By Christie Damayanti
[caption id="attachment_178243" align="aligncenter" width="602" caption="Illustrasi - mafamily.org"][/caption]
Mendidik anak tugas yang sangat serius! Kita, adalah orang tua yang diberi tugas oleh Tuhan untuk mendidik anak kita sebagai  'wakil' Tuhan. Mendidik anak merupakan kesempatan istimewa untuk membawa anak kepada Tuhan pada saatnya, mengenal dan mengasihinya, menjadi anak2 yang berguna untuk Tuhannya dan lingkungannya. Sebagai orang tua. kita mendapatan kesempatan yang luar biasa untuk mendidik generasi yang juga luar biasa.
Generasi yang lahir di awal aad 21 ini sering disebut 'Generasi Platinum'. Platinum artinya sangat bernilai, mewah, lebih dari emas dan yang terbaik. Ciri khas Generasi latinum ini adalah : memiliki karakter  yang lebih ekspresif dan eksporatif. Tidak hanya aktif di dunia akademis, tetapi juga non-akademis yang siap menadi warga dunia yang multi talenta, multi bahasa dan multi disiplin.
1 contoh saja. Ketika anak2ku masih duduk di TK, di sekolahnya sudah diajarkan ( tentu dengan sederhana ) membuat gambar, bukan hanya menggambar dengan tangan, tetapi menggambar dengan computer. Juga anakku, minta ijin untuk les Bahasa Inggris ( masih TK ), dan satu2nya les Bahasa Inggris TK adalah di 'English First', dimana lembaga pendidikkan tersebut, urikulumnya dalah 'native speaker' dan praktek dengan computer ! Astaga ..... aku saja terheran2 manakala anakku minta les itu dan merekapun dengan berani 'berbicara' dengan gurunya yang berasal dari Inggris ......
Belu lagi, ketika mereka sudah di SD, kurikulum sekolahnya ada bahasa China, sehingga setiap hari mereka belajar melafalkan Bahasa China dan menuliskannya dalam Huruf China ..... Coba, bagaimana genrasi ini tidak akan 'multi bahasa?'.
Ada beberapa prinsip  mendidik anak secara positif dengan KASIH dan anak berdampak besar terhadap anak, sekarang dan untuk masa depannya :
1. Tetapkan sasaran mendidik anak dengan jelas.
Untuk menjadi orang tua yang efektif, awalnya adalah sasaran yang jelas dan positif. Mendidik anak itu seperti PEMANAH yang sedang membidikan anak panahnya. Sasaran utama mendidik adalah pengembangan kualitas dan karakter anak dalam kasih.
Sebagai contoh, pilih apa yang kita inginkan untuk anak kita. Makanya, sebelum perkawinan, misi dan visi masing2 orang tua harus juga jelas ( salah satunya adalah satu dalam iman ). Bahwa salah satu misi yang kita emban berbeda, masa depan anak akan terkatung2, sehingga anak akan bingung dan mencoba untuk 'melarikan diri'nya dari kdua orang tuanya. Memang, ini belum tentu semuanya bermasalah, tetapi secara tidak langsung, pasti anak2 akan bingung, mana yang mereka pilih ; papanya atau mamanya. Jika si anak focus dengan masa depannya, biasanya mereka akan bertahan.
2. Lakukanlah apa yang kita ajarkan kepada anak.
Anak2 tidak akan melakukan apa yang kita katakan, tetapi mereka akan melakukan dengan apa yang kita lakukan. Jadikan hidup kita teladan ( model ) bagi anak kita. Tujuan teladan bagi anak2 kita bukan menjadikan kuta orang tua yang sempurna, tetapi menjadi orang tua yang berwibawa dan berintegritas.
Sedikit contoh bahwa kita adalah orang tua yang berwibawa dan berintegritas adalah terus melakukan apa yang kita inginkan bagi anak2 kita  dengan senang. Anak tidak anak merokok jika kita sebagai orang tua tidak merokok ( walaupun pengaruh lingkungan juga ada ). Anak anak selalu membaca Alkitab dan berdoa ketika kita sebagai orang tua selalu mengajaknya membaca Alkitab dan berdoa.
Konsep wibawa dan berintegritas ini akan terus terbawa dari kecil hingga dewasa, bahwa anak2 itu akan menghormati orang tuanya yang tidak sama dengan orang tua teman2nya.
3. Bangunlah hubungan yang erat dengan anak.
Semakin kuat hubungan anda denan anak kita, semakin besar kemungkinan anak akan menganut nilai2 dan keyakinan kita. Semakin lemah hubungan kita dengan anak, semakan kecil kemungkinan anak menganut nilai2 dan keakinan anda. Ketekanan, stress dan kesulitan merupakan hal yang normal. Dan dalam mendidik dan mengajarkan si anak, KASIH merupakan hal yang terutama, bahwa tantangan hidup akan lebih 'ramah' jika dibarengi dengan KASIH.
Dalam mendidik anak2 dekat dengan kita, tanamkanlah terus bahwa bersyukur adalah 'sesuatu banget!'. Jika tantangan hidup dan tekanan stress memuncak, beruahalah mendidik mereka tetap bersyukur.
Ketika anak2ku melihat bahwa aku, mamanya mengalami stroke berat dan mereka 'bingung' dengan keadaan ini, ternyata aku melihat bahwa anak2ku tetap bersykur, dengan tidak pernah 'melarikan diri' dariku. Justru mereka terlihat tetap suka cita dalam KASIH, membantu dalam aku berkegiatan dan tetap berdoa dan melayani Tuhannya. Dan hubunganku dengan anak2ku sangat erat, walau sebagai anak2 ABG pun tetap ada kalanya 'bandel', tetapi tetap dalam koridor yang jelas.
4. Laksanakan rencana kita, evaluasi dan perbaiki.
Kita harus mendidik anak dengan konsisten dan terus meningkat. Apa yang kita sudah tetapkan dari awal, tetap focus untuk masa depan mereka. Jika pun ada 'plan B' dan seterusnya, tetapkan focus baru. Karena focus ini akan membuat arah masa depan anak2 kita tetap terjaga. Jika tidak, anak akan bingung dan bisa saja mereka kehilangan arah.
Misalnya, orang tua tiba2 saja bangkrut dan semua tabungannya untuk melanjutkan anak sekolah, lenyap. 'Plan B', sebaiknya dibicarakan dengan serius, bahwa masa depan anak harus tetap terjaga. Jika kita sebagai orang tua yang bangkrut atau seperti aku, sebagai mama yang stroke, tidak menyusun strategi masa depan anak2ku, dan aku menjadi depresi, anak2 anak kehilangan arah .....
Dan apapun yang terjadi, tetap focus untuk masa depan anak. Tetap bersyukur dan berdoa. Dan bila terjadi sesuatu pada kita sebagai orang tua, tetap percaya bahwa Tuhan akan merengkuh mereka dan Tiang Awan Nya anak melindungi mereka menuju masa depan yang luar biasa .....
Salamku untuk anak2 kita .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H