Selain itu, paniki tetap bis di goreng dan dibikin sate. Tetapi, menurutku paniki yang digoreng, tidak terlalu mengasikkan, secara dagingnya memang kecil dan hanya tulang'melulu'. Jika di buat sate, seperti daging ayam tetapi lebih keras. Buatku, masakan paniki lebih bisa dinikmati dalam kemewahan dari rempah2 serta bumbu2 khas Menado .....
Sebenarnya, daging paniki itu sendiri, tidak banyak bisa dinikmati, karena jika hewan ini kecil, kita seperti  memakan 'ceker' ayam. Jika memang besar, tentulah kita bisa menikmatinya. Sensasinya adalah, ketika kita memakan sayapnya .....
Aku teringat ketika pertama kali aku memegang sayap paniki ini, lebar ..... dan semakin lebar jika aku menggigitnya .... ditarik 1 tangan, tidak bisa ..... ditarik 2 tangan, tetap tidak bisa ..... dipotong .... tetap saja 'alot' ..... hihihihi, aku sangat geli sendiri dulu, bagaimana cara memakannya??
Briggita tertawa melihat cara makanku dulu, sehingga dia mengajarkannya. Ternyata, jika makan paniki, jangan di tarik2 atau di'betot2' ..... karena jika begitu, sayap paniki ini malah bertambah 'alot'. Brigitta mengajarkan, aku harus dengan lembut dalam memotongnya, hanya dengan 1 gigitan saja. Ya ..... ternyata memang benar. Sayap paniki ini, ternyata lembut di mulut, lidahku bisa merasakan dengan enak dan nyaman, walau dagingnya sendiri buat aku tidak merasakan sensasi yang aku harapkan, mungkin seperti daging ayam walau lebih keras .....
Konsep makanan paniki ini sih, menurutku tidak ada originalitasnya. Tetapi hanya rasa dari kemewahan bumbu rempah2 khas masakan Manado inilah yang membuat masakan paniki menjadi luar biasa. Paniki atau kelelawarnya hanyalah 'pelengkap' saja .....
Menurut referensi yang aku baca tentang kelelawar, habitat keleawar semakin berkurang, karena hutan dan pohon2 semakin terdesak oeh aktifitas manusia dan pemanfaatan lahan untuk hutan dan pohon2 justru sudah menjadi pemukiman, termasuk juga di daerah Manado. Termasuk karena kelalawar sudah sering diburu, menjadikan hewan ini populasinya semakin sangat berkurang, sehingga memang masakan paniki sekarang ini sangat jarang, pun di daerah Manado.
Terakhir aku makan paniki ada di sebuah restaurant di mall di Jakarta Selatan, sekitar tahun 1998-an, pun sedikit sekali. Si empunya restauran hanya menyimpannya di bawah meja, hanya 'menunggu' konsumen yang memang membutuhkannya. Karena, katanya paniki juga bisa membuat 'obat' ..... aku tidak tahu sama sekali, tetapi yang jelas, masakan paniki dari Manado, merupakan salah satu makanan eksotis yang aku suka .....
Mau coba??? Nyam ..... nyam ..... nyaaaammmmm .....
Sumbur gambar : dari Google.