By Christie Damayanti
[caption id="attachment_179581" align="aligncenter" width="622" caption="creationscience.com"][/caption]
Tidak banyak yang tahu, bahwa ada hewan khusus bernama 'Platyphus', yang hanya ada di benua Australia. Ya, benua Australia mempunyai flora dan fauna khusus, yang tidak terdapat di benua2 lain di dunia. Karena aku memang menyukai lingkungan, khususnya flora fauna, dan khususnya lagi, binatang2, di Australia, merupakan 'surga binatang', khususnya untuk aku. Binatang2 seperti koala, kanguru, wombat, dingo ( anjing dari Australia ), tazmanian, platypus dan sebagainya, hanya ada disana, walaupun seperti kanguru atau anjing dingo, masih ada di Indonesia ( di Papua ada koala pohon ) yang berdekatan dengan benua Australia .....
Platypus ( Ornithirhynchus Anatinus ) merupakan hewan mamalis endemic dari selatan Australia, walau sekarang mereka menyebar di seluruh benua. Platypus ada beberapa jenis, dilihat dari moncongnya, terdapat 5 species, dan hewan ini adalah mamalia tetapi BERTELUR, bukan melahirkan! Aneh tetapi nyata ..... Ini adalah salah satu kebesaran Tuhan .....
Penampilan yang tidak biasa ini terlihat dari segi fisik : berparuh bebek, ekornya seperti berang-berang-, berang-berang, kakinya berselaput. Mamalia ini berbisa, walau tidak mematikan. Â Platypus jantan memiliki taji ( seperti ayam ) pada kaki belakang yang memberikan racun mampu menyebabkan sakit parah bagi manusia. Fitur unik dari platypus menjadikannya sebuah subjek penting dalam studi biologi evolusioner dan simbol dikenali dan ikon Australia, itu telah muncul sebagai maskot di acara-acara nasional dan fitur di balik koin 20 sen Australia. Platypus adalah lambang hewan dari negara bagian New South Wales. (Wikipedia)
Ciri2 hewan mamalia platypus, hanya di  Australia
Ketika aku pertama kali tinggal dengan keluarga asli di Australia ( untuk 'home stay' dalam berusaha belajar tentang bahasa dan budaya ) sekita tahun 1989, aku tinggal di sebuah keluarga asli Australia, Graeme Goodsell dan Nanette Goodsell. Rumahnya besar, diatas bukit, di daerah Yaralla, Sydney. Graeme adalah seorang arsitek, sehingga rumahnya sangat menarik. Jika dari depan, tidak terlihat besarnya, hanya sebuah rumah biasa2 saja, dalam 1 lantai saja. Tetapi, begitu masuk kedalamnya dan melihat di belakangnya, tenyata rumah itu 'menggantung' di jurang, dengan hutan2 khas Australia. Sehingga, dulu Graeme berkata, bahwa,
"Jika tiba2 ada 'binatang', seperti ular, tikus tanah atau landak, bahkan wombat, tenang saja, karena mereka sudah tahu jalan pulang ....."
"Hahaha ..... aku tidak akan menyuruh mereka pulang, mungkin jusru aku akan memeliharanya", pikirku dulu. Ada2 saja .....
Tetapi, memang benar! Hari pertama aku tidur disana ( Aku mendapat kamar di bawah, lantai 2kebawah dan pemandangannya adalah jurang dengan hutan2 pinus serta suara2 cantik hewan2 hutan ..... Rumah ini terdapat 3 lantai, bukan keatas tetapi ke bawah, untuk bisa 'menjangkau' jurang ..... indah dan cantik sekali ), seekor landak, melingkar di teras kamarku. Landak khusus khas Australia ( Echidna ), tidak buas, walau jika sudah dewasa, duri2nya tetap saja tajam. Jika masih muda, landak tersebut bisa kita angkat di genggaman tangan .....
Beberapa hari disana, aku sangat excited dengan kehidupan hutan. Berhari2 aku melanglang hutan, sampai aku melihat sungai di hutan itu, dan bertemu dengan seekor platypus kecil .....
Sungai habitat platypus, di belakang rumah Greame, di Yaralla, Sydney. Platypus, besarnya seperti seekor berang2, tetapi ada moncongnya
Itu pertama kali aku melihat seekor platypus ada di dunianya yang liar, bukan di kebun binatang. Aku beberapa hari duduk mengamatinya. Anak platypus itu sering hanya sendiri, beberapa hari dia ditemani sepertinya induknya karena tubuhnya lebih besar dan terlihat 'tua'.
Lihat matanya yang kecil dan sedikit sayu. Matanya memancarkan sinar 'minta dilindungi'. Mata itu sangat lembut, selembut bulu2 halusnya .....
Di Australia, platypus juga dikenal dengan nama duck-billed, berparuh itik. Bulunya sangat lembut, dan dia tidak liar. Aku beberapa kali menganagkatnya, ketika sudah beberapa kali aku 'bermain' dengannya di 'rumahnya' ( habitatnya, adalah sungai ). Bulu2 lembutnya berwarna coklat kehitam2an. Tubuhnya ringan saja, yang aku temukan berupa platypus kurang dari 1 kg. Kata Graeme, platypus terbesar di belakang rumahnya beratnya sekutar 2 kg. Paruhnya, untuk sensor. Matanya kecil, dan sering mengerjap, ketika aku memperhatikannya, sehingga mungkin saja dia sedikit 'malu' ..... Benar2 lucu sekali .....
Jika kita berusaha 'bersahat' dengan hewan, kita bisa membuat mereka nyaman di tangan / tubuh kia, termasuk platypus ini. Seperti si echidna ( landak Australia ) yang bisa meringkuk jika di pegang, platypus juga bisa melakukannya ..... amaizing ...... lucu dan menggemaskan .....
Paling tidak, hampir setiap pagi sebelum aku berkegiatan, atau sore hari setelah aku pulang dari berkegiatan, aku menyambangi rumahnya. Kadang, dia tidak terlihat, tetapi sering memang dia seperti menungguku. Tetapi ketika beberapa hari terakhirku disana ( aku tinggal di rumah Graeme hanya 3 bulan, sebelum aku tinggal di rumah temannya, Howdy Kadarusman untuk tinggal 2 bulan lagi, platypus itu tidak pernah terlihat lagi .....
Sebenarnya, aku ingin sekali tetap disana untuk terus mengamati platypus itu. Tetapi, 'life goes on', kan? Aku tidak bisa menunggu, kapan platypus itu datang, karena aku tidak menemukan sarangnya. Sungai itu cukup besar, dan aku takut untuk 'keluar masuk' sungai. Kata Graeme juga, sungai besar itu, bisa saja ada buayanya, walau dia belum pernah melihat buaya disana, apalagi, aku hanya sendiri, hanya tinggal di sebuah rumah asing milik keluarga Greame Goodsell .....
Platypus, hewan mamalia yang bertelur, merupakan salah satu keanehan dunia fauna. Dengan kehidupan fauna Australiayang unik dan menarik, menjadikan aku selalu ingin kembali lagi kesana, untuk mengamati dunia fauna, sehingga aku tidak hanya mengamati dunia urban dan perencanaan kota saja, melainkan bisa menambah wawasan dengan tetap melihat di sekelilingku ......
Salamku dari Australia .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H