Sebagai filatelis Indonesia, aku mengenal cukup baik, Bp Letjend Purn Suyono, mantan Kasum ABRI jaman Presiden Soeharto, yang sekarang sebagai Ketua Filatelis Indonesia. Beliau membawa koleksi filatelis kreatif-nya, yaitu sebuah mobil W coklat yang ditempel2 prangko serta beberapa cap pos yang beliau dapatkan. Sangat kreati, dan kami sempat mengobrol seita ½ jam bersama dengan teman2 dan sahabat2 filatelis dan orang tuaku.
Bapak Suyono, memakai kemeja kemerahan, nomor 2 dari kanan,dengan sahabat2 filatesis-ku.
Mobil VW Kodok-nya pak Suyono, diangkut memakai trailer dari Yogyakarta sampai JHCC Jakarta.
Juga aku yang sangat menghomati pak Tugiman dan pak Iwan, Kasubdit di bidang Prangko dan Filateli Kominfo, banyak mengobrol tentang even yang luar biasa ini. Beliau 'menangkap'ku pertama kali ketika aku pertama kali bisa berbicara di komunitas filateli Jakaarta ( lihat tulisanku Kompasiana dan Museum Perangko, Membuat Aku Mulai Bisa Merefleksikan Diri di Balik Ketidak-sempurnaanku ).
Pak Tugiman dan pak Iwan, sahabat2ku dari Kominfo .....
Ketika koleksiku dan mamaku sudah beres untuk ditata, dan ketika panel kami sudah di'kunci' rapat, aku merasa lega, karena sebuah koleksi untuk kolektor adalah barang2 yang 'mahal', walaupun banyak orang menyebutnya 'sampah' ( karena, katanya, prangko adalah 'sampah' ). Mungkin bukan harganya, tetapi niainya yang tidak ada tandingannya. Ditambah lagi, memang koleksiku adalah tanda tangan orang2 penting dunia dan sudah meninggal, memang bisa dianggap mahal ( mungin 1 koleksi atau 1 tanda tangan bisa berharga sampai puluhan juta rupiah, dan aku mempunyai 88 foto dan tanda tangan orang2 penting dunia.
Aku dan sebagian kecil koleksiku .....