Waktu itu aku berkantor di Kemayoran, di sebuah proyek apartemen besar. Aku tersenyum, dan setelah itu kami terlibat banyak cerita. Aku cerita tentang pekerjaanku dan dia cerita tentang pekerjaannya sebagai supir taxi. Kami sama2 saling mendukung. Pak Maman, ternyata sangat ceria, walau menurut cerita tentang kehidupannya 'susah' dengan 3 anak yang amsih harus sekolah .....
Ketika hampir sampai ke rumahku, aku menyiapkan uang untuk membayar taxi itu. Bukan hanya kembalian dari tagihan taxi itu saja, aku juga mengambil uang lebih untuk 'tips' pak Maman, lumayan besar karena kebetuan waktu itu aku barusan mengambil uang dari atm, dan aku ingin sedikit membantu untuk keluarganya
Bagitu benar2 kami sudah sampai, aku memberikan uang bayaran taxinya serta uang 'tips' nya sambil aku katakan,
"Itu sedikit untuk anak2, juga ambil saja kembaliannya. Terima kasih, ya pak Maman".
Dan begitu aku mengatakan itu, aku membuka pintu taxi untuk keluar.
Pak Maman bergegas membuka pintunya juga, dan membantu aku keluar, sambil mengembalian 'tips' untuknya ... aku heran, kenapa?
"Terima kasih, bu. Ibu sudah memberikan kembalian uang kembalian taxinya, kenapa ibu memberikan tip lagi?"
Aku heran, boleh kan aku memberikan tips? Jadi aku tetap ngotot memberi uang itu untuk pak Maman. Alhasil, kami masing2 ngotot sampai beberapa manit. Masing2 kamipun tersenyum dan tertawa.
"Pak Maman, itu aku sangat iklas untuk bapak, mungkin setelah ini bapak bisa membelikan makanan yang enak2 untuk ana2 bapak. Mereka suka Kentucky Friend Chichen kan? Beli saja sang untuk keluarga dan bapak juga bisa makan bersama ...."
Aku melihat kilatan air mata pak Maman. Serta merta dia berhenti mengembalikan uangku. Dan langsung, dia mengambil tanganku sambil berucap,
"Terima kasih, bu", dan setelah jtu, dia hanya menatapku sambil tersenyum dan pamit membungkuk, membuka pintu taxinya, dan masuk serta melambaikan tangannya ....