Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

'Generasi Gadget' : Sanggupkah Kita Mengikutinya ?

12 April 2012   07:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:43 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terbengong2 beberapa kali! Dia sudah tahu nama binatang2 dalam bahasa Inggris, dan dia bisa mencari gambar / foto binatang2 itu lewat internet, meng-print, menggunting dan menempelnya! Ckckckckck ..... aku benar2 kagum melihatnya! Tahun 2000-an, bahkan kalau tidak salah, belum banyak berhadapan dengan gadget, laptop, printer dan sebagainya. Seingatku, juga mahasiswa2ku masih banyak yang tidak memakai computer untuk tugasnya. Tetapi, Dennis, sebagai 'anak masa depan', dan masih duduk di bangku TK, sudah lancar menggunakan salah satu gadget canggih ( memang masih terbatas ) .....

Lain lagi dengan Dennis yang sekarang duduk di bangku SMA kelas 1. Guru2nya, memberikan tugasnya bisa mendadak melalui email dengan soal2 yang harus dicari lewat internet, atau di download. Dan bisa jadi, tugas tersebut tidak harus di print tetapi dikirim juga melalui email. Jadi, sepertinya dia harus selalu memantau emailnya untuk menerima tugas baru dari guru2nya dan sepertinya juga, catatan agenda yang dulu adalah 'buku saku' buat kita, terabaikan .....

Belum lagi tenang pengalaman dengan handphone, sewaktu pertama kali kami punya ( sekitar tahun 1995 ), dengan anak2 yang sudah tahu bahwa, 'dengan handphone, kita bisa berhubungan dengan banyak orang', menjadikan anak2 sangat agresif ketika bunyi handphone berdering di depannya .....

Ya, mereka dikenalkan dengan teknologi di saat usia mereka masih sangat muda .....

Generasi ini mengandalkan gadget untuk berkomunikasi, seperti yang aku sudah tuliskan diatas. Disamping dampak positifnya, ketergantungan yang berlebihan terhadap semua gadget dan teknologi canggih, secara otomatis pasti akan membawa dampak negatif bagi mereka. Mereka akan cenderung bersikap sangat egois, individualis, cenderung selalu menginginkan yang serba cepat, serba instan dan serba mudah, mereka akan lebih tidak sabaran, serta komunikasi secara verbal sangat berkurang. Yang jelas, mungkin saja mereka tidak akan menghargai sebuah PROSES ...... bahwa proses untuk mencapai sesuatu itu sangatlah penting, melebihi dari hasil itu sendiri ......

Anak2 sekarang, mungkin ( dan hampir pasti benar adanya ) intelektualitasnya berkembang dengan sangat baik, tetapi kecerdasan emosionalnya menjadi tumpul. Hampir dipastikan, mereka akan tidak pernah 'berbicara' jika berhadapan dengan temannya, tetapi 'tersenyum' jika berhadapan dengan gadgetnya, apapun bentuknya ......

Hmmmmm, aku sudah melalui masa2 dimana anak2ku menjadi 'tumpul' dalam menghadapi aku dan sekelilingnya, ketika mereka lebih memilih duduk menyepi dengan gadgetnya, dibanding berjalan2 di mall atau berbelanja yang mereka butuhkan ( bukan berbelanja yang aku butuhkan, lho! ). Mereka meminta aku berbelanja yang mereka butuhkan, sementara aku sudah tidak bisa memilihkan modrl baju yang mereka inginkan, kecuali mereka ikut dan mencari sendiri, model baju apa yang mereka suka .....

Ketika anak2ku mulai sedikit besar, akhir umur2 SD ( dan sampai sekarang ), aku menerapkan beberapa metode untuk anak2ku memakai gadget dengan bijaksana :

1.       Aku 'belajar' dengan cepat untuk menyeimbangkan pengetahuan anak2ku tentang gadget. Aku benar2 sering membuka laptop, membuka2 internet ( mulai sekitar tahun 2005 ), ketika aku sedang gencar2nya deadline proyek2ku ), untuk tahu, bagaimana sistimnya walau sangat sederhana. Tahun 2007, aku memang mulai berinteraksi dengan gencar melalui internet, ketika aku masuk ke FB, dan anak2ku mulai 'menyukaiku', seakan2 aku adalah 'mama yang gaul' .....

2.        Sejak kecilpun, aku sudah berpikir, bahwa anak2ku adalah generasi masa depan yang globalisasi adalah tujuannya. Dan aku ingin membekalinya dengan berbagai ketrampilan, salah satunya adalah seni ( gambar, lukis, menari ) dan musik. Aku haruskan mereka untuk mengambil kursus musik, minimal 1 alat musik saja, termasuk menyanyi, dan puji Tuhan mereka memang bisa melukukan lebih dari 1 alat musik sampai mereka di jadikan 'panutan' bagi teman2nya ( lihat tulisanku Kisah 'Narsis' Seorang Ibu: Bermusik sejak Dini ) .....

3.       Aku selalu menumbuhkan kebersamaan dengan anak2ku. Sebelum sakit, aku berusaha semampuku untuk terus 'mengumpulkan' anak2ku dan bercengkerama bersama, TANPA gadget! Dulu, Sabtu dan Minggu, sebisanya aku ada dengan anak2ku, bermain di taman, naik sepeda, otopet atau vigorboard, lalu makan bersama. Mereka terlihat senang, dan mengganggap, mamanya gaul banget, ketika banyak teman2nya tidak pernah 'bergaul' erat seperti eratnya aku dengan anak2ku .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun