Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

'Panji Semirang' : Robin Hood ala Jawa Timur-an

27 April 2012   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:02 5443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_184611" align="aligncenter" width="544" caption="id.wikipedia.com"][/caption]

Raden Inu Kertapati dengan Panji Semirang dan dayang2nya, yang ternyata 'Robin Hood' itu adalah wanita .....

Aku banyak sekali membaca, sejak kecil sam[ai sekarang. Buku2ku sudah mejadi sebuah perpustakaan pribadi ( lihat tulisanku Dengan Buku, Aku Meraih Semua Mimpiku dan (Seri 5) Bukuku: Dunia Kerja dan Sosialisasiku Pada Dunia ). Hanya 2 tema yang aku tidak tertarik untuk membacanya, yaitu tentang keuangan dan tentang hukum.

Ada sebuah cerita pewayangan yang sangat memberkas di hatiku, adalah cerita Panji Semirang. Jika di Bali, Panji Semirang merupakan tarian ke-2 setelah tari Pendet, dalam kurikulum belajar tari Bali, tari Panji Semirang memang dikisahkan sebagai seorang wanita yang gagah perkasa, seperti cerita Srikandi. Begitu juga cerita Panji Semirang versi pewayangan Jawa Timur-an, dengan fokusnya di Kerajaan Kediri .....

[caption id="attachment_184612" align="aligncenter" width="300" caption="dwpkbriwina.wordpress.com"]

13355173041395813470
13355173041395813470
[/caption]

Tarian Panji Semirang ( tarian ke-2 pada program tari bali, setelah tari Pendet ) dari Bali

Di Jawa Timur jaman dahulu kala, terdapat kerajaan besar, yaitu Kerajaan Kediri dengan beberapa kerajaan2 di sekelilingnya. Salah satunya adalah Kerajaan Jenggala. Di Kerjaan Jenggala, mempunyai putra mahkota bernama Raden Inu Kertapati yang sangat tampan ( begitu katanya ). Badannya tegap dan selalu ertersenyum, sehingga banyak wanita2 yang jatuh hati kepadanya, dan banyak orang2 tua yang mengharapkan Raden Inu menjadi menantunya. Tetapi, dia ternyata sudah ditunangkan oleh raja dari Kerajaan Kediri, yaitu Putri Dewi Candra Kirana.

Dulu, pertama kali aku membaca cerita ini, aku serig tersenyum. Aku baru kelas 3 atau 4 SD. Bayanganku adalah keluarga kerajaan dan masing2 mempunyai putra dan putrid, dan akhirnya bisa menikah. Aaaahhh ....., maklum, aku masih SD, dan dongeng ini sangat aku gemari, termasuk dongeng2 import seperti Cinderella, Snow White atau Putri Tidur. Semuanya selalu berhubungan dengan keluarga kerajaan .....

Ketika rombongan Raden Inu Kertapati berangkat untuk menemui tunangannya ( seperti biasa, jaman dulu di tanah Jawa atau di Indonesia, perjodohan sangat popular, termasuk perjodohan yang bahkan belum tahu wajah dan raut mukanya, bahkan mereka dijodohkan sejak kecil ). Rombongan Raden Inu sangat lengkap, dengan perpekalan dan pengawal yang selalu siap siaga, secara dia adalah putra mahkota.

Ditengah jalan, rombongan ini diberhentikan oleh segerombolan, yang katanya dari Negeri Asmarantaka, yang dipimpin oleh Panji Semirang. Raden Inu bersiap melawan dan membebaskan diri, tetapi mereka bukan ingin 'merperang' dan mengambil barang2 mereka, seperti biasa. Mereka hanya meminta Raden Inu untuk bertemu dengan pimpinan mereka, yaitu Panji Semirang.

Raden Inu disambut bak' putra mahkota oleh Panji Semirang. Raden Inu hanya berpikir,

"Inilah si Panji Semirang itu, yang selalu mengganggu dan merampok orang2 yang lalu lalang melewati hutam ini. Hmmmmm ......, Panji Semirang sangat cakap, sepertinya aku pernah mlihatnya, entah dimana ..... "

Ya, Raden Inu tidak tahu, bahwa sebenarnya, Panji Semirang itu adalah Putri Dewi Chandra Kirana. Panji Semirang ini, selalu berdandan ala ksatria, jadi tidak ada seorangpun yang tahu, bahwa Panji Semirang itu adalah seorang wanita ( pasukannya hampir semua adalah wanita ),KECUALI orang2 yang mengikuti dan setia kepadanya ....

Dalam perjalanan Raden Inu dengan rombongannya, dia selalu terbayang, siapa sebenarnya Panji Semirang? Sebagai putra mahkota dimana hutan ini adalah sebagai daerah 'kekuasaannya', dia ingin membuat hutan ini tetap aman untuk waga berjalan disana. Tetapi setelah Panji Semirang yang membentuk sebuah 'negara', disebut 'Negeri Asmarantaka' di tempat dan jauh di dalam hutan ( tidak ada yang tahu, dimana Negeri Asmarantaka' itu ), hutan itu menjadi tidak aman.

Sebenarnya, jika orang yang berjalan di dalam hutan adalah orang2 kebanyakan, gerombolan Panji Semirang tidak akan mengganggu dan 'menjamah'nya. Tetapi jika yang masuk ke hutan itu adalah orang2 kaya, apalagi yang kejam dan mengambil uangdan barang rakyat ( koruptor, gitu ), gerombolang Panji Semirang akan merampas barang2 yang ada, tetapi mereka tidak membunuhnya. Kemudian, uang dan barang2 itu diberikan kepada rakyat miskin .....  Hanya orang2 kaya itu disuruhnya pulang, tanpa membawa apa2, termasuk kuda2 mereka diambilnya ..... ya, seperti Robin Hood, ala Jawa Timur-an .....

Ketika Raden Inu sampai di Kerajaan Kediri, dia dan rombongannya disambut dengan meriah, sebagai calon raja, jika dia menikah dengan Putri Dewi Chandra Kirana. Tetapi setelah penyambutan itu, Raden inu tidak mendapati Putri Dewi Chandra Kirana, sehingga dia mencari dan bertanya kepada salah satu selir Raja Kediri, Dewi Liku. Dewi Liku mempunyai seorang anak wanita, tetapi sangat egois dan angkuh, yaitu Dewi Ajeng. Dan ketika Dewi Liku mengatakan bahwa Putri Dewi Chandra Kirana sudah lama pergi dari Kerajaan Kediri .....

Aku ingat, dulu dalam membaca cerita ini, aku teringat cerita Cinderella. Bahwa, si Cinderella ( ang di Indonesiakan menjadi Upik Abu ), diperbudak oleh ibu dan adik2 tirinya. Tetapi Cinderella bertahan di rumahnya, sampi si Pangeran dari Kerajaan, mngambilnya sebagai permaisuri, setelah banyak kejadian menimpa Cinderella. Ternyata, dongeng dahulu, tidak terlepas dari : Kerajaan, Putri an Pangeran, dan selebihnya 'happy ending' .....

Setelah banyak kejadian antara putusnya hubungan Raden Inu dengan kerajaan Kediri, karena Dewi Liku memaksa Raden Inu menikah dengan Dewi Ajeng, dan terbakarnya persiapan pesta itu, Raden Inu Kertapati mulai mencari Putri Dewi Chandra Kirana. Tiba2 dia teringat, bahwa Panji Semirang memang mengingatkan nya sebagai Putri Dewi Chandra Kirana, tunangannya! Serta merta, dia dan rombongnnya menuju ke Negeri Asmarantaka, tempat Panji Semirang berada.

Negeri itu tidak ada yang tahu, hanya Raden Inu yang pernah kesana, dan matanya tidak ditutup. Tetapi jalan kesanapun memang susah. Raden Inu, masuk ke dalam hutan dengan membawa sebilah parang untuk memperlebar jalan bagi kudanya, menuju Negeri Asmarantaka. Tidak ketemu! Menurut cerita dari rakyat Kediri, Negeri Asmarantaka itu memang menjadi momok bagi banyak orang. Kata mereka, mngkin saja Negeri Asmarantaka itu hanyalah sebuah 'dongeng', sehingga raden Inu putus asa dan dia beserta rombongannya ke Kerajaan Gegalang, kerabat dari Kerajaan Jenggala, tempat keluarga Raden Inu.

Raja Gegalang sedang 'berperang' dengan para perampok di hutan dari Negeri Astamarantaka. Dan Raden inu mati2 membantu Raja Gegalang, sampai para perampok menyerah dan kalah, tetapi Panji Semirang tidak tahu rimbanya .....

Ketika perayaan meriah untuk menyambut kemenangan Raden Inu dan pasukannya, Raja Gegalang memanggil seorang pemuda gemulai. Pemuda itu membawakan beberapa pantun yang menceritakan perjalanan hidup Putri Dewi Chandra Kirana dan Raden Inu Kertapati. Sehingga Raden Inu menjadi penasaran. Dipanggilan si pemuda gemulai itu, dan terbukalah ...... bahwa si pemuda gemulai yang membawakan pantun itu adalah Putri Dewi Chandra Kirana, alias juga Panji Semirang.....

Aku ternyum membacanya,

"Tuhhhh kannnn ...... si Putri dipersunting oleh sang Pangran d an sang Pangeran menjadi Raja di Jenggala"

Ya, cerita ini memang 'happy ending'.Yang aku terkesan dengan dongeng2 jaman dulu, bawa mereka ( para pendongeng ) bukan hanya dongeng luar negeri, tetapi pendongeng asal Indonesia, selalu menceritakan unsure kerajaan , putri dan sang pangeran. Dar merekai banyak permasalahan, sampai akhirnya si putri dan sang pangeran pun menikah dan merekamenjadi pemimpin yang sayang kepada negara dan rakyatnya .....

Sebuah dongeng klasik yang aku sangat sukai. Dengan dongeng2 ini, sekarang banyak 'menina-bobokan' kita, bahwa,

1335517366682795198
1335517366682795198

***nanti toh akan nada seseorang yang dapat memimpin negara kita menuju yang lebih baik, jadi sekarang, nikmatilah hidup ini baik2, dan ternyata artinya, lakukanlah apa yang kita ingin lakukan ( tanpa tanggung jawab )*** ......

Mungkin inila gambaran negara kita tercinta ini ...... *miris* .....

Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun