"Valeeennnn ... kalÃ̱ mou ... na mou kánei ékpli̱xi̱ ..... ", aku berteriak dan membuat Ofi menubruk Valen. Valen tertawa, sambil kilat mencium bibirku.
"Hei .... hei ... Ofiiii, aku tidak mau memelukmu, tapi aku mau memeluk istriku ....", Valen tertawa, ketika Ofi terus 'memeluk' Valen.
Aku tertawa bahagia melihat 2 makhluh Tuhan yang sama-sama saling mencintai dan aku cintai dalam 'pergumulan'nya. Dan ketika makanan untuk Ofi sudah aku letakan di tempatnya dan Ofi langsung berlari mendapatkannya, aku cepat mencuci tanganku, karena Valen tidak sabar untuk menggendongku kembali lagi ke kamar kami .....
*** Pagi yang cerah ..... Sinar matahari pagi lembut menyapaku ..... Burung-burung camarku sudah berdatangan untuk 'mengambil' makanannya, remah-remah roti yang aku remas-remas di tanganku. Aku duduk diteras kamarku, memakai celana pendek putih dan kaos biru muda. Didalam kaosku, aku mrmakai baju renang. Sejak kami pindah di rumah cantik kami, hampir setiap hari aku berenang pagi sebelum memulai aktifitas kami. Kadang-kadang Valen mau menemaniku, walau hanya sekedar berendam. Kadang-kadang dia memijatku dalam kolam, dan biasanya berakhir dengan bermesraan. Tetapi jika Ofi menceburkan diri ke kolam renang, Valen langsung keluar dari kolam karena Ofi pasti membuat baju kami yang kami sampirkan di kursi, menjadi basah tidak karuan ......
Ofi duduk di sampingku, menjagaku sambil menjilat-jilat tanganku. Burung-burung camarku sudah tidak takut lagi dengan Ofi. Valen keluar kamar, dan duduk disebelahku, menemani kami untuk memberi makan camar-camar itu. Dia meremas rotinya dan lebih banyak lagi camar yang datang ke tempat kami ..... rutinitas ini sudah aku jalani ketika pertama kali aku menginjakan kakiku di Santorini, waktu itu aku masih sendiri di Hotel Mastina ...... ( [KCV] Never Ending Love Story in Santorini - Poté mi̱n Olokli̱ró̱netai Agápi̱ sti̱ SantorÃni̱ ).
Begitu camar-camar itu pergi kekenyangan, kami beranjak untuk ke kolam renang. Aku menceburkan diri dan berenang kian kemari, sementara Ofi ikut menceburksn dirinya juga, dan Valen sibuk memotret, apa yang dirasakannya dia ingin memotret aku, yang katanya, untuk di cetak dan dibingkai dalam apartemennya di Athena, jika dia sibuk bekerja. Ya, sore ini dia harus kembali bekerja di Athena, setelah libur panjang untuk pernikahan dan bulan madu kami .....
*** Sebenarnya, jarak antara Santorini dengan Athena tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 30 menit berkendara, setelah berlayar dengan ferry selama 1 jam dari Santorini. Dan sebenarnya, bisa langsung dari Athena ke Santorini via pesawat hanya 30 menit, tetapi karena ke Santorini biasanya pesawat terlalu penuh, sehingga susah untuk bolak balik kesana. Dan Valen tidak bisa terus pulang balik Athena - Santorini karena jam kerjanya yang tidak tentu. Lagi pula, kantornya sudah menyewakan sebuah aartemen cantik disana. Yah, itung-itung Athena bisa menjadi tempat aku bisa 'berteman' dengan kehidupan metropolitan yang dulu aku sukai .....
Sejak siang, kami beberes untuk Valen, barang-barang dan peralatan kerjanya .... laptop kesayangannya .... beberapa setelan jasnya, kemeja biru dan dasi biru kesukaannya ..... parfumnya, peralatan mandinya, dan sebagainya. Aku tidak ikut ke Athena sekarang, karena kata Valen, apartemennya belum siap. Mungkin malah beberpa hari ini dia hanya tinggal di hotel tidak jauh dari kantornya. Mungkin minggu depan aku ikut dengannya, setelah semua sudah rapi. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, mengiringi nyanyian Alessandro Safina, penyanyi Italy kesukaanku, aku membereskan buku-bukunya, sementara Ofi menemaniku, sambil kepalanya ada di pahaku .....
Sekitar 1 am, kami bersiap menuju Santorini Airport, antara Kamari Village dan Monolithos, untuk Valen terbang ke Athena. Aku bergayut manja ke pundaknya, semenara tangan Valen selalu memelukku, dan tangannya yang lain menarik kopernya. Ofi mengikuti kami masuk ke taxi yang akan membawa kami ke bandara. Dijalan, aku hanya memejamkan mataku sambil tetap menyandarkan kepalaku di bahu Valen. Terasa sekali 'kehilangan' setelah sekitar 2 minggu terus bersamanya setelah menikah. Valen mengusapkan punggung tangannya ke wajahku, cirri khas Valen, seperti selalu yang dia lakukan. Berkali-kali dia mengecup pipiku dan mencium bibirku ringan-ringan.
Sampai di airport, kami cepat check-in untuk mendapatan tempat duduk dan setelah itu, barulah dengan lega kami mencari tempat untuk sedikit 'ngopi sambil mengobrol untuk menunggu penerbangannya. Ofi selalu mengikuti kami, dan dia tidak mau lepas berdiri di samping Valen. Terlihat juga Ofi tidak mau lepas dengannya .....
[caption id="attachment_171445" align="aligncenter" width="300" caption="aegeanairlain.com"]