By Christie Damayanti
[caption id="attachment_162775" align="aligncenter" width="633" caption="shirasilver.com"][/caption]
Siapa yang tidak mengenal Kotagede di Yogyakarta? Sebuah tempat khusus untuk kerajinan perak bakar, yang sudah sejak lama ada disana. Banyak kerajinan perak yang diolah menjadi berbagai ragam dan bentuk, apapun bisa dibuat dengan perak, mulai dari perhiasan tubuh, hiasan rumah, alat2 rumah tangga, dan sebagainya. Kotagede terletak sekitar 10 km dari pusat Yogyakarta dan sangat diminati oleh wisatawan, terutama wisatawan manca negara.
Dulu ketika aku masih kecil, Kotagede yang menjadi penghasil kerajinan perak bakar di Yogyakarta ini, tidak menyediakan fasilitas untuk wisatawan melihat dan mengamati dalam pembuatannya. Tetapi, beberapa tahun belakangan ini, beberapa perusahaan besar, membuat tempat untuk kuta para wisatawan melihat dan mengamati proses pembuatannya, mulai dari mendesain, membuat, membakar sampai membersihkannya serta bisa dijual. Dan ternyata, proses pembuatnnya sangat rumit dan luar biasa ..... Beberapa perusahaan pun membuat kursus singkat tentang mendesain dan merancang perhiasaan, membuat hingga selesai untuk dibawa pulang ..... Sangat menarik !
Jika di Imogiri kita bisa kengikuti kursus membatik ( lihat tulisanku Wisata Membatik : Seni Tradisional HARUS menjadi 'Heritage' Indonesia , di Kotagede kita bisa mengikuti kursus membuat kerajinan perak. Ternyata, kota Yogyakarta benar2 adalah pusat terbaik untuk berkebudayaan .....
Ini sedikit membagikan 'ilmu' untuk membuat kerajinan perak bakar, walau aku belum bisa karena ak hanya memakai 1 tangan saja. Aku sih tidak keberatan untuk mencobanya, tetapi justru merekalah yang keberatan karena untuk membuat kerajinan perak bakar ini, dibutuhkan tenaga dan agak 'berbahaya', misalnya, dengan pinset yang detail, dengan solder atau api untuk membakarnya atau dengan palu untuk menempanya ..... Bukan seperti membatik, hanya sedikit panas, ketika lilin2 menetes di tanganku dari cantingnya .....
Dalam aku mengamati proses pembuatan perhiasan, aku ditemani seorang kepala pengrajin perak bakar, pak Tugino namanya. Dan aku bebas menanyakan banyak hal yang aku ingin ketahui tentang kerajinan ini. Dimulai dengan perancangan desain perhiasannya ( seperti arsitektur). Didesain di kertas dengan memakai pensil dengan ukuran yang diinginkan. Bisa minta di desain kan atau desain sendiri untuk minta dibuatkan.
Desainnya harus detail, kecuali kita bisa mengamatinya. Karena jika tidak detail, sang pengrajin harus membuat sendiri untuk improvisasinya.
Aku hanya menerawang, bahwa kerajinan ini teknologinya sejak jaman dulu, pun semakin lama semakin aku takjub! Bahwa ini adalah warisan budaya kita, budaya Indonesia! Buat aku, ini membanggakan sekali.
Setelah desain ditentukan, proses dilanjutkan dengan memindahkan desain kecetakan dan penempaan. Lempengan perak atau benang perak ( tergantung desainnya ), masing2 pengrajin membuat desain itu dengan sangat detail.