Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gangguan Kontrol Bahasa ('Afasia'): Salah Satu Akibat dari Stroke

3 April 2012   06:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 4341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_179878" align="aligncenter" width="588" caption="easierlivingblog.com"][/caption]

Salah satu gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak ( salah satunya kerusakan bagian otak karena STROKE ), adalah kontrol BAHASA. Seperti aku, yang mengalami 'susah bicara' ( bahkan sekarangpun masih belum lancar berbicara ), sehingga kami, penyandang pasca stroke, sebaiknya di terapi oleh terapist2 khusus, disebut 'speech teraphy' ( lihat tulisanku Kesaksianku (Bag 1): Terapi Khusus Stroke: 'Speech Therapy'). Sehingga hal ini akan mempersulit bagiku dan bagi bantyak orang untuk membaca, menulis dan mengatakan apa yang aku maksudkan, sewaktu aku awal2 terkena stroke. Gangguan dalam kontrol berbahasa ini yang disebut AFASIA.

Memang belum tentu karena stroke. Bisa juga karena tumor otak, infeksi otak, cedera otak atau gejala dimensia bagi usia lanjut. Tetapi dengan keadaanku sebagai penyadang pasca stroke, aku menyempitkan bahasanku tentang afasia karena stroke.

Jenis masalah yang aku miliki, ketika aku masih mengalami afasia berat sewaktu masih sekitar 1 bulan setelah stroke, dan bagaimana baik buruknya, itu sangat tergantung pada bagian mana dari otak kita yang rusak dan seberapa banyak kerusakan yang ada, serta jangan lupa, bahwa apapun yang ahli2 tentang ini mengatakan, bahwa sesungguhnya ada AHLI  yang akan pasti bisa menyembuhkan kita, DIA lah TUHAN kita ..... Bahwa secara medis aku tidak akan sembuh lagi, bahwa secara medis aku tidak akan bisa berjalan lagi, dan bahwa secara medis aku tidak akan bisa bekerja lagi, pada kenyataannya, AHLI itu yang telah menyembuhkanku ...... TUHAN yang selalu membantuku, dalam penantian mukjizat Nya yang nyata ( lihat tulisanku Harapan Untuk Sembuh Bagi Penderita Stroke ) .....

Beberapa afasia, beberapa aku alami tetapi beberapa juga aku tidak alami, akibat stroke :

1. Afasia Ekspresif :

Aku tahu apa yang aku ingin katakan, tetapi aku memiliki masalah untuk mengatakannya, apalagi untuk menuliskannya, apa yang aku maksudkan.

Ketika 2 hari setelah aku stroke, aku benar2 tidak bisa melakukan apapun. Tubuh kananku 100% lumpuh, tidak bisa bergerak, karena berat sekali. Aku tidak bisa berbicara sama sekali, hanya ..... aahhh .... Uuhhh .... Saja. Aoa yang aku inginkan dan apa yang aku ingin katakana, tidak bisa tersampaikan, sehingga aku memang harus bersabar, ya ..... Tuhan menginginkan aku untuk terus BERDOA, MERENUNG dan MENDENGARKAN ...... ( lihat tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan 'Berteman' dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan...( Bagian 1 ).

2. Afasia Reseptif :

Kita mendengarkan suara atau melihat tulisan, tetapi kita tidak dapat memahami kata2 sama sekali ..... Sungguh, hal ini, aku sangat bersyukur, bahwa aku tidak mengalaminya. Tetapi dengan  tidak memahami kata2, aku sangat prihatin kepada orang2 yang seperti ini. Semoga, Tuhan akan terus menyembuhkannya, sejalan dengan waktu yang Tuhan inginkan .....

3. Afasia Anomik

Aku pernah mengalami kesulitan untuk menggunakan kata2 yang benar untuk benda, tempat dan peristiwa, ketika awal2 aku terserang stroke, sewaktu masih di Amerika.

Ya, sebenarnya, ( bahkan sampai sekarang, kadang2 ) aku tahu tentang benda, tempat atau peristiwa, tetapi aku suah untuk mengucapkannya dan sering kali salah pengucapkannya. Misalnya,

Suatu saat, aku ingin menulis di selembar kertas, tetapi aku tidak bawa pinsil, sehingga aku minta pijam mamaku pensil, karena aku tahu, beliau selalu membawa pensil di tasnya. Aku katakana ke mamaku,

"Ma, pinjam ....... *aku lupa, apa yang aku mau pinjam* ...... Ma, aku pinjam ...... *terus begitu*"

Tetapi tiba2 aku ingat,

"Ma, aku pinjam mobil ......."

Mamaku langsung tertawa, masa pinjam mobil? Padahal dia tahu, bahwa aku memang membutuhkan pencil untuk menulis. Tetapi aku tidak pernah marah, bahkan aku ikut tertawa .... Dasar error ...... hihihi .....

4. Afasia Global

Kita sama sekali tidak bisa berbicaa, tidak bisa memahami pembicaraan dan tidak bisa membaca dan menulis .....

Orang yang menderita afasia, adalah orang yang memiliki masalah berbicara, seperti aku. Mereka sering kesulitan :

-          Menemukan kata yang tepat

-          Menagatakan lebih dari 1 kata atau frase pada suatu waktu

-          Sulit berbicara pada banyak orang

Tetapi afasia bisa diterapi, dengan ahli 'speech teraphy'. Bahkan, untuk kasusku, walau aku masih sering kesulitan berbicara, tetapi dukungan keluarga, sahabat dan semua teman, merupakan terapi untukku. Sampai ketika aku berbicara di depan bahyak orang di berbagai kesempatan, aku menemukan 'ahli' therapist, adalah DUKUNGAN dari berbagai pihak dalam KASIH .....

Lihat tulisanku Merajut Kemandirian Bagi 'Stroke Survivor': Sarasehan pada Hari Stroke Sedunia - 29 Oktober 2011

Banyak orang, yang TAHU bahwa ada orang yang menderita afasia, tetapi seringkali tidak memahami keadaan tersebut, sehingga penderita2 afasia sering kali putus asa, bagaimana orang tersebut mau dan bisa mengerti, bahwa 'ini bukan main2!'.

Kadang2, akupun mengalami demikian. Dalam aku dan anak2ku bercanda, tetawa lepas, tiba2 aku ingin mengatakan sesuatu, sampai aku mengernyitkan mukaku untuk mencoba mengatakan hal itu, tetapi anak2ku mengaanggap aku hanya bercanda ..... dan mereka bertambah meggoda aku. Untunglah, aku memang sangat semangat dalam kesembuhanku, sehingga apapun yang mereka lakukan, aku tidak pernah marah, sepanjang aku mengerti, bahwa bagi orang stroke seperti aku, memang kadang2 tidak banyak berbeda dengan orang2 sehat, sehingga aku selalu dianggap sehat oleh banyak orang .....

Dengan keadaan ini, banyak penderita afasia menjadi frustasi, ketika mereka menyadari bahwa orang lain tidak memahami mereka, atau ketika mereka tidak dapat memahami kata2 orang lain dengan tepat! Seorang therapist, bisa membimbing mereka untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi.

Stroke adalah salah satu penyebab afasia. Biasanya, pemulihan afasia yang disebabkan oleh stroke bisa memakan waktu hingga 2 tahun, walaupun tergantung dengan keinginan si pasien untuk sembuh. Ada beberapa cara untuk membantu penderita afasia :

-          Jauhkan kebisingan yang terlalu berat, seperti radio dan TV yang terlalu keras

-          Mulai untuk berbicara, tidak seperti kita berbicara dengan anak kecil, tetapi berbicaralah seperti biasa, dengan santai dan seakan2 tidak ada apa2

-          Jika mereka tidak mengerti, JANGAN BERTERIAK, kecuali mereka juga memiliki masalah dengan pendengaran, kareka berteriak tidak akan membantu

-          Lakukan selalu kontak mata, jika berbicara dengan seorang penderita afasia

-          Visualisasikan apa yang ingin dikatakannya, sehingga membantu untuk mengerti

Jika memang kita ingin membantu, luangkanlah waktu khusus untuk mereka. Kadang2 ini bisa menjadi jauh lebih lama, dari yang kita harapkan. Bersabarlah. Dan jika si penderita mulai frustasi, mulailah mencoba untuk terus kontak 'hati' .....

Selalu mencoba untuk menahan orang dengan afasia terlibat dalam percakapan. Periksa dengan mereka untuk memastikan mereka mengerti. Tapi jangan mendorong terlalu keras bagi mereka untuk mengerti, karena ini dapat menyebabkan frustrasi lebih lanjut. Jangan mencoba untuk memperbaiki penderita afasia, jika mereka mengingat sesuatu secara tidak benar, karena jika kita 'menyalahkannya' mereka kan frustasi lebih dalam lagi .....

Seperti aku, sampai sekarangpun, aku sering mengalaminya, walau dengan skala yang ringan, karena serangan strokeku. Tetapi dukungan keluarga, sahabat dan teman, terus membuat aku tebih percaya diri untuk terus berusaha lebih baik.

Mulailah untuk membantu orang dengan afasia lebih lanjut, karena mereka menjadi lebih percaya diri. Ini akan memungkinkan mereka untuk berlatih berkomunikasi dan memahami dalam situasi kehidupan nyata.

Dan terakhir, salah satu obat terapi yang aku lakukan adalah dengan menulis, apapun tuliannya. Ketika aku mulai menulis di Kompasiana, dalam 1 hari aku hanya bisa menulis 1 artikel. Tetapi, sekarang, aku bisa menuliskannya dari 2 artikel sampai 5 artikel, disela2 waktu kerja.

Dukungan orang2 terkasih, memang menjadi 'terapi' tersendiri, untuk seseorang yang memang membutuhkan bantuan, apapun permasalahannya .....

Tuhan memberkati kita semua .....

Salamku .....

Profil | Tulisan Lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun