"Wowowww ..... ini lebih dari mimpiku, Valen" .... Aku berteriak keras-keras dan Valen mejawab dengan tertawa .....
Halaman belakanganya, berada di sebuah ladang anggur ..... anggur-anggur yang memproduksi Retsina, anggur Yunani yang terkenal itu. Anggur-anggur itu berwarna hijau, manis ... serta sedikit biji. Aku bisa memetiknya, lewat teras belakang rumah itu, sebelum aku memakannya ..... anggur Yunani yang sangat terkenal .....
Sementara aku masih terkagum-kagum dengan cantiknya rumah serta lingkungan itu, Valen serius berbicara dengan broker dan si empunya rumah itu ... menghitung-hitung, serta mengangguk-angguk tanda masing-masing menyetujui sewa rumah itu .... Aku tersenyum, menghampiri mereka. Aku memeluk Valen dari belakang, dan mencium ubun-ubunnya .... si broker dan si empunya rumah, sedikit tersipu-sipu melihat tingkahku, secara desa kecil ini madih sedikit 'orthodoks', sebagai tempat di jaman sekarang .....
Mereka masih serius tentang bisnis sewa rumah itu, sementara aku mencari minuman, tepat di seberang rumah itu ... sebuah toko kecil menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, apa lagi Retsina, yang aku sukai setelah aku 2 bulan berada di Santorini ... dan aku menyuguhkannya di meja tempat Valen dan kedua orang itu berada. Aku duduk di sisi kiri Valen, dan nenyandarkan kepalaku di pundak Valen ... dan lagi-lagi si broker dan si empunya rumah tertunduk malu, ketika Valen mencium bibirku .....
*** Menjelang siang setelah kami makan siang di sebuah cafe kecil, dekat rumah, yang menyediakan 'fish & chips' dengan saus mozarelle dan Horiatiki, salad khas dari Yunani, dekat rumah yang sudah sewa, kami kembali lagi kerumah cantik itu. Kami akan mulai mendadaninya, karena mungkin beberapa hari ini, kami akan menempatinya. Keledai-keledai kami masih merumput, dan setelah kami kembali ketempat mereka, kami menunggainya untuk mencari toko perabotan rumah tangga.
Pasar tempat toko itu sedikit ramai. Banyak pedagang bungan menawarkan dagangannya ke Valen, yang katanya untukku ... Valen tersenyum, karena dia tahu aku sangat menyukai bunga yang diselipkan di belakang telingaku, serasa seperti putri ...... Aku memilih mawar merah yang masih kucup, sewarna dengan blouse merahku dengan detail bunga mawar. Valen mengambil mawar kuncup itu dari tanganku, dan menyelipkannya ke telinga kananku ..... lalu, dia mengecupku di keningku ....aaahhh, bahaganya aku .... dan aku membalasnya dengan mengecup bibirnya, sambil tersenyum manja .....
Tanpa kata-kata, masing-masing dari kita saling menatap, saling tersenyum ... memperlihatkan sari madu di wajah kami .....
Di toko perabotan itu tidak banyak yang kami beli. Justru kami banyak membeli asesoris untuk hiasan dekoratif, kesukaanku .... Valen membiarkan aku memilih yang aku inginkan, sementara dia justru mencari peralatan listrik untuk kebutuhannya bekerja. Barang-barang baru kami, akan diantar ke rumah baru kami, besok ... dan sementara ini, sampai sore kami hanya berjalan bergantian, menunggai keledai atau menuntun keledai, ketika kami ada di jalan menanjak ....
*** Tiba-tiba aku melihat seekor anak anjing Dalmatian ( anjing putih dengan totol-totol hitam ) kurus, menatapku dengan mata memelas .... uhh ... uuhhh .... si Dalmatian itu minta aku memeluknya, tangannya naik keatas, seakan minta aku menggendongnya ... seketika air mataku merebak, ketika seorang kakek tua disampingnya mengatakan, bahwa anjing itu sudah sebatang kara dan banyak anak naal yang selalu mengganggunya .....