Kami sempat berdoa di depan Altar Tuhan, mendoakan untuk keluarga dan banyak orang dalam kebahagiaanya. Dalam berwisata, kita harus tetap berdoa. Karena biasanya dalam kita bersenang-senang, Tuhan akan terlupakan karena eforia kita .....
Suasa syadu sangat mendominasi sebuah gereja. Walau Gereja2 Eropa merupakan obyek wisata dunia, tetap kita meninggalkan kesyahduannya, dan semua orang sangat mengerti dan menghormati tempat itu, bahwa ini adalah sebuah Gereja, salah satu Rumah Tuhan, sehingga walau tidak di peringati, para wisatawan disana tetap santun dan senyap dalam melihat2 sambil memotret, seperti aku .....
Interior dekoratif yang cantik, bisa membuat orang 'terbawa' suasana untuk terus memuji dan memuliakan Tuhan .....
Konsep arsitekturnya sangat cantik, dengan 'sayap' pilar2 di setiap kanan kiri Gereja ini, seakan 'merengkuh' bangunan utamanya sebagai Rumah Tuhan. Demikian juga keberadaan monument Obelisk yang dipercaya sebagai perwujudan 'tiang awan Tuhan', atau di Mesir Kuno, Obelisk adalah merupakan lambang dari dewa matahari.
Obelisk yang di Mesir dipakai untuk penunjuk jam matahari, seperti yang bisa juga digunakan di Vatican ini. Gambar diatas adalah Obelisk untuk menunjukkan jam matahari ( dari sinar matahari ).
Lapangan luas di depan Gereja, sering disebut St. Pieter Square, merupakan lapangan terbuka dengan panjang 340 meter dan lebar 240 meter, bisa menampung sekitar 250.000 orang. Dan tempat terbuka di dalam Gereja ini, dapat menampung sekitar 60.000 jemaat, sehingga total banyak sekali orang yang bisa tertampung disana jika memang ada acara2 di hari2 suci ke-Kristen-an.