estafet masa depan keluarga kecil kita ..... Tuhan memberkati kita semua ....."
Dennis yang susah sekali di foto, tetapi  'kereeeeennnn banget' jika mem-foto ......
Cinta mama untuk Dennis dan Michelle .....