Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akankah Indonesia Semakin Tertinggal?

11 April 2012   09:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:45 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Dmayanti

[caption id="attachment_181292" align="aligncenter" width="595" caption="ayoindonesiabisa.com"][/caption]

Suatu hari, di musim dingin di San Francisco, ketika aku terserang stroke berat, jam 3 pagi, papaku menelpon 911, sebuah telpon 'emergensi' untuk keadaan darurat apapun. Aku, dengan hidupku yang sedang sekarat, dan keluargaku yang bingung apa yang bisa mereka lakukan, memasrahkan kepada Tuhan, dan papaku menelpon nomor itu, sebagai salah satu solusi manusiawi, selalin berpasrah kepada Nya .....

Ketika itu, aku sama sekali tidak pingsan, walau tubuh kananku sama sekali tidak bisa digerakan, dan otak kiriku 20% teredam darah. Dan, cerita papaku sekarang, dalam hitungan menit, semua fungsi 'emergensi' di Amerika, langsung datng ke tempat aku berada, membawa sekelompok orang berbadah besar, untuk mengangkatku, memakaikan 'pertolongan pertama' di tubuhku dan menggotongku ke rumah sakit terdekat .....

Kesigapan 911 di Amerika memang sudah terkenal dimana2, termasuk di banyak film2. Aku sudah 'mengenal'nya lewat film2, dan mengenal langsung, tahun 2010 kemarin, ketika stroke menyerangku. Mereka bersama2 datang ke hotel tempatku menginap, jam 3 pagi. Mereka adalah tim polisi, tim ambulans, tim rumah skit dan tim pemadam kebakaran. Sepertinya, itu sudak 'satu paket' dalam menangani 'emergensi' di Amerika .....

Lain lagi, ketika aku 'mengenal' tim 911 dan aku melihat sendiri kesigapan mereka dalam menangani suatu kasus, juga di San Francisco, juga di musim dingin, di tahun 1994 lalu. Ketika itu, aku dengan adikku yang memang sedang belajar Los Angeles, bermalam di sebuah hotel besar, The Marriott, di pojok jalan. Kami sedang makan pagi di café, denan jendela besar dan pandangannya luas, seluar matahari pagi.

Waktu itu sekitar jam 8 pagi. Aku mengambil 'American Breakfast'-ku, scramble egg, sosis, daging ham serta roti bakar, denan segelam susu, segelas jus jeruk dan secangkir the ditambah susu panas ..... aku melihat lingkungan hotel dengan semangat. Hotel itu terletak di hook, dan café dimana aku dan adikku makan pagi, tepat di pojokannya. Perempatan kota masih lengang, hanya 1 atau 2 mobil yang melintas, walau jika lampu merah menyala, yang berkendara di mobil tetap memberhentikan mobilnya ..... Sangat teratur dan disiplin .....

Selintas memang lengang dan sepi. Tiba2, seorang mengendarai sepeda. Seorang remaja dengan memakai baju dan sepatu serta helmet sepeda, melaju agak kencang, menerobos lampu merah. Mungkin dia berpikir, bahwa sepi dan mobil tidak ada. Sinar matahari menyorot lemah, tertutup awan yang memang masih memayungi Amerika pada musim dingin ini.

Kami makan pagi sambil bercanda ria. Aku sempat melihat remaja yang bersepeda itu, menerjang lampu merah, tanpa melihat2 lagi keadaan lingkungannya. Untukku sih biasa saja, karena aku tingga di Indonesia, yang sama sekali tidak ada kedisiplinan di jalan raya, ataupun di semua tempat. Apalagi, disini, yang disebut dengan 'kendaraan' adalah hanya yang beroda empat, bukan? Atau bajaj yang berroda tiga. Dulu, becak tidak ambil peduli apalagi sepeda ....

Tiba2 aku tertegun, ketika remaja dan sepedanya terlontar keangkasa dan sebuah mobil tiba2 berhenti dan si pengemudi cepat2 turun untuk memberi pertolongan pertama. Aku tersentak!

"Gila! Dia pasti mati !", itu yang aku katakan. Karena aku melihat dengan jelas, berapa tinggi sepeda dan si remaja terlontar ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun