Dan sekitar 2 minggu, daganganku mulai menipis. Kami gembira karena ternyata usaha kami berhasil. Sebelum habis, kami membeli bawang merah dan telur asin lagi ke Brebes dan kami mengulangi tahapan2 seperti sebelunya .....
Berkali2 kami mengulanginya dan dengan cepat tabunganku bertambah. Kami mulai memikirkan untuk banting setir, dari kuli proyek ke pedagang bawang merah dan telur asin eceran. Dan mulailah aku bernegosiasi dengan pemilik tanah majikan istri ex tukangku di Brebes. Dia memodali tanah, benih, pupuk dan pekerja, kami membeli lebih mahal dari tengkulak asal kami bisa langsung untuk berhubungan jika kami membutuhkannya. Cara itu kami anggap berhasil dan kami bekerja sama untuk bulan2 berikutnya pada masa panen ini.
Hampir satu tahun kami menjalankan usaha ini dan dengan modal sabagian pesangonku, tabunganku bertambah dengan cepat. Kami mulai memikirkan usaha ini setelah ada seseorang yang menawarkan kerja sama berdagang bawang merah ke Singapore. Kami mulai hitung2an dan bolak balik kami ke Brebes untuk mencari tanah menanam bawang merah sendiri.
Ketika kami sesaat sebelum menanda-tangani penyewaan tanah di Brebes, si tuan tanah yg tanahnya sekitar 1 km dari tanah yang mau kami sewa, menceritakan, akhir panen itu bawang merahnya di jarah ....... astaga ..... ternyata penjarahan sudah sampai Brebes ..... kami tidak jadi menandatangani sewa tanah untuk menanam bawang merah. Kami takut, kejadian di Jakarta terulang lagi, kerusuhan sebagian berawal dari SARA .....
Begitu kami di rumah, aku mulai bingung lagi untuk bagaimana kami bisa kerja, karena takut tentang penjarahan.
"Terima kasih, Tuhan, Engkau sudah memberikan waktu untuk berusaha dan memberitahukan bahwa mungkin akan ada penjarahan lagi, tanpa kami bisa memahaminya ....".
Dan beberapa hari setelah itu, Brebes di landa cemas karena panenan bawang merah benar2 terjarah sampai habis2an karena memang waktu itu bawang merah termasuk barang dagangan berharga mahal selain cabe merah.
Kami sempat terpukul. Tetapi - luar biasa Tuhan - tiba2 kami dikontak seseorang yang ingin membuat rumah mewah beserta interiornya, karena rumahnya dibakar saai habis ketika kerusuhan !!!
Ya ampun ...... ternyata masih ada orang kaya yang ingin membuat rumah disaat Jakarta 'berhenti' berkonstruksi. Puji Tuhan ...... Dan itulah awal mula kami mulai lagi bekerja sebagai arsitek ... dan hidupku ternyata tidak sampai berubah. Kami tetap bisa hidup dengan baik tanpa mengurangi kualitas hidup kita dan anakku tidak sampai menangis minta susu .....
Terima kasih, Tuhan ...... karena kami percaya bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan pada kami, tetapi pasti Tuhan merencanakan masa depan kami, sungguh luar biasa ......
Salamku ......