Tetapi toh, dia mengatakan itu dengan ringan seakan hanya sesuatu yang tidak perlu dibesar2kan. Hehe ..... tetapi aku tetap sedikit terpikir, mengapa dia mengatakan begitu. Aku jadi teringat tentang itu, beberapa tahun lalu di Hawaii, Amerika Serikat ..... Kata beberapa orang pemilik restaurant dan toko2 di Honolulu, bahwa 'warga Indonesia itu kaya sekali. Mereka selalu memborong barang2 disana dan jika makan, mereka selalu mengajak banyak teman serta foya2'. Ah, benarkah?
Jam makan siang, ketika menjelah sampai ke Brussel, kami makan di sebuah café kecil. Buat kami, wajar jika makan bersama dan kami ( sebagai wisatawan asing yang jauh2 dari Indonesia ) merasa perlu untuk membayar makann Ethel. Tetapi ethel tidak mau menerima pembayaran kami, bahkan dia yang membayarkan makan siang kami ! Wow ..... surprise kami tidak sampai disitu saja. Begitu kami tiba di Brussel, dan setelah kami membaar taxi itu serta memberi 'tips' untuk Ethel, sekali lagi Ethel tidak mau menerimanya ..... Padahal, dengan berjarak ratusan kilometer, 'tips' ( diluar tariff taxi dan tax ) yang kami berikan cukup banyak, dan dia tidak mau menerimanya !
Aku sudah meminta nama serta alamat dan nomor telponnya, jika sewaktu2 kita bisa bertemu lagi. Keramahan dan kesopanan serta kehalusan budinya, sangat memberkas di hatiku. Dan ketika kami berjalan lagi 4 hari kemudian dari Brussel ke Paris, kami menelponnya dan dia bersedia mengantar kami juga. Dan lagi2, dia tidak mau menerima apapun dari kami, dan tetap membayar makan siang kami .....
Mungkin ini hanya sebuah cerita biasa bagi banyak orang. Tetapi, jujur, aku benar2 memberkas dihati. Sampai sekarang, kami masih sering mengontaknya lewat email, hanya untuk sekedar 'say hello' saja. Â Aku menulis cerita ini, disaat seorang temanku tadi pagi curhat di bbm, bahwa supir taxi yang membawanya ke kantor, marah2 karena temanku hanya member 'tips' dari sisa kembaliannya. Bahkan temanku sedikit di 'ancam' jika dia tidak memberikan 'tips' yang lebih banyak .....
Yang aku tahu sejak dulu, bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah tamah. Tetapi disaat ini, bangsa kita, bangsa Indonesia, menurutku seperti bangsa 'barbar' dengan banyak cerita dalam kehidupan. Bukan hanya kehilangan tentang keramah-tamahan nya saja, tetapi juga bangsa kita sedang berbalik arah dalam 'kemunduran bangsa'. Cerita korupsi, nepotisme, tahta, harta serta kehidupan berkeluarga, seakan sebagai cerita sehari2, dan cerita bangas yang ramah, lenyap tak berbekas .....
Bersyukur, aku mengenal Ethel dan sahabat2ku dimanapun aku berada. Dan bersyukur juga bahwa semua sahabatku selalu saling mendukung dalam kehidupan kita.
Ethel, mampu berbuat 'sesuatu' untuk sahabat yang baru dikenalnya, tanpa ingin pahala .....
Salamku .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H